tag:blogger.com,1999:blog-41125784385063681122024-03-18T12:57:55.544-07:00Cerita Seks BugilCerita Seks | Seks Bugil | Kumpulan artikel seks | Cerita seks terbaru | Cerita panaslobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.comBlogger317125tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-30972014209237430872012-09-14T10:27:00.001-07:002012-09-14T10:28:13.173-07:00Seks Bugil Kenikmatan Dengan Debby<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/2012/09/seks-bugil-kenikmatan-dengan-debby.html" target="_blank">Seks Bugil</a> Pagi itu, matahari belum mampu mengusir embun putih yang menyelimuti sebuah villa mewah di kawasan Puncak Tiket. Beberapa embun masih terlihat melayang geng angin. Tunas pinus masih ditutupi dengan embun pagi putih. Villa rumput masih basah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di dalam bak mandi air hangat, berendam Theo dan Debby duduk mesra memeluk. Dia duduk di paha Theo. Telapak tangannya mengusap busa guru matematika saat itu, dan dia merasa tangannya menyabuni punggungnya. Peluk mereka sangat erat dengan dada mereka saling menekan satu sama lain. Debby sesekali menahan nafas saat peregangan tubuhnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menggeliat dada menyebabkan puting payudaranya nafsu mengalir melalui tubuhnya. Puting itu mengeras setelah beberapa gosok dengan Theo gelembung sabun mulus dada diisi. Selangkangan yang terendam dalam air hangat ketika dibakar nafsu penis menyentuh vaginanya. Debby menggoyangkan tangannya dari belakang leher ke Theo. Sementara penyabunan, leher menariknya <a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/2012/08/seks-bugil-pemerkosaan-gadis-dalam.html" target="_blank">Seks Bugil</a>.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Debby sangat mencintai Theo," bisiknya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Theo menggosok bahu dengan busa yang kaya. Busa dan gelembung membentuk bola kecil meleleh ke bagian atas dada dan punggung Debby. Dan menatap wajah cantik. Wajah yang terlihat semakin menarik sebagai gelembung sabun memenuhi lehernya yang jenjang. Disibaknya gadis rambut kembali. Foam dan kecil bola melekat pada rambut gadis itu, dan kemudian bola meletus. Menawan. Sangat cantik dan menawan, jantung bisik Theo <a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/2012/08/seks-bugil-seorang-janda-lesbian.html" target="_blank">Seks Bugil</a>.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mungkinkah aku jatuh cinta untuk kedua kalinya?, Theo bertanya-tanya dalam hati. Jatuh cinta dengan seorang mahasiswa yang masih muda dan nakal? Kenapa? Kenapa ..? Apakah karena itu menciptakan sensasi dan kepuasan? Ah .., Theo bergumam sambil mendesah. Kemudian mencium anak di dahi rambut gadis itu. Ia tidak mampu memikirkan pertanyaan-pertanyaan berkecamuk di pikirannya. Debby perilaku lembut dan kadang-kadang liar telah lumpuh alasan. Dia tidak bisa berpikir ketika meluap nafsu membakar tubuhnya <a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/2012/06/seks-bugil-melayani-birahi-pembantu.html" target="_blank">Seks Bugil</a>.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Theo juga sangat mencintai Debby Theo Sebelumnya pernah merasakan sukacita terbakar nafsu seperti saat ini ..." Theo mengatakan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mereka bola mata seolah-olah untuk melihat isi hati mereka. Lalu Theo menarik tubuhnya akan lebih erat melekat pada tubuhnya. Disabuninya punggungnya dengan telapak tangannya. Saat ia mengusap busa, tangannya terus mengembara untuk tenggelam ke dalam air. Lump-usapnya mengusap pantatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk sesaat, ia menahan napas saat meremas gumpalan pantat masih kenyal. Karena gadis itu duduk di paha, pantat benjolan itu terasa lebih kenyal daripada biasanya. Theo batang kemaluan lebih keras ketika kontak dengan vagina gadis itu. Dia bisa merasakan kelembutan bibir luar vaginanya saat bergesekan dengan bagian bawah batang kemaluannya. Dan dengan belaian lembut, dan tahan lipatan telapak tangannya bahwa keledai kenyal roti itu. Dia bisa merasakan Debby anus di jari tengahnya. -Usapnya mengusap beberapa kali untuk merasakan kehalusan lipatan daging ujung jarinya antara rektum dan vagina.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Theoo .., Theo nakal!" Debby mendesah sambil menggeliat pinggulnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Meskipun leher basah, Debby merasa merinding di lehernya dan nikmat kesemutan yang disebabkan mengalir dari vaginanya. Dia meregangkan pinggul. Peregangan itu menyebabkan lebih bebas Theo telapak tangan digosok. Caress. Dia mencium leher berulang kali ketika Theo Theo merasa ujung jari menyentuh bagian bawah bibir vaginanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tak lama kemudian, telapak tangan yang jauh bersama sampai ia merasakan lipatan bibir luar vaginanya mengucek disikat. Debby berulang kali mencium leher Theo. Panas dan liar ciuman sebagai ekspresi banjir nafsu yang melanda dirinya. Kadang-kadang lidahnya menjilati, menggigit sesekali dengan gemas. Dia bisa merasakan lendir nafsu yang memimpin lebih dalam vaginanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Karena vagina terendam dalam air, menyapu menyapu-di dinding dan merasa bibir vaginanya yang abrasif. Setiap menggosok waktu, lendir di vagina segera larutkan ke dalam air. Fingertips menjadi terasa lebih kasar daripada biasanya. Keinginan membara untuk mengeringkan tingkat kenikmatan yang lebih tinggi dari biasanya. Ekstasi hampir setara dengan menari lidah liar Theo di antara lipatan bibir vaginanya sambil membelai vaginanya di balkon villa. Dia terpaksa menahan nafas untuk mengontrol kesenangan yang dirasakan dalam tubuhnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Shh .. Shh Aarrgghh ...." dia mengerang berulang kali.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu ia bangkit dari pangkuan pria itu. Dia tidak ingin mencapai orgasme hanya karena chuck chuck-jari yang terasa kasar di lubang vaginanya. Tetapi ketika berdiri, lututnya terasa goyah. Sebuah rasa nikmat di vaginanya telah membuat dirinya seolah-olah ia sedang melayang. Lututnya tampak kehilangan sendi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Theo cepat bangkit berdiri. Tangannya segera berbalik gadis itu. Dia tidak ingin seorang gadis muda yang dicintainya dijatuhkan. Nya Disangganya kembali ke dadanya. Kemudian lagi menuangkan sabun cair ke telapak tangannya. Dan mengusap perut sabun cair-usapkannya gadis muda. Ketika bergerak ke atas telapak tangan busa, didorong dan menggumpal di antara ibu jari dan telunjuk. Dan ketika gelembung yang bertabrakan di kurva bawah payudaranya, dia meremas dengan lembut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kedua payudara yang kenyal dan itu licin dan sangat halus. Pindah telapak tangannya ke atas. Dia sengaja membuka ibu jari dan jari telunjuk sehingga payudara puting masih kecil itu jari mencubit nya. Untuk sesaat, puting diperas diperas meremas dengan lembut. Puting meremas kiri dan kanan secara bersamaan. Dihapus. Diperas kembali. Kemudian gosok telapak tangan dan berhenti di leher gadis muda.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Theo, aargh .., menyabuninya sangat panjang, aarrgghh .." Debby mengerang saat ia mengulurkan pinggulnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia merasa batang kemaluan Theo lebih keras dan lebih besar. Mungkin karena ia merasa itu masuk batang kemaluan terselip di antara lipatan pantat cowok. Lalu ia mendongak ketika ia melihat kembali. Dia mengangkat tangan kanannya untuk menarik leher pria itu, dan menciumnya lembut. Lidahnya dan bergerak-gerak liar untuk memutar lidah Theo. Tangannya meluncur turun kirinya, dan testis meremas dia dengan putus asa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Theo bergerak menuju telapak Debby pangkal paha kanannya. Sejenak ia membelai rambut keriting nya di atas vaginanya. Nikmati bulu masih pendek dan halus pada ujung jari-jarinya. Kemudian tangannya meluncur turun. Vagina kecil dihapus berulang kali. The Vagina baru sekitar 7 jam yang lalu membran perawannya Dipasrahkan akan disahkan oleh jamur tongkat kemaluannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jari tengah terselip di antara bibir vagina bagian luar. Mengusap berulang kali. Telapak tangannya penuh dengan gelembung sabun membuat bibir vaginanya dan pangkal paha menjadi sangat licin. Langkah klitoris tampak menggeliat sambil mengusap telapak tangannya. Klitoris semakin keras dan licin dengan gelembung lendir dan sabun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Aarrgghh ..!" Debby mengerang saat merasakan penis mendapatkan dorongan kuat ass lipatan sepotong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia merasa nafsu lendir membanjiri vaginanya. Lendir pasti dicampur dengan busa sabun, pikirnya. Lalu ia berjongkok agar vaginanya terendam ke dalam air. Kesenjangan antara membersihkan bibir vaginanya digosok dengan dua jari.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketika melihat ke atas, ia melihat Theo memiliki poros kemaluan tepat di depannya. Stem telah membengkak alat kelamin dan terlihat mengangguk. Ada setetes lendir ujung batang kemaluan menghiasi itu. Tepat di tengah-tengah dari jamur yang berwarna kecoklatan. Itu indah, dia bergumam. Dan menatap warna kemerahan di lekukan antara jamur dan poros kemaluan itu. Sekejap mata menonton mereka kurva yang indah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah diamati, meremasnya lembut poros kemaluan. Kemudian diarahkan ke mulut. Mencium jamur tip. Ada 'diam' ketika ia melepaskan ciumannya. Setetes lendir yang menghiasi ujung jamur dipindahkan ke bagian dalam bibir celah kedua. Untuk sesaat, matanya setengah tertutup ketika ujung lidah dan dua bibir lendir rasa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tubuh Theo bergetar nikmat menolak ketika ia melihat lidah dan bibir bergerak lendir mencicipi Debby. Mencicipinya dengan perasaan! Jadi erotis! Batang menjadi ayam semakin keras. Berdiri tegak! Dia meraih bahunya karena tidak lagi mampu mengontrol tekanan darah dalam pembuluh darah memenuhi poros kemaluannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah berdiri, Debby merasa Theo telapak mengangkat paha kirinya. Saat ia mencium bibirnya, telapak tangan masih memegang bagian belakang pahanya sampai dia punya kakinya melilit pinggang pria. Dia masih berusaha untuk menyesuaikan keseimbangan ketika ayam jamur Theo menyelinap ke celah antara bibir vaginanya. Karena tubuhnya masih belum seimbang, jamur itu memisahkan. Theo sedikit menekuk lututnya saat ia mencoba menyelinap kemaluannya jamur kembali. Dia sangat ingin merasakan belakang vagina sempit meremas poros kemaluannya. Mendengus pernapasan menentu. Dalam terburu-buru, dia mendorong pinggulnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Argh, aarrgghh .., Theo!" Debby mengerang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Masih sakit?" Theo bertanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Ini menyakitkan sedikit .." Debby mengatakan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Theo ayam batang tarik perlahan, kemudian mendorong kembali perlahan-lahan pula. Sementara mendorong, ia menatap vaginanya. Matanya berkaca-kaca seolah-olah kabut yang menutupi matanya ketika ia melihat bibir luar vagina bergabung dipaksa dengan batang kemaluannya. Ia masih menatap terpesona karena perlahan-lahan menarik kembali poros kemaluannya. Yang luar bibir vagina dan karena pecah sengaja menunjukkan lipatan vaginanya celah pink!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Masih sakit, Sayang?"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Hmm!"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Apakah itu sakit?"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Enaak .., Theo!"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Theo tersenyum. Dilumatnya bibir saat ia dicap pinggulnya. Dengan cepat, tongkat kemaluannya ditusuk. Dia berhenti berdebar pinggul dan berdiri kejang setelah serviks merasa tersentuh oleh cendawannya tip. Wajah dan menatap murid tercinta pernah dikagumi!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Selain cantik dan seksi, bahwa siswa tidak pernah meminta atau membantah ketika ia menabrak kemaluannya sambil berdiri. Murid taat serta memiliki ide-ide liar yang sensasional dalam bercinta. Mungkin ini memang diberkati dengan bakat siswa saya membuat, kata Theo pikir. Bakat untuk menaklukkan pria! Betapa beruntungnya aku menjadi guru! Theo tarik perlahan poros kemaluannya. Tangan meremas pantatnya cowok dan yang lainnya meremas dadanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Aarrgghh ..!" Debby mengerang saat ia merasa poros Theo kembali kemaluan menusuk vagina.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ia terpaksa berjinjit karena rasanya seperti membelah batang kemaluan vaginanya. Tangannya erat merangkul leher Theo. Dia ingin menggantungnya di leher. Lututnya terasa lemas menahan kenikmatan menjalari tubuhnya. Panas nafsu membuat pori-pori di tubuhnya menjadi terbuka. Butiran keringat mulai merembes keluar dari pori-porinya, bercampur dengan busa sabun yang tersisa di beberapa bagian tubuhnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Semakin sering kemaluan jamur pria akhirnya menyentuh rahimnya, semakin Anda keringat merembes melalui tubuhnya. Sampai akhirnya mengkristal keringat terlihat di kulitnya! Kali napas Debby beberapa berhenti ketika Theo menarik batang dan dorong kemaluannya. Menarik dan terjun pesat sampai merdu itu dipotong-dipotong 'setiap kali bentrok selangkangan selangkangan dengan Theo. Dan setiap kali saya mendengar 'memukul' suara, rasanya seolah-olah darah berdesir ke atas mahkota.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Aarrgghh .., aarrgghh .., Theoo!"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Theoo .., Debby pipiis ..!"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Moan yang membuat Theo pinggul lebih cepat dicap. Keringat mengucur dari dahinya. Dia mencoba menahan napas untuk mengendalikan tekanan untuk menyemprotkan air mani dari lubang batang kemaluannya. Tapi orgasme gadis muda dia menyukainya rupanya membuatnya tidak lagi mampu menahan tekanan dari testis semen mengalir. Vagina sempit meremas berdenyut poros ayam. Menyedot air mani yang masih terjebak dalam batang kemaluannya. Buatlah tak berdaya untuk mengontrol tekanan poros semen lubang penyemprotan ayam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Aarrgghh .. Aarrgghh ..!! Debby, aarrgghh ..!" Theo meraung sambil menyodorkan poros ayam mendalam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Theoo .., Ssst, Ssst .." Debby desis berulang kali ketika rasa air mani pria yang dicintainya itu 'menembak' mulut rahimnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">'Shots' yang pertama panas dan bergerak naik untuk membuatnya berdiri kaku dan punggungnya melengkung ke belakang. 'Shots' kedua dan ketiga membuatnya semakin tergantung berjingkat setengah leher Theo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Aarrgghh .., Debby! Argh .., enaknya!" Theo mengerang di telinga Anda yang murid yang dikasihi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Theoo .., .. Ssst, Ssst ..!" Debby mendesis juga berulang kali tak lama setelah lepas dari puncak orgasme!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Theo lap telapak tangan benjolan Debby ass. Telapak tangannya masih dapat merasakan kedutan-kedutan di pantat benjolan ketika dia mencapai puncak orgasmenya. Dan dengan kekuatan yang tersisa di tubuhnya, di benjolan ass tarik karet sehingga mereka tidak jatuh. Dia tidak ingin dia turun karena ia masih ingin menjaga poros kemaluannya jauh di dalam kelembutan vagina yang sempit. Vagina dikagumi, muda, segar, dan masih berwarna pink!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Puas, Sayang?" Theo berbisik, menggosok punggung Debby.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Puas benar-benar!"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Theo sangat menyayangi Debby."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Debby juga sangat menyukai Theo," kata Debby, mencium bibir Theo.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mereka terus berciuman mesra untuk membendung kontrak Theo Vagina kemaluan dan terlepas dari Debby.</div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-45371540463904264542012-08-13T10:51:00.001-07:002012-09-07T11:22:08.724-07:00Seks Bugil Pemerkosaan Gadis Dalam Kereta<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Seks bugil</a> Sebelum saya menceritakan kisah perkosaan, pertama kali diperkenalkan Rasti pembacaa ... nama saya, tinggi 163 cm, halus kulit putih, aku hanya mencapai 16 tahun, saya pergi ke sebuah SMA bergengsi di Jakarta. Semua teman saya selalu memuji kecantikan wajah saya adalah wajah campuran Jepang (ibuku) dan Amerika (ayahku), juga aku selalu merawat tubuhku dengan potongan pantatku kebugaran sehingga hasilnya adalah ketat, padat dan seksi. Besar ukuran payudara 34B yang cukup membengkak dan ketat, dan karena aku memakai salep khusus, putingku menjadi warna pink kemerahan meskipun sering disedot oleh seorang pria. Pertama kali saya tahu bahwa ketika saya melakukan hubungan seks 3 kelas SMP, saya penasaran dengan penis cowok, maka saya meminta pacar saya yang memiliki dua kelas SMA untuk menunjukkan penisnya, dan tentu saja dia senang memperlihatkannya, maka itu waktu untuk beberapa alasan aku terangsang oleh sentuhannya, dan akhirnya datanglah peristiwa yang menyebabkan kehilangan keperawanan saya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Biasanya benar, orang yang "meminta" pertama tapi aku tidak pernah malu untuk "meminta" pertama karena keinginan seks saya tinggi. Cerita dimulai ketika aku baru pulang dari rumah teman jam 8 malam, menunggu kereta tiba-tiba datang terlambat. Aku terus menunggu bahkan sedikit membosankan. Tentu, ortuku menyuruhku untuk menggunakan kendaraan pribadi tapi aku lebih memilih kendaraan umum karena aku tidak ingin menjadi anak manja yang kemana-mana dengan mobil. Aku melihat jam tangan saya menunjukkan pukul 9 malam, kereta akhirnya tiba, saya pergi dengan itu <a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/2012/08/seks-bugil-seorang-janda-lesbian.html" target="_blank">Seks Bugil</a>.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di dalam mobil saya hadiri, hanya ada aku dan 5 ayah yang melemparkan kursinya. Ketika aku masuk, pandangan mata sang ayah menjadi 5 liar bagi saya karena pada saat itu, aku memakai seragam sekolah nakal di antara seragam semua. Abu rok abu-abu saya adalah 15 inci di atas lutut, dan saya juga membuka dua kancing kemeja seragamku. Aku suka memakai baju seksi tapi aku percaya diri dengan tubuh saya gemuk, saya juga suka acara saya yang luar biasa kepada manusia atau apa yang orang katakan pamer.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebagai imbalan atas pandangan mereka, saya hanya memberikan senyum kepada mereka. Lalu aku duduk di depan seorang ayah yang tinggal 50-an menghancurkan, dia terlihat bijaksana pembunuh mengingatkan saya pada guru saya di sekolah saya. Aku melihat ayah tersenyum ke arahku, menatap rokku seolah-olah dia bisa melihat apa yang ada di balik rok saya. Aku, aku adalah senang diliati seperti ini. Karena mungkin aku lelah, aku tertidur <a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/2012/06/seks-bugil-melayani-birahi-pembantu.html" target="_blank">Seks Bugil</a>.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba saya merasa kesemutan di kedua payudara dan puting, spontan aku membuka mataku lalu aku menemukan tangan saya diikat pada besi yang ada di atas kepala saya (tuh ... itu tempat untuk drop bagasi) dengan posisi yang masih duduk di kereta, juga seragam dan rokku robek, mungkin karena saya terlalu lelah dan aku tidak menyadari ketika mereka merobek baju dan rok. Bhku tidak tahu entah kemana, sekarang dadaku kencang, putih mulus, dan pengukuran bulan 34B-bulanan sampai empat orang pria yang sedang mengerjaiku. Lalu aku merasa ada yang menusuk vagina saya yang masih terbungkus celana dalam merah muda.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ternyata ada yang lebih menusukkan jarinya ke dalam vagina saya, saya mendesah "Aaahh .... terus ..... jaaaa .......... rhenti bersama!" Karena sensasi tusukan jari dan vagina menjilat-jilat dari 4 orang yang menjilati setiap sudut jiwaku bahwa itu membuat dada saya menjadi tinggi tak tertahankan. "Yah, ya gadis benar-benar menyukai, sudah cantik, seksi, nafsu tinggi lagi ...." kata bapak yang berada di depan vagina saya, saya tidak mendengar jelas karena aku adalah orang pertama yang mencapai orgasme, mungkin kalau aku mendengarnya dengan jelas, saya takut mati. Lalu celana dalamku sudah basah dari cairan berat keluar dari vagina disebabkan oleh orgasme dilempar keluar dari jendela kereta. Aku hanya bisa mendesah "mmmaaahhh ...." ketika ayah yang berada di depan vaginaku mulai menjilati klitorisnya dan menyentil-nyentil <a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/2012/06/seks-bugil-tanteku-yang-nakal.html" target="_blank">Seks Bugil</a>.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sang ayah terus menyapu sekitar bibir dengan lidahnya sampai pangkal paha cairanku ditelan, sementara empat ayah yang makan berebut untuk menjilat dadaku dadaku. Lalu tiba-tiba ayah dari empat dari dua payudara yang telah menyiram mereka, dan 2 dari bapak itu mengangkat kakiku ke atas sehingga vagina saya bangkrut, kemerahan, dan masih jelas terlihat untuk mempersempit mereka. Lalu ayah yang sedang menjilati vagina saya, sekarang menempatkan kepala penisnya di pintu masuk vaginaku, lalu dia langsung menyodorkan penisnya besar, hitam, dan jauh ke dalam vagina yang basah. Aku berteriak "aaahhh ... pak sakit", "baik tapi sakit ...." jawab si ayah yang mengangkat kaki kiriku, lalu bapak yang sedang mengaduk-aduk vaginaku berkata "ya gadis gila, memiawnya benar-benar sempit, aku tidak kuat lama ya", maka sang ayah segera dipompa vagina saya secara perlahan tapi pasti, ketika saya deep-merasa menyenangkan sodokan penis ayah dan aduk di dalam vagina, tiba-tiba kedua putingku digigit oleh dua ayah yang telah berdiri sendiri. Kemudian ayah kedua yang memegang kaki saya, dasi kaki saya ke dalam tangan besi yang ada sehingga tali sekarang vaginaku lebih terangkat. Kemudian ayah kedua dari handycam sebelum mengambil tas mereka sendiri dan mulai merekam tubuhku sedang dikerjakan oleh tiga teman, dan salah satu bapak berkata "wah, nih cewek sudah cantik, seksi, mulus, seperti ***** **, coba bini gua, cantik 'n mulus seperti ini, saya bisa betah di rumah "lalu mereka semua tertawa kecuali ayah sedang gencar menggenjot vaginaku, tiba-tiba memukul Anda penis sangat keras ke dalam vagina sehingga saya merasa sakit tapi aku hanya bisa mendesah perlahan "mmmmaahhh ...." karena energi saya terkuras, dan sensasi dari kombinasi dari kedua puting saya dan menjilat di poke poke-di vagina membuat saya orgasme, ketiga sehingga aku berteriak "akkkkhhh ..... aku keeee ..... luuaaaarr ", 15 menit kemudian, ayah dari kecepatan menggenjot vaginanya genjotannya, tak lama setelah dia berkata"! .... aakkhh keluar ", lalu menyemburlah sperma terasa sangat hangat di dalam vagina, lalu sang ayah berkata" gila, memiawnya kayak ngisep * Saya ***** istana, memiawnya mengerikan ", dan aku hanya mendesah" hhhhaaaahhh ... "karena kelelahan, maka vaginanya terus ditingkatkan hingga lima dari mereka menghabiskan sperma mereka ke dalam vagina, dan kemudian mereka mengikat tangan dan kaki di pergelangan kaki.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mereka membiarkan saya beristirahat untuk sementara waktu, berbicara obrolan ringan dengan saya dan menanyakan nomor hpku. Saya bertanya mengapa pemerkosaan, salah satu ayah lima menjawab "yang tidak mau nyobain tubuh indah dan seksi seperti neng neng", "akh, Anda dapat menulis. Ini sekalian mengenal satu sama lain sudah ya?" Jawab saya. Kemudian lagi bapak yang mengatakan "ya, kami teman SMA, kami abis reunian, terjadi untuk memenuhi neng, sehingga dapat menyegarkan, itu reuniannya abisnya mereka yang umurnya 50-an seperti kami, kami juga ingin ngerasain daun muda" , saya hanya tersenyum saja mendengar dari orang yang orang hanya menyetubuhiku dan tepat untuk menjadi ayah saya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah 15 menitan aku berada di kereta, mereka sudah bernafsu lagi dan mereka mulai berebut mengkorek-korekkan jari mereka ke dalam vagina dan anusku dan meremas-remas payudara montok nya. Ketika aku merasa sensasi kenikmatan dari jari di lubangku korekan kedua dan menekan, meremas dada dan puting susu oleh ayah 5 tiba-tiba tiba di stasiun kereta dan pintu kereta terbuka, untungnya tidak ada yang masuk gerbong kami. Tapi dari mobil lain ternyata memiliki kakek petugas tiket, saya pikir ke atas tahun 65 tua. Pada awalnya ia terkejut melihat seorang gadis telanjang yang dikelilingi oleh lima ayah pria, tapi mungkin karena melihat tubuh telanjangku yang begitu menggoda, orang tua itu berkata, "lebih menyenangkan ya, tidak bisa mengikuti?", "Haruskah pak, tubuh saya membuat laki-laki muasin emang laki-laki "jawab saya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Orang tua itu mendekati kami berenam, lalu mereka menanggalkan mereka sendiri. Sekarang, ada 6 orang yang berebut untuk meraba-raba saya. Mereka terus meraba-raba tubuhku sampai aku mencapai orgasme baik kali keberapa. Ternyata, salah satu dari lima pria yang ayah ada di sana untuk membawa tikar, hanya ayah mengadakan tikar di lantai gerbong kereta.</div><div style="text-align: justify;">Lalu sang kakek diberikan kesempatan pertama mencicipi vagina dalam putaran kedua, sang kakek pergi tidur di atas tikar, kemudian saya diberitahu untuk naik penisnya sudah tegang. Saya naik ke atas tubuhnya dan mengarahkan penisnya ke vagina saya, ketika kepala penisnya di depan vaginaku, dia langsung pindah pinggulnya ke atas sehingga penisnya ke dalam vagina begitu keras sehingga saya merasa sakit dan menangis " aaauuuwww sakit ........... " tapi dia mengabaikannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kakek pus menggenjot produksinya dengan cepat dan kuat yang membuat saya merasa begitu baik dan mendesah "Aaahh .... te ... Russ ... tidak ..... berhenti ..... udara", saat aku merasakan sukacita genjotan di vagina saya, saya merasa tiba-tiba ada 2 jari-pertandingan mengkorek anusku, tak lama setelah itu, aku merasakan penis hangat meledak anusku, lalu aku mendengar pemilik penis yang berkata "gila, pantat sempit lubang belas kasihan ..... mengerikan. " Sekarang, aku merasakan sodokan di lubangku kedua, saya menutup mata untuk menghargai hujaman hujaman penis untuk kulit memiliki keriput tapi masih mengaduk-aduk vaginanya lezat dan anusku. 20 menit kemudian, frekuensi kakek mempercepat menggenjot produksinya genjotannya anusku sementara ayah tampaknya tidak ingin orgasme, saya merasa penis dalam vagina saya berdenyut, tak lama setelah kakeknya berkata, "..... untuk .... luuu aaaakkhhh .... aaaarr ", The lava sendawa dan kentalnya kakek putih hangat ke dalam vagina bersamaan dengan orgasmeku yang kedua dalam putaran kedua.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Daerah selangkangan menjadi sangat basah karena sperma sang ayah dan juga cairanku sendiri sampai-sampai ada mengalir keluar dari vagina saya untuk paha mulus saya. Kemudian tubuh lemas diangkat oleh bapak yang masih kuat bekerja di pantatku, dan kakek telah bangkit dari tikar dan digantikan dengan ayah lain, dan saya ditempatkan di penis bapak yang baru tidur di tikar oleh ayah dari pekerjaan pada pantatku. 5 menit kemudian, lubang ayah akhirnya menggenjot anusku menyemburkan sperma ke dalam lubang anusku dan sebagian sperma mengalir keluar dari lubang ke vagina dan anusku pahaku kemudian lubang anusku ditembus oleh penis yang lain, dan seperti sebelumnya dua lubang kenikmatanku penis adalah didorong oleh dua yang berbeda, dan ketika itu menyemburkan sperma di dalam vagina dan anusku, digantikan oleh ayah lain, dan seterusnya sampai setiap ayah penyemprotan sperma ke dalam vagina, anus, dan mulut. Semua yang terjadi dicatat dalam persenggaman handycam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah mereka puas menggarap tubuhku selama lebih dari setengah jam, mereka membiarkanku tidur di tikar untuk beristirahat dan mengambil gambar dengan kamera mereka membawa orang tua dan mereka juga rekor yang telah tercakup dalam tubuh saya karena sperma mereka dengan camcorder mereka. 10 menit kemudian, akhirnya kereta tiba di stasiun kutumpangi kutuju, lalu mereka ber6 mengucapkan selamat tinggal dan berjanji akan menelepon saya. Aku keluar dari kereta dengan tidak memakai apa-apa karena seragam saya tercabik-cabik oleh ayah 5, aku juga takut pintu kereta akan tertutup, jika itu terjadi lagi maka tubuhku akan digarap oleh mereka karena nafsu mereka untuk nafsu dari apakah mereka besar atau karena melihat tubuh montokku bahwa mereka dapat menikmati kapan saja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di stasiun ini ada kamar mandi, dan karena itu saya langsung lari ke kamar mandi dengan sperma yang masih menetes dari vagina dan lubang meninggalkan jejak anusku putih tebal ke lantai. Untungnya, sekali rumah teman saya, saya mendapat ke mal untuk membeli tank top, rok mini, parfum, dan pelembab rambut. Segera, saya menaruh semua agar tidak ketahuan oleh orang-orang yang bekerja pada tubuh saya keluar selama setengah jam oleh enam pria, tapi aku tidak mencuci vaginaku (ya iyalah, vagina akan mencuci di wastafel .... hehe ) karena aku suka baik yang masih bau sperma dan cairan kering dan juga aku lupa membeli celana dalam dan bra sehingga saya tidak mengenakan apa-apa di balik rok mini saya dan tank top. Aku memanggil taksi dan menuju ke rumah saya. Saya tahu bahwa sopir taksi melihat tubuh saya dan seksi mulus putih, jika saya tidak habis harus memiliki kugoda dia sampai dia tidak tahan dan akhirnya memperkosa, tapi tubuh saya terlalu lemah sehingga saya tidak bergairah. Setelah saya sampai di rumah, aku membayar sopir taksi dan segera menekan bel. Mbok Parti berlari dari rumah untuk membuka pintu gerbang, ia membuka gerbang Mbok Parti "oh neraka wrote non yang non tersebut? Mbok jangan khawatir", "teman kandang terakhir Rasti pertama, terus naik kereta pulang, eh kereta yang terlambat, ya Rasti akan pulang terlambat "jawab saya. Mbok Parti Ini seperti adikku karena dia merawat orang tua saya kecil ketika pergi ke luar negeri. Aku langsung pergi ke kamarku, dan menjatuhkan tubuhku ke tempat tidur saya. Karena aku begitu kelelahan, aku tertidur memikirkan apa yang akan terjadi besok ...</div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-39570114594305400082012-08-13T10:49:00.003-07:002012-08-13T10:52:25.736-07:00Seks Bugil Seorang Janda Lesbian<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Seks bugil</a> Terus terang saya malu untuk menceritakan kisah hari ini, kisah nyata dari hubungan sesama jenis (lesbian), yang masih sering dilakukannya. Namun, karena dorongan untuk melepas beban hati, kuberanikan lesbianku diri untuk menceritakan kisah di situs ini ... Sebelumnya memperkenalkan pembaca, saya seorang ibu rumah tangga dengan janda. Kehidupan saya cukup baik, karena peninggalan deposito dari suami dan kadang2 bisnis tidak membeli dan menjual perhiasan untuk teman-teman. Saya memiliki 2 anak dan mereka semua sekolah di Yogyakarta, karena dekat dengan kakek-neneknya. Aku hanya di rumah ditemani oleh Surti (pembantu) dan Remi, anjing herder peninggalan suami juga.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suatu hari teman saya membeli dan menjual perhiasan bernama Tina pulang. Saya banyak teman bisnis, dengan Tina aku hanya tahu kira2 1 bulan yang lalu. Dia adalah sama seperti saya dan memiliki satu anak, ditambah wajah cantik dengan make up yang baik, dan dia tahu bagaimana memperlakukan tubuh dengan baik, saya mendengar dari teman2 bahwa dia sangat pintar dalam bisnis perhiasan, apalagi fleksibilitas tambah bagi berbicara merayu pembeli. Tina datang kerumahku hari untuk meninggalkan perhiasan ini untuk jual, kita biasanya ingin bertemu pelanggannya bidang restoran, tumben hari ini dia datang mengunjungi saya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Halooo Rin apa khabar ya? ......." Aku tersenyum senang saat dia kembali salam. "Tumben, bagaimana bisa menyimpang Tin sini? '" Aku tidak merindukan bertemu dua minggu "Ahhhh .... bisa aja .... ayo masuk, maaf saya berantakan dan sebuah rumah kecil" Saya mengundang tamu keruang Tina pergi "Ah pulang satu yang baik, lingkungan elit lain". komentar Tina, duduk disofa "Seperti yang saya diberitahu di telepon., saya ingin mempercayakan ini kepada Anda jualin perhiasan, karena setelah besok aku akan keluar dari kota dengan suami saya "Aku melihat Tina mengeluarkan kantong beludru hitam dari tasnya." Tin Lebih baik dikamar, karena itu Surti di dapur "Bawa aku. Aku selalu berhati2 dalam berbisnis di bidang ini. Tina mengikuti saya masuk kamar. Lalu kami duduk di tempat tidur dan ia mengeluarkan semua isi kantung beludru. Perhiasan bertatahkan berlian terpampang di atas tempat tidur, berkilau. Saya khawatir juga melihat banyak perhiasan jadi saya mengambil salah satu kalung yang paling indah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Wah ini kalung cantik" kataku, lalu aku mencoba memasangnya dileherku. "Di sini saya bantu" bergerak kebelakangku Tina, dan usahanya untuk menghubungkan kalung kunci. "Leher Anda adalah Rin bagus" kata Tina, saya merasa leher saya membelai rambut jadi berdiri romaku, jadi saya merasa benar-benar buruk. Kemudian tangannya membelai pipiku, sementara tangannya yang lain merayap menuju menelusuri leherku dadaku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Tin ..... ah .... jangan terlalu geli saya begitu ya" Tapi dia tidak menjawab. Aku merasakan pipi kiri saya Tiba2 panas, saya melihat, saya belum sempat menyadari apa yang membuat pipi panas, bibir, ia sudah menyambar bibir. Aku gelagapan dan aku berjuang mencoba melarikan diri, tapi Tina seperti kesetanan, ia terus menekan mulutnya ke mulutku. Aku merasa payudaraku dan meremasnya. Saya benar2 terkejut dengan perlakuan seperti itu, aku mencoba mendorongnya, tapi tubuhnya terjepit saya. Tina dan aku menggebrak lengannya. Saya mencoba menyesuaikan payudara saya yang harus keluar dari BH. Tina menatapku dengan mata redup.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Maaf ..... Rin karena Anda tahu dengan Anda saya merasa sangat merangsang sekali" Aku marah diam. "Kenapa Anda begitu sih? Apakah Anda memiliki seorang suami Bagaimana bisa? Anda ...." kataku, memelototinya. Tina menatapku dengan pandangan yang semakin redup. "Saya lebih bersemangat untuk wanita seperti Anda, dan selain itu, suami saya tidak pernah bisa memuaskan saya, tidak apa2 sudah loyo sehingga selama perkawinan aku belum pernah merasakan kepuasan seperti itu" "Tapi keindahan ibukota Anda dapat menemukan orang lain untuk memuaskan laki2 "" Saya tidak merasakan kenikmatan seperti jika dengan seorang wanita, saya ingin Anda juga mencoba untuk merasa Rin "jawab Tina sambil mendekat. Aku pindah kembali tidur kekepala. "Tapi saya tidak pernah lesbian" jantung berdebar2 saya mempertimbangkan kemungkinan yang akan terjadi ketika dia memukul saya seperti itu. "Jangan khawatir Rin, aku tidak akan memaksamu, aku hanya ingin kau biarkan aku menciummu sekali saja, silakan ....." Hatiku tumbuh liar, lama aku tidak pernah tersentuh oleh laki2 khususnya perempuan. Hanya mendengar kata ciuman, aku merasa tidak enak. Pokoknya apa yang salah dengan Tina mencium, apalagi mulutnya tidak bau. Aku tahu hati kecil saya melepaskan. "Oke tapi begitu ....., dan jangan macam2 ya" jawab saya. Tina kemudian mendekati dan memeluk lehernya, dan mencium mulutku dengan bibir yang lembut, saya merasa seperti sampah merasakan ciuman itu, saya memberanikan diri untuk membalas ciumanya. Lalu aku merasa lidah ke dalam mulut saya menyebar Tina mencari2 lidahku. Yang kurasakan kemudian adalah perasaan aneh dan gamang yang tidak dapat dijelaskan. Tina merasakan napas panas dan lumatan mulut dipipiku begitu merangsang nafsu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hampir tiga menit kami berciuman dan aku tahu pangkal paha basah dengan keinginan. Sekarang saya benar2 mengundurkan diri ketika dia menjilati leher saya dengan lembut, tangannya melepaskan tali daster dipundakku, maka dengan payudara saya masih lunak tertuutp diremas2 bh. "Gambar .... ah jangan malu Tin ....." Saya mencoba untuk menghindari tanggung-tanggung. Dan dia tahu aku tidak ingin berhenti aktivitasnya.Aku benar2 merasakan tangan kirinya ke dalam celana dalamku, dan jari2nya memainkan klitorisku, dicubit2 kecil kadang2, benar2 sensasi yang besar sama sekali. Tanpa sadar aku meremas2 pantat Tina. Tubuhnya menindih tubuhku dan aku merasakan payudaranya menekan menengah payudara yang yang relatif besar pertama. Aku baru sadar Tiba2 Tina setengah telanjang, mengenakan cd hanya saja, sedangkan aku telanjang benar2 total. Tubuh Tina berbau baik, apa yang ia kenakan beberapa parfum, tubuh wangi, tetapi menambah getaran berahiku. Tanganku menyebar celana dalamnya lepas, maka saya melihat sekilas kemaluannya mengkilap tanpa bulu, bulu dicukur ternyata rutin. Jari2ku ayam ke dalam lubang dan dengan lembut kutusuk2. Tina mengerang keenakan, tangannya lebih dalam ke dalam operasi pangkal paha dilubang. Saya juga mengerang keenakan. Saya tidak tahu adalah seorang wanita dengan seorang wanita dapat saling memuaskan dalam urusan seks.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sekarang ia mengisap puting payudara saya, sementara tangannya yang lain terus bermain di kelentitnya. Aku merasa dia mulai mencium perut saya, kemudian bermain lidahnya di pusarku, aku kegelian, tak lama sebelum lidahnya menjilati pangkal pahanya. "Tin tidak ada di sana ...... ah jorok" bisikku, mencoba untuk mendorong kepalanya. Namun, yang lebih ia melemaskan paha dan kelentitnya dhisap2, kadang2 lidahnya masuk dan keluar dari selangkangan lubang. Saya tidak dapat berpikir dengan baik lagi, aku merasakan kenikmatan tidak hanya taranya. Tahu2 depan wajahku ada Tina kemaluan, lutut memiliki bingkai yang benar di kepala. Tina adalah menurunkan pinggulnya, jadi aku dapat dengan jelas melihat kemaluanya botak. Bibirnya ayam merah gelap dan saya melihat cukup klitoris yang besar menonjol bibir bertengger di atas kemaluannya. Aku mendorong bibir Tina kelamin, dan sekali aku melihat kemaluannya yang basah oleh lendir yang jelas, dan kemudian saya dengan indeks menusuk2 kemaluan, jari tengah dan jari manis saya, kadang2 kelingking juga. Lubang vagina Tina agak longgar, mungkin saya adalah sama. Aku ragu2 mejilat kemaluannya, karena saya tidak pernah menjilat alat kelamin wanita lain. Tina terus menarik lidahnya masuk dilubang kemaluanku, aku sudah cukup.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Tin .... aku mau keluarrrr ....." Tubuhku bergetar hebat, ia merasakan lidah masuk lebih dalam ke pangkal paha, dan aku merasakan orgasme yang luar biasa. Hal ini tampaknya yang paling nyaman sejak saya menikah. Tina terus menjilati lendirku, aku juga tidak peduli lagi, aku meraih pinggul Tina dan membenamkan wajah saya disela2 ketarik ke atas pahanya. Mencium pangkal paha bau yang sama. Kujilat2 klitorisnya dan kemudian Kumasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya juga, saya merasa mulut saya ke dalam lendir asin. Saya tidak peduli lagi. Lalu aku merasa beberapa kesemutan di lubang pantatku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Oh jangan ada Tin kotor dong ..... bukan?" Aku bisa merasakan lidah pantat lubang saya memutar ketika ia mencoba untuk istirahat ke. Lalu aku tidak peduli juga, karena saya merasakan kenikmatan yang sama, saya juga melakukan hal yang sama dengan Tina. Kutusuk2 pantat lubang dengan lidahku, lubang itu jadi basah oleh air liurku kehitam2an dan ayam lendir. Tiba2 Tina seperti tersentak lalu beku ....... mulutnya mengeluarkan jeritan kecil, dan kemudian saya merasa itu menghantam lubang yang lebih dalam memiawnya menggoyang2kan kewajahku dan pinggul sehingga hampir tersapu oleh kemaluannya seluruh wajah saya.</div><div style="text-align: justify;">"Aduuuuh riiin baik sekaliii ........." Dia memeluk erat2 pinggul, digigit2 clit kecil. Segera tubuhnya pergi betul2 lemas dan lemah sehingga saya tidak bisa bernapas karena tekanan kemaluannya memukul wajah saya. Keringat membasahi ke dalam mulutku. Saya juga benar2 sangat puas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu ia terbangun dan mencium mulutku, kami kembali bergelut dengan mendesah2. Tina menaruh kemaluannya di selangkangan, kemudian menggosok2nya. Kira2 15 menit kami berciuman sambil berpelukan erat sampai aku tidak merasa bahwa saya tertidur.</div><div style="text-align: justify;">Tuhan tahu berapa lama aku tidur, aku suka mendengar samar2 Remi suara. Aku membuka mata dan ...... gosh! Saya melihat Tina sedang bergelut dengan Remi karpet lantai kamar saya berwarna biru. Saya melihat Tina menjilat2 kemaluan Remi yang keluar dan yang merah. Mulut Tina berlumuran cairan yang keluar dari rasa malu menjaga anjing dan anjing itu tampaknya berbicara ayam sedikit tersedot oleh keenakan Tina. Remi kemaluan cukup besar, mungkin karena anjing herder dan cairan seperti lendir yang menetes mengalir terus keluar, dan Tina cair mencerucup ......</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Tin Mengapa kau marah ...... Remi sih?" Saya memberondong Tina. Tapi lagi2 Tina tidak menjawab, yang kulihat kemudian ia mencoba untuk membimbing penis ke dalam kemaluan Remi. Tina dan aku mendengar erangan ketika penis yang cukup besar ke dalam lubang kemaluannya. Remi aku melihat pantatnya bergerak sangat cepat, dan tidak lama setelah Remi mendeking terdengar baik dari Tina sela2 kemaluan melihat banyak cairan merembes keluar, seperti air seni, tetapi juga sebagai lendir encer. Saya melihat Tina mengerang2 lalu meraih tangannya dan terselip keluar dari kemaluan Remi olehnya. Melihat pemandangan yang tubuh saya menggigil lagi, ada perasaan aneh merayap ke dalam jiwa saya. Aku tahu bahwa aku terangsang oleh aksi Tina. Saya tanpa sadar menjatuhkan kepalaku ke lantai dan memimpin ke arah selangkangan Tina. Aku melihat sampai menutup kemaluan Remi masih digerak2an Tina keluar dari ayam, dan alat kelamin hewan masih menetes lendir, sedangkan kemaluan melihat Tina sangat merah, lendir Remi juga melihat Tina memenuhi pubis.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Rin Rin .... menjilat .... tolong bantu Rin" Tina mengerang lebih dan merangsang jiwa saya. Seperti ada dorongan, kepala slip keselangkangan Tina. Tina kemaluan pelan2 kujilat sangat banjir. Aku merasa cairan kemaluan Remi asin sekali, tapi baunya tidak menyengat. Aku menarik napas seperti Tina mencelucupi gila dan kemaluan. Remi seperti jika Anda minum air. Tina mengungkapkan bibir kemaluan lidahku, kemudian pergi menjelajahi seluruh dinding vaginanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Riiiiiiinnnnnn .........." Tina merintih besar, mengangkat pinggulnya menekan mulutku. Saya tidak peduli lagi. Kemudian saya pindah ke menghisap kemaluan Remi, saya meletakkan ayam utuh ke dalam mulut saya. Remi adalah penis panas dalam mulutku dan aku mencium bau hewan itu, tapi pikiranku sudah gelap hanya ada gairah yang selama ini terpendam dan sekarang meledak dalam2 terbendung.Aku tidak tahu aku akan menyesali apa yang saya lakukan setelah ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku terus menjilati dan mengisap penis Remi. Mendeking2 anjing lambat, kadang2 berusaha menghindar, tapi ia memegang kakinya erat. Segera setelah semburan panas Remi penis cair ke dalam mulut saya. Aku meletakkan penis seluruh kusedot2 dan Remi, anjing itu mencoba memberontak, entah kenikmatan atau hiburan. Tina memajukan wajah kita dan kemudian saling berciuman, saya mengambil beberapa cairan ke dalam mulutnya Remi. Wajah kami basah oleh cairan aqueous.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sekarang aku berbaring dibawah Remi, dan kemudian dia mulai menghisap penis Remi Remi kembali ke nafsu. Setelah itu ia berusaha memasukkan penis ke dalam vagina Remi. Ternyata penis besar ke lubang vagina saya. Mungkin mengecilkan liang vagina setelah kematian suami saya yang meninggal empat tahun lalu. Remi penis kepala yang datang sedikit meruncing, tiba2 Remi mendorong keras sambil menusuk2 cepat. Saya merasa sedikit sakit, tapi kemudian aku merasakan kenikmatan yang tak terbayangkan, seperti lubang vagina saya tertusuk mesin mengemudi sangat cepat. Saya tidak tahu bagaimana menjelaskan sampai aku mencapai orgasme yang hebat. Yang ditaruh ke seluruh rambut tubuh saya berdiri seperti bergidik. Segera aku merasakan semprotan cairan panas di vagina saya, saya mencoba untuk menghapus penis Remi, tapi sepertinya tidak peduli tentang binatang, aku pasrah membiarkan semua cairan keluar dari vagina. Kemudian dia mengatakan kepada saya untuk jongkok di atas wajahnya. Tina hancur vagina saya dengan penuh gairah, saya lihat dari saya vaginanya mengalir cairan Remi yang tersisa, seperti aliran air seni ke dalam mulut Tina. Saya juga tidak mau ketinggalan, Tina vaginanya kulumat juga hadir yang sedikit lembab dan lengket.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hari itu aku dan Tina seks 3 kali, pagi, siang dan malam. Saya tidak tahu lagi apakah saya normal atau tidak. Sebuah kebutuhan yang nyata untuk yang belum tersalurkan, kini menemukan mulutnya. Saya sangat menyesal tindakan saya yang mungkin bertentangan dengan agama kuanut, tapi aku terus melakukannya dengan Tina. Seolah2 kami tak terpisahkan. Tina selalu memiliki ide2 kita baru dalam setiap pertandingan. Saya tidak tahu apakah aku harus berterima kasih padanya atau mengutuknya. Dan belakangan ini saya telah menulis cerita hari ini, dia mengakui bahwa hampir semua ibu2 diminta lesbian yang mengenalnya.</div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-60960859297351426272012-06-08T10:23:00.000-07:002012-06-08T10:23:31.280-07:00Seks Bugil Melayani Birahi Pembantu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2eZjp1IMNlkpgETp_ar3iwpY9L6BV0slS67fkn2vqCG6avPj-QAESDFY8aF9aeQgIx3TfjS7keQcLt76WozDgKskB5ubDzi9XEZWkT4cR9OjCAOVjuRshLkRmav354Ji10pwkBsvE-_Tf/s1600/ngentot_memek_toket_abg_seksi_.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: center;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2eZjp1IMNlkpgETp_ar3iwpY9L6BV0slS67fkn2vqCG6avPj-QAESDFY8aF9aeQgIx3TfjS7keQcLt76WozDgKskB5ubDzi9XEZWkT4cR9OjCAOVjuRshLkRmav354Ji10pwkBsvE-_Tf/s320/ngentot_memek_toket_abg_seksi_.jpg" width="240" /></a></div><div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Seks bugil</a> telanjang terjadi ketika saya dan suami pindah ke suatu daerah di Sumatera Selatan. Sebagai pengusaha sukses, suami membuka perkebunan di daerah tersebut. Dua putra kami berada di kutitipkan neneknya di Padang. Di kota ini saya tinggal dan bergabung suaminya sengaja. Sebagai pengusaha, ia ingin kudampingi sehingga tidak nyaman untuk pulang melihat saya pergi ke lapangan. Anak saya 6 tahun yang pertama dan yang kedua adalah 5 tahun. Sebulan sekali saya pulang ke anak-anakku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di rumah saya, saya sekarang tinggal dengan dua asisten. Wanita yang satu, sementara yang lain adalah seorang pria yang bertugas menjaga rumah tetap bersih serta mobil dan memarkirnya di rumah saya. Nama pria itu Oding. Ia dipekerjakan oleh suamiku karena daerah ini adalah perampokan sangat sering. Masyarakat masih terbelakang. Pak Oding sangat dihormati oleh masyarakat desa ini. Usia 52 tahun. Tubuhnya sangat berotot. Hanya kakinya yang lumpuh akibat berkelahi dengan perampok beberapa tahun ke depan lalu. Para perampok berhasil dikalahkan. Ini hanya salah satu kakinya lumpuh akibat bacokan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setiap minggu, suamiku pergi ke peternakan selama 1-2 hari dan bermalam di base camp. jadi aku terpaksa tinggal sendirian di rumah dengan pembantu. Lokasi rumah saya di desa ini jauh dari pemukiman lain. Tak heran jika malam sangat tenang dari kebisingan. Saat ini 29 tahun dan saya menginjak suami saya 31 tahun. Kami biasa belajar bersama. Suami saya memilih menjadi seorang pengusaha dan dia menyarankan saya menjadi ibu rumah tangga, karena semua kebutuhan saya telah dipenuhi olehnya. Suami saya sangat memahami dan mencintai saya. Hampir dua kali seminggu kami selalu melakukan hubungan suami istri yang sering membuat saya bahagia dan orgasme. Itu membuat saya mencintainya. Meskipun telah memiliki dua anak, tapi kami tetap mesra dan hangat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suatu kali suami saya ke Jakarta untuk beberapa hari. Aku dipaksa untuk tinggal dan ditemani dua pembantu. Saat itu saya merasa ada yang lain diri pembantu dalam manusia. Pak Oding sering mencuri pandang ke arahku. Sebagai majikan, saya bisa memikirkan tapi akhirnya aku merasa malu juga. Saya mengerti, karena sebagai pria normal, Mr tentu saja Oding juga memiliki semangat dan keinginan, tapi saya tidak akan berselingkuh dengan pembantu. Aku tidak ingin mengkhianati suamiku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suatu kali, ketika saya ingin ke pasar untuk mendorong mobil saya, Pak Oding mengintip dada saya, yang belahannya agak rendah. Merayap kembali rambut leher saya agak melihat mata melotot melihat dada saya.</div><div style="text-align: justify;">Suami saya, karena pekerjaannya, sekarang jarang memberi saya pikiran yang hidup. Sebagai wanita normal, saya benar-benar menginginkannya. Pada malam hari, suamiku mulai selalu pulang lelah dan dalam keadaan terburu-buru.</div><div style="text-align: justify;">Suatu hari, suamiku kembali ke perkebunan. Dibutuhkan 4 jam untuk pergi ke sana. Hari itu hujan dan guntur, tapi suami saya masih pergi karena ada kebutuhan untuk menyesuaikan dengan para petani di perkebunan.</div><div style="text-align: justify;">Malam itu, aku tidur sendirian di kamar saya cukup luas. Saya tidak bisa tidur. Pounding gairah. Aku menjadi pusing dan mencoba minum dari ruangan, dengan harapan menurunkan gairah saya.</div><div style="text-align: justify;">Di ruang belakang, aku mendengar siaran langsung. Aku pergi ke sana. Rupanya Pak Oding belum tidur dan sedang menonton. Sementara hamba perempuan yang kembali ke rumahnya sore ini karena ada kebutuhan. Jadi di rumah itu sekarang hanya ada saya dan Pak Oding.</div><div style="text-align: justify;">Kemudian menyapa dia, "Oooo, ya Pak Oding tidak tidur?"</div><div style="text-align: justify;">"Tidak, Bu ... Acaranya bagus, di sini," katanya, sambil berbaring di lantai.</div><div style="text-align: justify;">Lalu aku juga duduk di lantai beralaskan karpet adalah untuk menonton. Pada waktu itu saya mengenakan kimono tidur.</div><div style="text-align: justify;">"Ibu, Ayah pulang ketika 've? Benar-benar tidak pulang malam ini?" Kata Pak Oding.</div><div style="text-align: justify;">"Besok, Pak," kataku, "Ada beberapa bisnis penting di perumahan."</div><div style="text-align: justify;">"Oooo ..." itu yang keluar dari mulutnya.</div><div style="text-align: justify;">Lalu ia berkata, "Kasian ibu juga tinggal sendirian Malam lagi. ... Apa ndak takut, Bu?"</div><div style="text-align: justify;">"Oooo ..... Tidak ada lah, pak ... Selalu ada ayah .... penjaga," jawab saya.</div><div style="text-align: justify;">Dueeeerrrrrrrrrrrr! ... Ada suara guntur disertai dengan hujan dan badai angin. Aku agak takut juga, tapi tidak menunjukkannya. Visi Oding kasus perkosaan saat ini .. Ihhhh ngeri, pikirku. Lalu aku pergi ke kamar saya ...</div><div style="text-align: justify;">"Kemana, Bu?" Kata Mr Oding.</div><div style="text-align: justify;">"Saya tidur ..." Jawab saya.</div><div style="text-align: justify;">"Awas, lho, Bu ... Ada hantu ...!" Katanya.</div><div style="text-align: justify;">"... Orang koq Husyyyyy nakutin saya?" Kataku.</div><div style="text-align: justify;">"Tidak, Bu. Dia mendengar suara saya sendiri," katanya lagi.</div><div style="text-align: justify;">Saya masih dan mencoba untuk mendengarkan ... Ada gemerisik, tapi tidak jelas apakah hujan atau tidak. Saya takut dan tanya Mr Oding dengan saya ...</div><div style="text-align: justify;">"Pak ... tidur di kamarku aja .. tapi dilantainya ya?" Kataku.</div><div style="text-align: justify;">"Yah, Bu ...." Dan katanya, sambil berdiri dan mematikan televisi. Pak Oding tertatih-tatih, karena kakinya lumpuh. Dia masuk dan aku memberikan dia kekamarku bantal. Saya tidur di tempat tidur besar dan kosong.</div><div style="text-align: justify;">Mataku tidak ditutup. Oding setiap kali saya melihat tidak tidur. Kemudian kami berbicara tentang berbagai hal, mulai dari pekerjaannya ke keluarganya di desa.</div><div style="text-align: justify;">"Ibu ... apa yang tidak malam ini dingin," katanya.</div><div style="text-align: justify;">Saya pikir ini pertanyaan kurang ajar dari seorang hamba kepada tuannya.</div><div style="text-align: justify;">"Tidak," jawabku singkat.</div><div style="text-align: justify;">"Pak Oding Bagaimana Ingin selimut?" Pinta saya.</div><div style="text-align: justify;">"Tidak, Bu," katanya.</div><div style="text-align: justify;">Aku turun dari tempat tidur dan duduk di lantai dekat Oding.</div><div style="text-align: justify;">"Mataku tidak akan tidur, Pak"</div><div style="text-align: justify;">"Masih takut, Bu?" Dia bertanya, duduk di sebelah saya juga.</div><div style="text-align: justify;">Kemudian tangannya di bahunya. Saya kaget dan menepiskannya.</div><div style="text-align: justify;">"Tidak, Pak. Ayah istri saya, majikan Anda?" Kataku.</div><div style="text-align: justify;">"Maaf, Bu," katanya lagi sambil menjauhkan diri dari saya.</div><div style="text-align: justify;">Namun entah mengapa pada malam yang dingin dan suasana remang-remang, meskipun saya sendiri, saya akhirnya mengundurkan diri dalam pelukan Pak Oding yang adalah pembantu, pembantu seks lapar yang membutuhkan outlet.</div><div style="text-align: justify;">Aku tahu dia sudah lama tertarik padaku. Saya dipukul oleh kesepian akhirnya tergoda untuk berhubungan seks dengan Mr Oding. Selain itu, suasana sangat mendukung.</div><div style="text-align: justify;">Beberapa waktu setelah saya menolak, dan malah aku menekan tubuhku ke tubuhnya. Pada saat itu Pak Oding agak terkejut, tapi ia cepat dapat menangkapnya. Dia kembali melingkarkan tangannya di bahuku. Kali ini saya tidak bisa menolak. Beberapa waktu kemudian, kurebahkan kepala di bahunya yang bidang.</div><div style="text-align: justify;">Tampak jelas bahwa Pak Oding sangat senang memiliki fakta ini. Tanpa perlu mengucapkan sepatah kata pun, ia pasti mendapat lampu hijau untuk kuisyaratkan kepadanya. Tangannya kemudian mulai berbicara dengan kimono sutra seluruh gerilya tubuh dibungkus. Akhirnya saya tidak bisa melakukan apapun untuk menolaknya ketika dia melepaskan satu per berpakaian kimono tidur saya sampai saya punya pakaian.</div><div style="text-align: justify;">Sore hari saya pasrahkan setiap rongga tubuh mulus putih untuk dicumbui ini perawan tua. Malam itu permainan yang saya mungkin terima Bapak Oding disampaikan kepada saya. Secara sukarela, malam itu aku disenggamai oleh Oding. Saya menikmati setiap detak seks Pak Oding berkedut di selangkangan.</div><div style="text-align: justify;">Payudara saya tidak luput dari sentuhan kasar tangan. Malam itu dingin, membuat kita bersama-sama sampai pendakian nafsu. Tubuhku dan tubuh pak Oding sama-sama berkeringat dan bercampur satu sama lain.</div><div style="text-align: justify;">Saya tidak berpikir tentang kekayaan dan wajah laki-laki yang menggauliku malam. Yang saya pikir adalah hamba kepuasan diberikan fisik. Meskipun kakinya cacat tapi dia sangat kuat mengocok vagina.</div><div style="text-align: justify;">Ada juga sedikit penyesalan di hati saya untuk mengkhianati suami saya dan saya meniduri main dengan pembantu telanjang ini tua. Sampai fajar Pak Oding terus berputar tanpa henti pangkal paha dengan penis panjang dan besar.</div><div style="text-align: justify;">Sejak kejadian itu, saya menjadi terperangkap oleh permainan seks yang diberikan Pak Oding. Dengan kode hanya ia akan tahu arti dan keinginan. Di tempat tidur saya biasanya tidur dengan suami saya, saya dikompilasi kehormatan saya sebagai istri untuk babak Oding Mr. Sampai sekarang saya masih selalu hidup bersama dengan suami saya ke waktu Oding Jakarta atau ke perkebunan.</div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-34112419808196261702012-06-08T10:19:00.000-07:002012-06-08T10:19:03.435-07:00Seks bugil Tanteku Yang Nakal<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Seks Bugil</a> akan mencoba memberikan sebuah cerita tentang seks seks kembali mengalami sensasi yang kita dapatkan dari pembaca dan pecinta terabru cerita dewasa. Bagi para pembaca setia dari teman-teman saya ini cerita seks dewasa silahkan kami dibantu untuk terus melakukan seperti itu pada penggemar halaman facebook kami seks Indonesia. Dengan melakukan itu seperti Anda telah membantu kami untuk terus memberikan cerita-cerita seks terbaru dari teman saya yang pembaca setia. Mari kita hanya membaca cerita tentang bibi saya yang nakal hasrat seksual.</div><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY9ziNkSbRme6SBsv7-Hyf0zAWmX76Y-o1_jD1_9tqVzBdgabzSmA3x1WFNLLkK4nyKUKXI1pQhrMQMQwvNB9Z5w28e6dMV9_ZKU2Rg41aGL3bjGSxQ51Zd1c7Gp3xu9gXVW_cSDPa6lk/s1600/cewek+manis+cantik+mulus+putih+bugil.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" id="il_fi" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY9ziNkSbRme6SBsv7-Hyf0zAWmX76Y-o1_jD1_9tqVzBdgabzSmA3x1WFNLLkK4nyKUKXI1pQhrMQMQwvNB9Z5w28e6dMV9_ZKU2Rg41aGL3bjGSxQ51Zd1c7Gp3xu9gXVW_cSDPa6lk/s320/cewek+manis+cantik+mulus+putih+bugil.jpg" style="padding-bottom: 8px; padding-right: 8px; padding-top: 8px;" width="266" /></a>Bukan salahku kalau aku masih bergairah dalam seks. Sayangnya usia lanjut suami saya, kami hampir 15 tahun beda umur, sehingga ia tidak bisa lagi memberi saya kepuasan seks. Dan bukan salahku pula kemudian aku mencari pelampiasan pada pria muda keluar, untuk memuaskan keinginan seksual saya yang semakin menggebu di usia 35 ini. Dengan TB 170cm BB 58kg Bra 38C aku merasa sangat seksi dan montok dengan payudara besar condong ke depan dengan perut pantat mundur njedol ramping dan pinggul terutama besar, bulat, tambahkan tubuh bongsor lebih bahenol dan montok. Tapi sepintar-pintar saya akhirnya menipu juga. Suami saya menangkap saya marah bukan kepalang dipeluk oleh seorang pria muda sambil telanjang di sebuah motel.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan ultimatum itu keluar dari suami saya. Saya dilarang untuk bergerak di luar rumah tanpa pengawalan. Entah itu dengan suami saya atau anak saya. Saya tidak bisa lepas pengawasan di semua tiga dari mereka. Bergantian menonton saya. Aditya anak kakak sulungku yang baru masuk kuliah dapat giliran mengawasi di pagi hari saat memasuki sore hari. Pada hari itu putri saya Leni mengubah dirinya di SMA kelas kedua, untuk mengawasiku. Dan malam itu suami saya mendapat giliran. Tentu saja aktivitas seksual saya terganggu sepenuhnya. Keinginan saya tidak terlampiaskan, akibatnya aku sering uring-uringan. Tentu saja aku bisa masturbasi, tapi kurang menyenangkan. Dua minggu berlalu aku masih tidak bisa menahan diri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebulan berlalu aku stres. Bahkan meningkatkan frekuensi masturbasiku, hingga 10 kali sehari tidak pernah melakukannya. Tapi tetap tidak pernah mencapai kepuasan total. Saya masih perlu seorang laki-laki keras dipukuli penis. Seperti pada Senin pagi, ketika bangun tidur jam 8 rumah sudah sepi. Suamiku dan Leni sudah pergi, dan tinggal di sana di bawah Aditya itu. Saya masih belum bangkit dari tempat tidur, masih malas untuk bangun. Tiba-tiba aku tersadar karena darahku mengalir cepat. Ini adalah kebiasaan saya ketika saya bangun pagi, nafsu seks saya muncul. Terbaik untuk membantu bertahan hidup, tapi kaki saya basah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku langsung menurunkan CD saya dan BH didadaku susu montok begitu besar bebas untuk membuang tajam dan lurus saya menyelipkan dua jari tangan kanan saya ke dalam lubang vagina saya. pecah vagina saya ditutupi dengan kemerahan hitam rambut kemaluan sangat kental dari pusar ke vagina untuk menyeret formulir ini adalah segitiga hitam agak keriting. Aku mendesis pelan ketika memasuki jari kedua, terus kukeluar-masukkan perlahan tapi pasti. Aku masih sibuk masturbasi, tanpa menyadari ada tubuh yang menonton perilaku saya dari pintu yang terbuka lebar. Dan ketika wajahku ke pintu aku terkejut melihat Aditya, anak kakak tertua saya, sedang menonton saya bermasturbasi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi anehnya aku tidak tampak marah sama sekali, tangan kanan masih terus memainkan kemaluanku, dan aku benar-benar mendesah keras sambil mengeluarkan lidahku. Dan Aditya tampak tenang melihat pada perilaku saya. Saya sangat malu, tetapi merasa vaginanya semakin basah, aku keluar dari tempat tidur dan berjalan menuju Aditya itu. Bongsorku tubuh sintal dengan payudara pergi menari ke kanan ke kiri mengikuti langkahku, dengan rambut vaginanya kebelai sesekali kemaluan menambah stimulus untuk keponakan Aditya itu. Anak kakak tertua saya itu masih tenang, tapi ketika keluar dari tempat tidur dan aku harus menanggalkan pakaian benar-benar telanjang sekarang. Aku terombang-ambing oleh hasrat seksual tidak peduli dengan status saya sebagai bibi lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketika kita berhadapan tangan kanan langsung menyentuh selangkangan anak itu.</div><div style="text-align: justify;">"Berhubungan seks dengan bibi, Aditya!" Aku berkata sambil membelai pangkal pahanya yang sudah tegang. Aditya tersenyum,</div><div style="text-align: justify;">"Bibi tahu, sejak Aditya tinggal di sini enam bulan lalu, Aditya sudah sering membayangkan betapa nikmat cinta dengan Tante jika Aditya .."</div><div style="text-align: justify;">Saya terperangah mendengar apa yang dikatakannya.</div><div style="text-align: justify;">"Dan sering jika tidur Tante, Aditya telanjangin bagian bawah Tante Tante dan alat kelamin menjilatin."</div><div style="text-align: justify;">Saya tidak percaya kata-kata ini kopanakanku.</div><div style="text-align: justify;">"Dan sekarang dengan senang hati akan 'kerjai' Tante Aditya Tante sampai puas".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aditya langsung memegang daguku dan mencium bibirku dan melumatnya dengan penuh gairah. Scour lidahnya dengan rongga mulut ganas. Sementara tangan gerilya di mana-mana, meremas-remas tangan kiri payudaraku sementara tangan kanannya dengan lembut membelai permukaan pangkal paha. Saya langsung mengundurkan diri diperlakukan seperti itu, hanya bisa menjerit mendesahdan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ciuman yang puas, Aditya terus menargetkan kedua payudara. Kedua puting saya berwarna coklat kehitaman besar, lembut merokok dia. Kedua sampaimengkilat permukaan menjilat payudaraku, dan aku menangis sedikit ketika puting saya digigit sedikit lambat tapi ramah. Oh, aku tak henti-hentinya mendesah dari perlakuan Aditya. Aditya ciuman terus perut, dan dia berjongkok sementara aku tetap berdiri. Aku tahu apa yang akan Aditya lakukan dan ini adalah bagian di mana aku biasa orgasme. Yah, aku tidak tahan dengan pangkal paha dalam seks oral.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aditya tersenyum sebentar ke arahku, sebelum mencium mulut vagina permukaan lubang ditutupi dengan rambut kemaluan yang lebat sangat kental. Lidahnya menari di vagina, membuat saya melompat seperti shock. Tanganku terus memegang kepalanya yang tenggelam di selangkangan, sementara lidahnya menjilati klitorisnya dengan lembut. Dan memang, tak lama kemudian tubuhku mengejang hebat dan desahanku dengan suara lebih keras. Aditya tak peduli, ia terus menjilati pangkal pahanya yang menyemburkan cairan kental saat harus orgasme.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku kelelahan dan langsung pergi ke tempat tidur untuk tidur telentang. Aditya tersenyum lagi. Ia telah melucuti pakaian sendiri dan siap untuk bercinta dengan bibinya yang telah tegang penisnya.</div><div style="text-align: justify;">"Aaahh sangat besar kontol, keras berotot panjang lagi, ini bibi yang suka penis"</div><div style="text-align: justify;">Aku berkata, kagum dan senang takjub segera dicambuk penis vagina besar dan panjang, kira-kira ukuran panjang 20 cm diameter 4 cm cobalah untuk membayangkan besar. Aditya bersiap memasukkan penisnya ke dalam lubang vagina saya, dan saya menahannya,</div><div style="text-align: justify;">"Tunggu sayang, mari kulum sebentar Tante penis Anda."</div><div style="text-align: justify;">Oleh Aditya, di penis sodorkannya besar dan keras ke mulutku mengulumnya sebuah arah lurus dengan penuh semangat. Penis sekarang benar-benar tergelincir ke dalam mulutku saat dia membelai rambutku dengan cinta. Batang pohon adalah kujilati keras sampai mengkilap.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Sekarang Anda dapat goyang dan pedal booting vaginanya Tante, Adit .." Saya mengatakan setelah mengisap senang penisnya.</div><div style="text-align: justify;">Dia juga mengangguk, penisnya segera dibimbing menuju lubang vagina yang kemerahan tusukan penis pecah siap untuk menerima berkat yang besar itu. Sebuah Aditya vagina basah penis mudah untuk masuk ke hambatan.</div><div style="text-align: justify;">"Ahh .. Adit!" Desahku sebagai Aditya penis hilang di selangkangan.</div><div style="text-align: justify;">Aditya kemudian segera meningkatkan tubuh dengan cepat, lalu perlahan tapi pasti berubah. Diobati sehingga kepalaku berputar-putar begitu lezat. Selain itu, Aditya sering membiarkan kepala penisnya menggesek-gesekan permukaan pangkal paha jadi aku menggelitik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Berbagai posisi yang ditunjukkan oleh Aditya, mulai dari gaya tradisional anjing untuk membuat saya orgasme berulang-ulang. Tapi dia juga telah membuat aku penasaran dan ejakulasi bangga. Ini anak baru yang kuat. Dan ketika saya berada di atas tubuhnya, Aditya berderit. Pinggul bergoyang segera berlari untuk mencapai puncak kenikmatan. Dan saat Aditya memeluk dengan erat, pada air mani sama direndam dengan pangkal paha cepat, membuat saya orgasme lagi untuk yang kesekian kalinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sekarang kaki saya tidak memutar banjir air mani dicampur dengan cairanku Aditya sendiri. Aditya masih memelukku dan mencium bibirku dengan lembut. Dan kami terus bercinta sampai siang dan baru berhenti saat Leni pulang dari sekolah. Sejak itu saya punya lebih banyak stres karena pelampiasan dari keponakanku. Setiap kali saya selalu dapat memuaskan jiwa saya begitu besar. Dan tidak ada yang tahu kecuali kami berdua.</div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-43406768783955422882012-05-22T13:21:00.001-07:002012-05-22T13:21:54.175-07:00Seks Bugil Dengan Anak Tiriku Pemuas Nafsu<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/_6GtJISYr_ps/TH6z_AQiDNI/AAAAAAAAAF8/Po2RC-g9bP8/s1600/cerita+dewasa.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5512040888930536658" src="http://3.bp.blogspot.com/_6GtJISYr_ps/TH6z_AQiDNI/AAAAAAAAAF8/Po2RC-g9bP8/s400/cerita+dewasa.jpg" style="height: 187px; margin-top: 0pt; width: 270px;" /></a></div><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Seks Bugil</a> Sebut saja namaku Haryani, saya ingin sedikit cerita untuk mengisi ini <b>Cerita Seks</b> situs ketika saya menikah suami saya tidak tahu apakah itu masih suami sah orang lain, tetapi kemudian saya belajar nasi sudah menjadi bubur. Saya suka wanita tidak berharga di depan suami saya, karena saya adalah seorang nyonya di matanya. hidupku hampa dan tak berarti. Saya hanya ingin melampiaskan sedikit dan cerita seks disini. Jadi di sini berjalan pada akhirnya dia juga mengakui bahwa istrinya memiliki anak, tapi apa yang lemah dan bodoh saya untuk menuntut jika Anda harus bersikeras. Meskipun aku tahu benar-benar akan menyakiti istri yang sah, jika dia tahu. Suami saya adalah seorang petugas yang memiliki posisi penting di sebuah propinsi (tidak saya sebut tempat). Telah mencapai usia 55 tahun dan saya baru saja mencapai 27 tahun. Fasilitas yang disediakan dan ketakutan yang membuat saya begitu tidak berdaya terhadap diri saya. Saya membeli sebuah villa yang sangat mewah yang terletak tidak jauh dari kota tempat suami saya dilayani. Semua fasilitas yang diberikan kepada saya adalah sebuah kemewahan bagi saya, saya mendapatkan mobil pribadi, ponsel dan perangkat hiburan rumah. Tapi ini masih tidak semua Saya ingin memiliki bayi, aku ingin dicintai dan dihargai. Bahkan saya hanya surga saja. Kemudian saya mendengar bahwa suami saya juga memiliki WIL selain aku, bahkan terkadang ia juga makanan ringan ketika saya sedang ke luar kota, saya mendapat kabar dari istrinya sementara pembantunya wanti-wanti saya untuk tutup mulut. Saya sendiri sudah memiliki hubungan dekat dengan keluarga ajudan suamiku, namun, sampai sekarang rahasia yang masih disimpan cukup rapi. Namun saya kecewa dan sedih dengan kondisi ini, sehingga timbul niat saya untuk berperilaku sama.</div><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suatu hari suami saya pergi nakal dengan putra bungsunya kepadaku, dia memperkenalkan saya sebagai asistennya mertua. Anak itu menyarankan dia memanggil saya Bu usinya SMP dan masih 14 tahun. Wajahnya, perilaku ayahnya persis, nilai kesopanan agak kurang bila dibandingkan dengan anak di desa saya. Maklumlah dia adalah anak dari seorang pejabat tinggi. 21:00 Keluar telepon ayahnya, meminta Alex (sebut nama anak itu adalah) untuk tidur di rumah karena sang ayah tidak ada bisnis. Aku akan curiga sehingga ia harus berkencan dengan orang lain. Alex tidak tidur, dia lebih asyik di ruang keluarga menonton televisi. Akhirnya, niat buruk saya muncul untuk menipu Alex, tapi bagaimana? Saya dihadapkan dengan jalan buntu. Akhirnya, spontan VCD porno saya dimasukkan ke pemain saya untuk melayani Alex. Saya mengaktifkan oven selama 3 menit kebetulan itu adalah daging yang telah dimasak sejak sore ini. Cukup kurayu dia untuk makan sehingga kami makan daging sapi panggang dan saus kedelai bersama-sama. Sementara basi saya bertanya sekolahnya, tampaknya kemampuannya di sekolah biasa, terbukti dengan pembicaraan antusiasannnya kurangnya tentang sekolah. Ia lebih suka bicara tentang video game dan balap sepeda motor.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku memegang lehernya dan kupijit seperti yang saya katakan, "Kamu pasti lelah, Mbak pijitin sini ..." Dia terdiam, mengetahui, bahwa anak manja. Aku meraih remote control dan bermain menekan untuk CD pertama, film-filmnya adalah jenis vivid dengan tema seks yang cukup halus. Alex tampaknya sangat menyukainya, ah menembak dalam piring cinta sisi tiba. Sementara kupijit tubuhnya, saya mengamati wajahnya. Saya katakan jangan malu, karena itu hanya film saja (tidak nyata). Alex menghadapi tegang, ada adegan orang berpelukan (hanya berpelukan) saya menyuruhnya untuk memijat punggungnya ke depan. Alex di punggungnya sementara memperhitungkan bahwa film ini tampaknya mulai menyukainya. Sekarang mulai menunjukkan dalam film adalah adegan cukup panas, seorang wanita melepas pakaiannya sehingga celana dalam hidup dan bra pada kursus. Alex semakin tegang dan tangan agak kupercepat mengarah ke pangkal paha. Kupijit pura-pura menyentuh pahanya dengan kemaluannya, dia terkejut ketika kemaluannya tegang kesentuh tangan. Wajah pucat, tetapi kunetralisir dengan mengatakan "Jangan khawatir Alex, semua orang sama, adalah sangat wajar ketika seseorang dihidupkan Karena setiap orang memiliki gairah.." "Mbak Malu," jawab Alex. Jika orang pemalu, tapi dia sendirian sama Bu. Mbak benar-benar tidak malu. Dengan mengatakan ini saya membuka kemeja saya bahwa saya hanya memakai bra saja. Saya juga heran terlalu terkesan, anak-anak seusianya juga bisa menjadi tegang dan agak tak berdaya, jauh dari sikap sehari-hari yang agak arogan. Tapi aku mulai menyukainya tanpa berpikir sejauh itu mengingat ayah sendiri juga melakukan hal yang sama kepada saya. Film terus berputar, tubuh Alex terasa hangat malah aku khawatir dia sakit, dia tampak pucat entah takut apa bagaimana, aku tidak tahu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Alex hanya menatap buah dadaku tanpa berani melihat langsung, ia masih menganggap film erat. Ketika saya memegang kemaluannya lagi ia duduk diam, tidak membuang alat kelamin kesempatan ini kusia meremasnya sedikit dalam ukuran kecil. Saya juga belum melihat film lagi, Alex dan aku membuka celana saya, saya melihat kemaluannya. Tampak bersih dan mulai ditumbuhi rambut, aku lebih bersemangat untuk melihatnya. Kuterkam langsung dengan mulut dan mulai menjilatinya, Alex diam saat ia bergerak pinggulnya kadang-kadang menikmatinya. Kuhisap ayam dan dia bahkan menangis Uh .. Ms .. Aku membiarkan menggelinjang anak kecil, kubimbing tangan untuk payudaraku. Ah, dia sebenarnya sangat kuat meremas. Kumaklumi dia tidak bersalah dalam kasus ini, saya tidak menyesal bahkan seperti itu. Aku mengisap, ia menjadi lebih banyak bergerak tidak menentu sementara berteriak ah, uh, ah, uh. Kemudian dia berteriak keras, tubuhnya gemetar, diikuti oleh cairan hangat dari kemaluannya. Aku menelan cairan tersebut asin dan padat tanpa jijik sedikit pun, dan dia masih lemas lemas. Saya memeluknya, dan membisikkan kata-kata, "Enakkan", sementara aku tersenyum, tangannya kembali dan hanya bicara "Mbak .." Aku membimbingnya ke kamar mandi dan kumandikan dengan air hangat, burung kecilku masih tidur dan aku yakin akan sampai lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu kami tidur bersama di depan televisi di atas karpet, dia tampak kelelahan dan tidur nyenyak. Saya puas, meskipun tidak sampai coitus. Saya bangun sebelum fajar, dan aku melihat tubuh Alex hati-hati tidur telanjang. Jiwaku Aku mencoba untuk bangun lagi dan burung kecil, itu berhasil dan saya ulangi perbuatan tadi malam dengan variasi kenaikan pertambahan Alex permainan. Tampaknya Alex mulai mengikuti naruninya sebagai bergairah, ia mungkin meniru film tadi malam. Dibuka bra saya dan menjilat, aku juga merasakan kenikmatan dari anak bau kencur, saya membayangkan seorang anak dan ayahnya mengerjaiku seperti sekarang, ah tidak mungkin. Saya memimpin tangannya ke pangkal paha yang belum tersentuh sejak semalam sama sekali. Kubimbing menggesek-gesek kemaluannya dan dia memahami keinginan saya. Alex gerakan dan layanan bagi saya masih sangat kaku, mungkin diperlukan beberapa kali aku melatihnya. Tiba-tiba ia menarik celana dalam saya dan dipaksa bra saya dilucuti. Aku biarkan dia membuat sendiri, wajahnya masih terlihat tegang tapi tidak setegang tadi malam dan ia mulai tidak sopan kepadaku, ah biarlah. Aku didorong hingga telentang, dan ia langsung menghancurkan. Dia mencoba untuk menempatkan burung kecil ke selangkangan, tetapi banyak kali tidak berhasil. Ia menjadi semakin penasaran, ah pria kecil saya adalah tentu banyak belajar dari saya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kubimbing kemaluannya memasuki kemaluanku dan ia menggesek-gesekkannya. Jiwaku terasa menembus tubuh saya, sekarang hampir mencapai penantianku tadi malam dan begitu baik ah, pria kecil saya bisa memuaskan saya saat ini. Aku segera bangkit dan Aku menaiki burung kecil yang masih menantang, saya merokok dalam, dia mengerang kenikmatan dan saya merokok terus menerus sampai tubuhnya gemetar dan air liur lagi-lagi burung kecil hangat yang menjadi bagian dari dagingku. Hari itu cerah, dan kami segera menghangatkan mandi bersama. Saya merasa puas dan Alex hanya diam saja, siapa tahu apa yang mereka pikirkan. Maaf itu? Aku tidak bertanya. Bahkan cerita ini masih berlangsung, sekarang Alex masih di SMA dan bimbingan saya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di pagi hari ayahnya Alex (yang juga suamiku) datang dan tanpa curiga sedikit pun. Ini adalah pengalaman pertama saya dengan burung muda.</div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-71703272140559998552012-05-22T13:18:00.000-07:002012-05-22T13:18:40.652-07:00Seks Bugil Dengan Pasangan Temanku<div style="text-align: justify;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_6GtJISYr_ps/THZAMSHGWPI/AAAAAAAAAFM/7Icotdc_iO0/s1600/cerita+seks.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5509661773898602738" src="http://4.bp.blogspot.com/_6GtJISYr_ps/THZAMSHGWPI/AAAAAAAAAFM/7Icotdc_iO0/s320/cerita+seks.jpg" style="height: 234px; margin-top: 0pt; width: 320px;" /></a>Awal dari <a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">cerita seks</a> hari ini adalah karena suatu hari Pak Beni turun ke rumah neneknya dua bayi keluar kota berlibur selama beberapa hari. Saya tidak diundang. Tahu bahwa kakaknya tidak mengundang saya untuk pergi berlibur, mas Budi senyum2 saja kepadaku, "Nes, ada kesempatan ya Mas Beni dan. Anda pergi dengan anak2 tidak berpartisipasi. Kami juga yuk liburan", katanya. "Mau ke mana mas" tanya saya. "Teman saya, Adi, undangan ke vila Dia akan mengajak pacarnya, Jane.. Anda mengambilnya. Kami bersenang-senang ada. Ingin", katanya sambil tersenyum. Aku hanya tersenyum dan mengganggukkan kepala.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pada sore hari, mas Adi datang untuk bertemu. Mas mas saya diperkenalkan dengan Adi dan dia memperkenalkan ke mas Budi Santi dan saya. Adi mas mas lucu. Santi, benar-benar gemuk. Abg masih sangat, muda kaya dari saya. Manis juga anaknya, mengenakan celana jeans ketat dan tank top ketat yang juga menonjolkan kurva sehingga tubuh dirangsang. Tangannya berbulu panjang dan terlihat ada kumis tipis di atas bibir gadis itu. Jembutnya tentu sangat padat dan kaya gadis cowok2 seperti ini. Aku mengenakan blus dan rok mini. Adi tampak mengagumi mas keseksianku meskipun ada tidak kurang montok gadis sebelah. Aku mengenakan blus belahan dada rendah sehingga bagian basooma mencuat. "Meninggalkan yuk", kata mas mas Adi. "Nes, mas Adi dari tadi ngeliatin kamu terus tuh" mas Budi mengatakan dalam bisikan. "Ah .. Waktu pula" aku tertawa. "Ya tuh .. Check out kaca spion". Kadang-kadang mas Adi melirik kaca untuk melihat saya duduk di kursi belakang mas Budi.Villanya tidak terlalu jauh. Karena sudah malem, kita mengisi perut dulu. Mas Adi juga membawa makanan dan minuman untuk makanan ringan di vila. Sesampainya di vila, hari sudah gelap. Lompat untuk berbagi kamar, masing2 dengan pasangannya. Setelah memasukkan barang bawaan ke kamar masing2, kami mengobrol di ruang tamu udara 4. Mas Budi sudah kaya terangsang berat. Dia memelukku, mengelus2 rambut saya dan paha saya tidak ditutup rok mini saya terkena. Dia mengundang saya ke dalam bisikan kamar. Saya mengikuti aja. "Paling lama ya", kata mas Budi kepada temannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di dalam kamar, dengan mas sengit Budi segera memelukku dan mencium bibirku dan menjilati leher saya. Diusap2nya basooma belahan bumi, membuka bajuku, jadi saya hanya memakai bra tipis. Pentilku tampak menonjol, sudah mengeras. Perlahan ia mencium basooma. Aku mulai mendesah ketika pentilku merokok melalui bra saya. Setelah menikmati basooma, dia menciumku kembali. "Anda berubah dong, menghisap penis saya" katanya. Aku membuka ritsleting celananya juga dengan CD, sehingga kontolnya yang sudah tegang membengkak mencuat. Kontolnya mulai kukocok-kocok dengan lembut. Dia mendorong kepalaku ke arah kontolnya. "ISEP Nes", dia mendesah saat mulutku mulai mengisap kontolnya kepala. Kontolnya kukocok2 perlahan. "Nes nikmat" keluhnya. Dia menyibakkan rambut yang menutupi wajahku. "Terus Nes, mengerikan," katanya. Saya juga menghabiskan kontolnya dari mulut dan mulai menjilatinya. Kontolnya kemudian diisi dalam mulutku. Dia membelai rambutku, ketika kontolnya mulutku memompa. Dia sangat bernapsu sekali. Cd rilis rok saya dan aku telanjang bulat sehiongga. Dia duduk di kursi dan aku duduk di pangkuannya ia mengirimnya ke wajahnya. Dia melepaskani pakaian yang tersisa. Dia mencium bahu, dan mengarahkan kontolnya sudah berdiri tegak untuk nonokku. "Ohhmas, besarnya. Baik, ahh, Ines mas entotin", aku mendesah. Dia mengenjotkan kontolnya keluar nonokku, karena saya memiliki gerakan terbatas di pangkuannya. Basooma ayun irama enjotannya meremas. "Ohh, Mas, Mas Delicious, Enjot terus mas" kataku sambil melingkarkan tanganku untuk memeluk bagian belakang kepalanya. Dia mencium bibirku sebentar dan kemudian menyedot basooma sambil terus mengenjot nonokku. "Ohh mas, juga sangat, sangat besar" eranganku Adi menjmas, dan tak lama aku menjerit. Menggelinjang-gelinjang saya dalam pelukannya. Segera, dia juga mengerang nikmat ketika ngecret di nonokku. Kami juga bersantai sejenak sambil mencium kembali. "Bagus ya Mas" kataku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku pergi ke kamar mandi adalah satu dengan kamar tidur. Setelah beberapa saat aku keluar hanya mengenakan handuk loop dibadanku tanpa busana lagi. "Saya bisa siap lagi ya Nes", mas Budi terganggu. "Mas iyalah, kita datang di sini untuk telanjang. Mas kata Ines akan bercinta sampai 4 kali", jawab saya. Pembelahan menonjol sedikit di balik handuk yang menutupi dada dan paha. Nafsu seperti dia melihat lagi. Stamina yang luar biasa juga, dia tidak puas2nya ngentoti aku. Kontolnya berdiri tegang. Dia berbaring di tempat tidur. "Mas, ngelihatnya benar-benar begitu besar itu?" Kataku. "Nes, memiliki ya malam, kita tidur" katanya. "Mau tidur atau nidurin Ines mas," godaku. "Tidur setelah nidurin kamu lagi dong", katanya. Aku berbaring di samping mereka, segera berubah handuk saya sehingga pelepasan bulatlah telanjang saya. Basooma dielus2nya. "Nes, kamu seksi, di mana alam bebas lagi ketika aku dientot. Jika mas Beni dan anak2 pergi sepanjang waktu, aku bisa bercinta Anda setiap malem", katanya merayu. Aku hanya tersenyum, tidak menjawab rayuannya. Tangan Basooma belaian berubah menjadi pemerasan pemerasan halus. "Mas", aku memeluknya. Dia juga memelukku dan mencium bibirku. Dia begitu bersemangat bergairah bibirku hancur, saya terjebak lidahku ke dalam mulutnya. Napas saya menjadi cepat dan tidak teratur. Setelah beberapa saat kami berciuman, aku menggeser tubuhku sehingga sekarang berada di atas tubuh. Dia semakin sendirian dalam ciuman ganas. Dia memeluk rapat2 tubuh saya sambil mencium saya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu aku mencium lehernya dan terus turun menuju dada. Dia mendesis "Nes, sshh". Aku terus mencium tubuhnya, turun ke bawah dan ketika ia mencapai sekitar pusarnya, menciumnya menjilatnya sehingga rasanya sangat kontolnya semakin tegang. "Nes, aduuh" dan saya perlahan-lahan terus turun dan ketika sampai di sekitar kontolnya, saya mencium bau asap dan sekitarnya termasuk biji pelernya. "Sshh, Nes" katanya. Ngaceng kontolnya sudah keras sekali, mengangkat ke atas. Aku memegang kukocok kontolnya dan perlahan perlahan. Aku meletakkan kontolnya kemulutku. "Aahh," teriaknya keenakan. Aku segera naik dan terkadang turun pelan2 mulutku kusedot keras. "Nes, enaak. Ayo Nes. Di sini, saya mau", katanya sambil menarik tubuh saya. Saya mengerti kehendak-Nya dan berpaling tubuhku tanpa melepas kontolnya dari mulutku. Posisinya sekarang 69 dan aku berada di tubuhnya. Nonokku diisi dengan rambut tebal dijilatinya kemaluan. Menggelinjang setiap kali saya merokok bibir nonokku. Dengan mulutnya masih disumpal kontolnya aku bergumam. Dia membuka belahan nonokku pelan2 dan dijulurkannya menghisap lidahnya untuk menjilati dan mengisap seluruh bagian nonokku itu. Aku melepaskan kontolnya dari mulutku sambil mengerang, "mas, ooh", mencoba untuk bergerak pantatku bergerak atas dan ke bawah sehingga terlihat seperti mulut dan hidung ke segala sesuatu ke dalam nonokku. "Maas, terus Maas" Terutama ketika itilku dihisap, aku mengerang lebih keras "Maas, teeruuss". Itilku continue hisapnya mengisap lidahnya dan kadang-kadang diperluas ke dalam nonokku. Gerakan pantat liar dan cepat, Mas lebih cepat dan akhirnya, aku nyampee ", sambil menekan pantatku sehingga kewajahnya kuat. Aku terengah-engah. Dia perlahan-lahan bergeser kesamping sehingga aku berbaring tubuhku di tempat tidur. Dengan terengah2 saya masih memanggilnya, "Mas pelukan Ines, Maas" dan segera ia berbalik dan memeluk posisi tubuhnya dan mencium bibirku Mulutnya masih basah oleh cairan nonokku.. "Maas", kataku untuk napasnya sudah mulai tidak teratur sedikit. " Apa Nes "katanya sambil mencium pipiku." Maas, ya benar-benar lezat mas, telah menjilat itu nyampe Ines ", kataku manja." Nes sekarang saya tidak bisa ... ", katanya, peregangan kaki saya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mas Budi mengambil bagi saya, memegang kontolnya ancang2 nonokku dipasang pada bagian. Dengan lembut merasakan kepala kontolnya meledak nonokku. Dia menggigit bibir saya sambil menjulurkan lidahnya ke mulutku. Aku menghisap dan mempermainkan lidahnya, sementara dia mulai menekan pantatnya pelan2 kontolnya lebih dalam sehingga dapat masuk dan blees nonokku, kontolnya sudah masuk ke nonokku setengah. Aku menangis pelan "aahh Maass" kuat mencengkeram punggungnya. Yang kedua saya meletakkan kaki saya ke punggungnya segera, jadi sekarang masuk seluruhnya ke dalam nonokku kontolnya. Dia tidak bergerak karena aku mempermainkan kontolnya otot2 kontolnya nonokku sehingga dia merasa seperti hisap agak kuat tersedot. "Nes, terus.Nes, enaak sekalii, Nes", katanya, bergerak naik turun kontolnya perlahan dan teratur. Aku perlahan-lahan mulai memutar pinggulku bergulir. Setiap kali kontolnya ditekan ke dalam nonokku, aku berteriak "Maass sshh," karena saya merasa kontolnya nonokku menyentuh bagian terdalam. Karena lenguhanku, dia terangsang dan gerakan kontolnya keluar nonokku lebih cepat. Aku mulai berteriak2 keras, serta pinggul saya bergerak lebih cepat juga. Dia semakin mempercepat gerakan masuk dan keluar kontolnya nonokku. Aku melepas klem pada pinggang dan mengangkat kakiku lebar2, dan posisi ini kontolnya kemudahan gerakan masuk dan keluar dan terasa kontolnya masuk lebih dalam nonokku. Tidak lama setelah saya merasakan kenikmatan menggebu2, aku memeluknya lebih erat dan akhirnya "ayo mass, Ines keluar Maas". "Tunggu Nes, kita berbagi sama", katanya, sekali lagi mempercepat gerakan kontolnya. "Aduhh Maas, Ines tidak tahaan, maaas, Ayoo sekarang", karena ia meletakkan kakinya di punggungnya kuat2 lagi. "Nes, aku jugaa", dan terasa creeeeeeet ... creeeeeet ... crrreeettt .. pejunya muncrat keluar dari kontolnya dan tumpah di dalam nonokku. Dia ditekan ke dalam nonokku kuat2 kontolnya. Dengan terengah-engah nafas dan nafas tubuhnya penuh keringat, dia berbaring pada saya untuk tetap tinggal di kontolnya nonokku. Setelah napas agak teratur, misalnya di dekat telinganya, "kasih, terima kasih ya. Ines hanya saya sangat puas," sambil mencium telinganya. Dia tidak menjawab atau mengatakan apa-apa dan hanya mencium wajahku. Setelah jeda panjang dan kemudian saya diundang untuk membersihkan tubuh di kamar mandi dan tidur di lengan masing-masing.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Keesokan paginya aku bangun terlambat. Mungkin karena aku lelah tidur nyenyak dientot. Ketika ia terbangun ia tidak ada di sampingku. Aku ke kemar mandi, cuci muka dan menggosok gigi Anda, maka dengan putaran telanjang saya keluar dari ruangan. Mas mas Budi sedang mengobrol dengan Adi dan Santi. Aku bergegas ke kamar lagi, walaupun mas Adi bisa ternganga melihat keindahan telanjang tubuh saya. Aku mengenakan kimono mas Budi, jadi kebesaran. Saya bergabung dengan mereka dimeja makan. Aku mengambil roti dan membuat kopi, yang lainnya tampaknya telah selesai sarapan. Mereka menemaniku saat chatting sarapan santai. Santi kaya benar-benar lancang ngobrolnya dengan mas Budi. Setelah saya selesai sarapan, mas Adi mengambil berenang. Segera saya mengenakan celana bikini saya. Mas Adi melihat jembutku lebih menganga mencuat dari balik minimku CD. "Nes, jembutnya sangat berat," katanya. "Liked it mas ngeliatnya", jawab saya. "Santi juga rambut kemaluan pasti lebat, lebih padat dari jembutku". Santi mengenakan bikini juga. toketnya montok tidak tertutup oleh bra bikininya terlalu kecil, dan lebih padat daripada jembutnya jembutku, mencuat dari samping dan atas CD bikininya yang sangat minim, lebih minim dari CDku. Mas Budi kaya benar-benar melihat tubuh Santi nafsu. Aku mengerti sekarang skenarionya, mas Budi ingin kaya telanjang dengan Santi dan aku akan dientot mas Adi. Saya melihat mas Adi bodiku menelan keras mencari. Mas Budi hanya memakai celana pendek dan melihat semua jumlah yang telah ngaceng kontol keras. Mas Adi menanggalkan pakaian jadi hanya memakai CD saja. Kontolnya juga ngaceng, kelihatannya besar juga walaupun tidak sebesar kontol mas Budi. Kami menuju ke kolam di halaman belakang. Ada dua sofa, dan terletak berjauhan, di masing2 sisi kolam. Saya memilih salah satu sofa. Mas Budi sudah mulai bergulat di sofa hanya Santi. mas Adi duduk di depan yang sudah berbaring di sofa. Dia mulai mengelus2 bahu. Aku tahu, dia pasti nafsu sama sekali. Segera kuelus2 mas Adi kontol dari luar CD, lalu diperas perlahan-lahan. "Terlalu besar Kontol mas ya", kataku sambil meremas kontolnya keras. Tanganku masuk ke CD dan langsung mengocok2 kontolnya. ngacengnya benar-benar keras. "Saya bawa CD-nya," kataku sambil ditelanjangi CD. Ngacung kontolnya yang cukup besar langsung ke atas. Saya sudah tidak sabar untuk merasakan kontolnya ingin nonokku keluar. Aku duduk dan memeluknya dan mencium bibirnya. Mas Adi langsung memelukku kembali, bibirnya terlalu menghisap2 tangannya mulai meremas2 basooma yang telah mengeras. Tenun tangannya ke dalam bra-ku dan memlintir pentilku yang juga sudah mengeras. "Nes sudah nafsu, ya, pentilnya sulit Nonoknya pasti ya Nes sudah basah.," Katanya lagi. Tampaknya dia juga mengalami hal di perngentotan. Aku mulai menyentuh dan membelai kontolnya "ya, pegang Nes" desisnya. Mas Adi sekarang bahwa aku menelungkup di atasnya. Kontolnya mulai kujilat, kukocok pelernya, biji meremas. "Aku isep kontol mas ya, besar juga" kataku sambil menurunkan kepalaku dan memasukkannya ke dalam mulutku kontolnya. "Ohh sshh, Nes benar-benar lezat" keluhnya. Aku menjilat kepala kontolnya, sambil terus kukocok2 kuisep. Sesekali ke dalam mulut saya sementara kumasukan kukenyot semua. "Oohh, Nes mengerikan," teriaknya keenakan. Aku berhenti mengisap namun tetap kukocok2 kontolnya. "ISEP lagi Nes, isep lagi, enak" katanya. Kembali kontolnya kukocok sambil kupelintir perlahan. "Sshh, ohh, eennaakk bbannggett Nes mengerikan,. Terus Nes" desisnya. Saya melanjutkan dengan tangan mereka. "Nes isep lagi donngg .. aja pake tangan .. jangan biarkan donk Nes" pintanya memohon. Aku hanya tersenyum dan mulai menghisap lagi. Kali ini benar-benar isapanku panas, kanan dan kiri menggelengkan kepala atas dan ke bawah beberapa kali sementara tanganku terus mengocok dan memutar batang kontolnya. "Saya ingin keluarr Nes ya" katanya. Tubuhnya mulai kaku. Aku terus menghisap kontolnya sambil terus memutar dan kocok batang kontolnya semakin tegang keras. "Terus Nes, isep terus" dia menangis. Aku terus menghisap kontolnya dan akhirnya "ccrreett .. ccrreett .. ccrreett ..", pejunya menyembur dimulutku. Kontolnya terus merokok. Dia merasa ngecret 5 kali dalam</div><div style="text-align: justify;">saya mulut. Aku mengusap mulutku dan pejunya meludah tercakup dalam sisa pejunya. Dia duduk di samping saya dan mencium pipiku "Terima ya Nes, deh mengerikan" katanya sambil mencium pipiku lagi. "Baik mas istirahat pertama, Ines mau ambil minum, mas minum?" Saya berkata ke dapur. "Apa aja deh, saya juga akan minum" katanya. Aku kembali dengan dua gelas dan sebotol air mineral. Aku dan dia minum sambil nonton mas Budi sudah mulai Santi apaan. Santi terdengar teriak2 keenakan ketika kontol besar mas Budi keluar mengejot nonoknya. Mas Adi memeluk pinggang saya dan mencium leher saya. "Sshh" desisku. Tangannya menyentuh basooma, meremas dengan lembut. Aku terangsang, yang telah berkecamuk sejak itu saya mulai ngisep kontolnya, "Diremes2 dong mas, sih doang teraba" aku mulai mengerang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku ditelentangkannya, dilumatnya bibir saya. Aku mencium dia dengan nafsu. Kontolnya kukocok kuelus dan lagi, itu ngaceng lagi. Dia terus menekan dan mulai basooma</div><div style="text-align: justify;">menjilati leher saya dan turun dan turun mencium belahan dadaku. "Teruuss, buka mas bra saya, bbuukkaa!" Aku setengah berteriak. Dia terus mencium ke bawah tubuh saya, menciumnya dari belakang CDku nonokku sudah basah karena lendir yang keluar dari nonokku. "Aayyoo terbuka mas!" Aku berteriak. Tapi dia terus menjilati kaki kiri dan pindah ke kaki kanan. Dia mencium bibir saya kembali. Aku mencium dia dengan nafsu. Dia menjilat telingaku. Dia juga pintar</div><div style="text-align: justify;">merangsang napsuku. basooma kembali diremas2nya. Tangan yang lain terus menggosok CDku itilku dari belakang. "Buka donk, sshh, Ines sudah memegang senjata ya 'desahku Dia terus meraba, menjilat dan mencium payudara dan nonokku.." Mas jahil ya "kataku sambil mencium bibirnya dengan panas. Kontolnya mulai meremas saya dan kukocok. "ISEP Nes. Saya ingin diisep lagi "katanya sambil menarik kepalaku sedikit mendekati kontolnya aku terus mengocok sementara mulut dan lidah terus menghisap dan menjilat kontolnya.. Dia tidak tahan lagi, saya langsung ditelentangkannya, mencium leher dan bahu. basooma meremas dan tangan satunya menyentuh nonokku "yuk Naked.. Ines senjata sudah tahan lagi "desisku. Ditariknya braku dan obligasi CDku langsung basooma diisepnya." Iisseepp puting, Maas "Aku mendesah. Kemudian tanganku mendorong kepalanya" Jilat nonok Ines mas "Aku mendesah saat dia menjilati kenyamanan itilku dan menumpangkan kaki kiriku kepundaknya. Dia terus menjilati nonokku lidahnya dan masukkan dalam. mas Tteerruuss ", istana. Oohh Ines uuddaahh mmauu klluuaarr nniihh "Aku berteriak sambil terus menekan kepalanya. Dia terus menghisap dan menjilati nonokku." Ines nyampe, isep nonok Ines tteerruuss "Aku gemetar dan menggelinjang menikmati jilatan-jilatan lidah di nonokku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia dan saya memanjat .. memegang tangannya dan mengarahkannya ke nonokku kontolnya. Dia menekan enter. "Mas Dick mengerikan pula Oohh,. Ines mas entotin" teriak keenakan. Dia meremas pantat saya dan meremas basooma tangannya yang lain. Hanya untuk sesaat aku merasa akan dienjot nyampe. "Ines sudah mau nyampe, sebuah dong keras ngenjotnya, mas", kataku. Mas Adi kontolnya pencabutan, ia mengirim aku kembali nungging dan kontolnya nonokku disodokkan ke dalam, ambles keras lurus semua. Lezat rasanya. Kembali dari belakangnya mengenjotkan kontolnya nonokku dengan keras. Lagi dan lagi ia mengenjot kontolnya sehingga terjebak dalam nonokku. "Nes saya inginkan. Ngecret" serunya. "Bersama ya mas, Ines keluar", aku menangis setelah sekian lama ia lebih lanjut mengeras enjotannya. Akhirnya, "Nes, aku mau ngecret", dia menjerit dan memercikkan pejunya kembali, kali ini membanjiri nonokku itu. Aku berada di perut saya dan dia menghancurkan. Lemes pagi2 dientot juga seperti ini. Dia berada di punggungnya, aku juga.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sambil berbaring aku menoleh ke mas Budi Budi mas tampaknya ngentotnya belum selesai, tidak tahu ini sudah nyampe Santi atau tidak. Mas Budi ingin mulai tampak menempel kontol lebih ukuran untuk nonok Santi berbaring di sofa. Dia merasa dan sepertinya memainkan itilnya nonoknya. Jane mendesah tidak karuan "Mas, mas menjilat!" Mas Budi kemudian menjilat dan menghisap itilnya saja. Mas Budi Santi ditunggingkan dan berlutut di belakangnya dan menggesekkan kontolnya ke nonok Santi. "Mmaassuukkiinn mmaass", dia berteriak saat kontol mas Budi ke nonoknya yang sudah basah. "Mas teruss teruss, Santi entotin terus". Mas Budi Santi meningkatkan dengan irama yang teratur. Setelah beberapa waktu dengan doggy style "Santi nyampe mas", dia menjerit keenakan. Santi kemudian menggeliat dan mengangkat kakinya mas Budi dan ditempatkan dipundaknya. Ia kembali lagi kontolnya dan meningkatkan Santi. Santi kembali mendesah2. Mas Budi meremas toketnya montok dan Santi terus mendesah, "Anda benar-benar lezat mas, mas terus enjot yang keras, aah", dia menangis lagi, rupanya Santi kembali nyampe. Cepat, pikirku. "Mas, enak sekali ya mas gay yang sama, mas yang ngentotnya sangat kuat. Santi adalah berkali2 nyampe, mas belum ngecret juga," kata Santi sambil terengah2.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mas Budi mencabut kontolnya masih keras dan datang, ia ingin ngecret dinonokku kaya. Benar saja, saya langsung dilemparkan ditelentang. Dia mengesek-gesekan kontolnya di nonokku, hanya naik napsuku lagi "masukkan mas, mmaasuukiin dong" desahku lagi dan lagi. Dia berbalik dan jadi saya tengkurap. Diganjang perut bagian bawah yang ada di bantal sofa, kaki saya dan ia langsung menyodorkan kontolnya ke nonokku direnggangkannya. "Aahh mas, eennaakk bbaannggeett" desahku. Dia menggenjotnya lebih cepat. Karena napsuku telah meningkat sejak saya melihat mas Santi apaan Budi, saya merasa akan nyampe. Dia terus memompa nonokku kontolnya cepat dan keras. "Terus mas, mas keras entot Ines, ach" desisku. Akhirnya saya tidak tahan lagi dan "Mas, Ines nyampee, aahh", aku menangis, sampai tubuh saya bergetar begitu lezat. Dia masih memiliki dorongan lamu nonokku, dan akhirnya, "Aahh, aku ngecret Nes". Merasa pada suatu saat dinonokku semburan pejunya. Lezat rasanya. Mas Budi membawa saya ke vilanya. "Mas, mas ngecretnya mengapa tidak di nonok Santi", tanyaku. "Yang pertama sudah di nonoknya, jadi yang kedua saya tulis dalam nonok ngecretin kamu", katanya. "Ini seperti melakukan mas?" Tanyaku. "Istirahat, ya, kami akan bermain lagi", katanya, berbaring di sofa. Luar biasa stamina, seperti tidak puas. Saya mendapatkan minuman untuk dia dan duduk di sebelah diubin sofa. Dia membelai2 rambutku, terus mengusap2 kembali. Aku hanya menyandarkan kepalaku di dadanya, begitu romantis.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, Adi dan Santi emas telah hilang, entah kemana. Tak lama l \ kemudian mas Adi keluar dan memberitahu bahwa makan siang sudah siap. Rupanya dia mempersiapkan makan siang. Lauknya sate kambing dan ada 4 botol minuman energi. Ada 4 cangkir es batu juga. "Yah mas, makanan dan minuman yang sangat panas", kataku. "Ya Nes, apakah kita masih setengah hari lagi, saya kuat," kata mas Adi. Kami segera makan makanan. Selesai makan, kita santai sejenak. Mas Adi sepertinya masih ingin menikmati empotan memekku, mulai meluncurkan tindakan. Sementara itu mas Budi membawa Santi ke kamar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mas Adi duduk di sofa dan duduk di samping saya. Lalu dia mencium bibirku, aku mencium punggung dan terjebak lidahku ke dalam mulutnya. Dia mengemut lidahku dan tangannya sudah mulai meremas2 basooma, pentilku diplintir2nya. Diperlakukan sebagai kenaikan napsuku seperti itu lagi, saya juga heran mengapa saat ini napsuku cepat timbul. Pentilku diemutnya, "Mass terruss semut maasss Ines puting, bagus". Aku segera menyambar kontolnya, kuremas2, kukocok2 sampai akhirnya menegang lagi. "Mas, terusin diranjang yuk", kataku bangun. Dia tidak membawa saya ke ruang belakang saya tapi saya di meja makan. "Mengapa ya variasi Nes", katanya sambil mulai mengelus itilku. Otomatis pahaku mengangkang dan diletakkan dipundaknya ketika itilku dikilik2 dengan jarinya. nonokku basah lagi. "Mas, kalau gini terus Ines terasa seperti kenikmatan pingsan". Lalu dia mulai menjilati nonokku. Saya tahu ini pasti dia menjilat nonoknya napsuku lebih berkobar2 lagi. "Aku bukan aduhhh kuat, masss, masukkan mas Anda". Aku mengangkat kakiku dan mengangkang lebar2. Dia kontolnya segera mengamblaskan ke nonokku. Nonokku berkedut2 ketika dimiliki oleh kontolnya keras besar itu. "Mas keras Enjot", aku berteriak lagi. "Nes, nonok ngempotnya kenceng Anda Nes benar-benar bagus", katanya sambil memompa kontolnya keluar masuk nonokku, lebih cepat dan lebih cepat. Saya juga semakin aktif memutar-mutar pinggulku mengiringi kontolnya masuk dan keluar dalam nonokku, menekan pantatnya dengan kaki saya melingkari pinggangnya dengan keras untuk kontolnya dinonokku itu pergi lebih dalam. "Ini mas baik", lenguhku lagi. Dia terus meremas saya basooma mengenjot, sesekali dia mengemut pentilku. Tidak tahu berapa lama ia mengentotiku, sampai akhirnya "Maas" jeritku sambil mencubit pahaku kuat2. Kontolnya terus disodokan lebih cepat dan akhirnya .. Crot .. croot .. croot .. Sekali muncratnya pejunya dinonokku. "Bantuan sekali mas".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Permainan panas selesai, saya menuju ke kamar mandi dan dibersihkan di bawah pancuran. Tiba2 tangan yang memelukku sana, mas Budi. Kami berpelukan di bawah pancuran, menyabuni satu sama lain. payudara dan kontol menjadi sasaran, awalnya dibelai, akhirnya diremes2. Kontolnya lebih keras karena terus diperas dan kukocok. Dia duduk di toilet, kontolnya sydah keras lurus ke atas. Aku duduk punggung, kaki dan mengarahkan kontolnya ke nonokku kukangkangkan. Terasa sekali, perlahan-lahan berkerumun nonokku kontolnya mulai lagi. Dia menusuk keluar dari bawah kontolnya nonokku. "Mas, yang cepet enjot mas", rintihku begitu lezat. Pinggul Kugoyang liar kontolnya menemani masuk dan keluar dalam nonokku. Ia meremas2 basooma menarikku ke belakang. Dia mencium bibirku dan aku menciumnya kembali. Nonokku dia sudah cukup umur untuk menyodok pada posisi itu sampai akhir untuk menyodok lebih cepat dan lebih keras dia ngecret di nonokku. Saya juga bersama dengan muncratnya pejunya nyampe. "Sst mas" jeritku dan dia memeluk saya erat. Sampai beberapa saat dia masih memelukku, aku menikmati sensasi itu dengan ciuman lembut. "Trim s ya mas, mas telah dibawa ke surga kenikmatan Ines, akhir pekan ini luar biasa Ines Kapan2 dientot lagi. Mas ya ', kataku." Tentu saja Nes, saya juga merasa baik setelah Anda bercinta. Nonok Anda jauh lebih menyenangkan daripada nonoknya Santi, mana empotannya hebat lagi Adi juga mengatakan lebih menyenangkan apaan kamu ", dia memuji saya.", Bercinta Anda ingin kaya Adi kapan2 pergi lagi. Saya akan memiliki saingan Mengapa mas saingan, mas ngelayani Ines benar-benar ingin keduanya sekaligus ".". Ines diantri yakin apakah itu benar-benar menyenangkan, "jawab saya Mas Budi sambil tersenyum." Bagus Nes, muasin cowok benar-benar pintar. "Selesai mitra Penukaran sensasi kenikmatan.</div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-9988883058017980212012-05-22T13:13:00.001-07:002012-05-22T13:15:05.185-07:00Seks Bugil Menikmati Perawan Anak Pembantuku<div style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: justify;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_6GtJISYr_ps/THUF1P44X8I/AAAAAAAAAE4/C5b_K_pJ4J0/s1600/cerita+seks.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="" border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/_6GtJISYr_ps/THUF1P44X8I/AAAAAAAAAE4/C5b_K_pJ4J0/s320/cerita+seks.jpg" style="height: 320px; margin-top: 0pt; width: 245px;" /></a><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Seks Bugil</a> Malam itu aku berbicara tentang wanita itu, istri saya sebenarnya cukup keberatan jika itumengajak anaknya untuk bekerja di rumah kami kata istriku sebagai beban tambahan, tapi setelah saya yakin istri saya akhirnya setuju juga bahwa perempuan dan anak perempuan mereka untuk bekerja sebagai pembantu di rumah kami, alasan saya untuk Istri saya sibuk mengurus bisnisMLM nya dan karena pernikahan kami 6 tahun tidak mendapatkan warisan, jadi gadis-gadis bisa kita anggap sebagai anak-anak kita sendiri. Kesokan harinya sekitar 17:00 wanita dan anak perempuannya telah berada di rumah saya untuk melakukan pekerjaan sebagai pembantu, sebut saja putrinya Nursyfa dan Santi. Karena hamba kedua bekerja keras, maka Santi kuijinkan untuk pergi ke sekolah pada tanggunganku. Aku melihat wajahnya tersenyum dengan gembira. "Terima kasih Pak, Santi senang pergi ke sekolah, terima kasih Pak, Bu."</div><div style="text-align: justify;">"Ya, tetapi Anda harus belajar keras, dan ketika dia pulang dari sekolah Anda harus membantu ibu Anda," kata istri saya sambil dipeluk oleh Santi, saya lihat di wajah ibunya terlihat NurSyifa 'sukacita. (Cerita Dewasa)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Enam bulan telah berlalu sejak NurSyifa 'dan Santi bekerja di rumah kami, saya NurSyifa' buruk dengan istri saya untuk pergi keluar bila kota untuk bisnis MLM-nya. Hari itu hari Sabtu, malam istri saya ke Yogyakarta dengan kereta api, karena hari Sabtu kantor sementara Santi adalah liburan sekolah, saya melihat NurSyifa 'yang berdiri di dapur berubah menjadi dapur saya selesai mencuci mobil. Aku tertegun melihat tubuh Nur menggunakan gaun hijau muda agak tipis sehingga terbayanglah tali bra dan celana dalam kedua bagian penutup hitam vital. Sebuah pantat padat dan seksi dan kaki dibungkus dalam bentuk putih dan halus seperti beras bunting, membuat saya merasa seolah-olah tercekik tidak bisa menelan ludahku karena menghantui tubuh Nur yang indah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nur tiba-tiba berbalik dan terkejut melihat bayangan saja.</div><div style="text-align: justify;">"Eh .. Bapak, ngagetin saya menulis."</div><div style="text-align: justify;">"Eh .. Nur boleh saya duduk, saya ingin tahu mengapa Anda perceraian, Anda ingin memberitahu kepada saya."</div><div style="text-align: justify;">"Eng .. bagaimana yach .. saya malu, Pak, tapi bolehlah."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya saya duduk di meja makan sementara Nur menceritakan sejarah hidupnya sambil terus bekerja mempersiapkan makan siang untuk saya. Saya akhirnya tahu bahwa Nur menikah pada usia 15 tahun dan setahun kemudian ia melahirkan Jane dan ia bercerai dua tahun lalu karena suaminya adalah seperti minum, berjudi, main perempuan dan kasar dan hampir saja membunuhnya di bagian belakang di mana dulu ada pisau Nur. Saya tertegun mendengar ceritanya sementara Nur seakan membayangi hidupnya saya melihat air mata di matanya saat ia berbicara. Karena tubuh rasa Nur kurangkul kasihanku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Sudah, Nur .. jangan menangis .. sekarang Anda bisa tinggal di sini dengan ketenangan anak-anak Anda, lupakan masa lalu Anda yah .. Maaf kalau saya membuat Anda harus ingat lagi."</div><div style="text-align: justify;">"Ya .. Pak .. saya dan Santi .. terima kasih banyak .. Baik Tuan dan Nyonya .. pada kami."</div><div style="text-align: justify;">"Ya .. sudah .. sudah .. Jangan menangis terus .. Santi kembali nanti .. Anda malu deh .. jika Anda menangis lagi."</div><div style="text-align: justify;">Nur menangis dalam pelukanku, air matanya membasahi bajuku tapi tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang lain karena payudaranya menyentuh dadaku yang membuat jiwaku peningkatan volatilitas. Sengaja mencium bibir mungilnya dengan lembut dengan bibir saya yang membuat gelagapan dia.</div><div style="text-align: justify;">"Aaahh .. Ayah!"</div><div style="text-align: justify;">Tapi kemudian ia menjawab pelan kecupanku sekali diikuti lidahnya memainkan lidah saya yang membuat saya lebih berani.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Pak .. sshh .."</div><div style="text-align: justify;">"Kenapa .. Nur ..?"</div><div style="text-align: justify;">"Tidak .. Pak .. aahh .. tidak masalah."</div><div style="text-align: justify;">Aku mengangkat roknya dan aku merasakan bawah padat dan kemudian ditarik ke bawah celana dalam warna hitam dan sampai lutut, paha kuraba dengan lembut sampai menyentuh vaginanya. Nur mulai bergelinjang, ia menjawab dengan leher agresif dan mencium pipiku. Aku memainkan jariku di, kutusuk vaginanya vagina dengan jari tengah dan jari telunjuk sampai agak lembab.</div><div style="text-align: justify;">"Aahh .. Pak, enak deh .."</div><div style="text-align: justify;">"Nur .. Jika kita lanjutkan di kamar yuk!"</div><div style="text-align: justify;">"Aku akan senang aja Pak, tapi jika nanti Anda tahu bagaimana?"</div><div style="text-align: justify;">"Ah, ibu khan lagi ke Yogyakarta, kembalinya lagi pada Selasa."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kugiring NurSyifa 'ke kamar, menutup pintu kamar dan langsung saya mengatakan pakaian Nur untukmenanggalkan. Nur langsung menuruti keinginanku, seluruh pakaiannya sampai dia ditelanjangi. Yang agak dikejutkan oleh keindahan tubuh Nur. Nur dengan sekitar 167 cm memiliki payudara kencang dan montok dibungkus kulit putih bersih, pinggulNur sedikit tipis tapi pantat agak besar dan vagina ditutupi dengan bulu lebat dan agak tebal tidak dapat membuat saya seolah-olah tertelan. Jika saya memberikan nilai Nur tubuh adalah 9,9, hampir sempurna.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Ayah, kemeja Ayah juga dilepas dong, jangan terpana melihat tubuh Nur."</div><div style="text-align: justify;">"Nur, tubuh indah, lebih indah dari ibunya."</div><div style="text-align: justify;">"Ah, Pak neraka?"</div><div style="text-align: justify;">"Ya Nur, sehingga Anda hanya tahu bahwa begitu dia deh."</div><div style="text-align: justify;">"Ah bisa aja ya Anda, tetapi jika demikian Nur Ms, Nur benar-benar akan menjadi seorang ibu untuk dua."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya langsung melepas pakaian saya dan batang kemaluanku menegang keras segera dan langsung Nur panjang.Kuhampiri mencium bibir, dia memeluk saya, tangan sedikit meraba-raba selangkangan Nur batang dan bergetar, dan saya menyentuh kutusuk saluran vagina nya dengan jari saya, kami bergelinjang bersamaan. Kami menjatuhkan diri ke tempat tidur bersama. "Nur, Anda tidak akan mengisap kontol saya, saya jilatin vaginanya." Nur hanya mengangguk dan kami mengambil nomor posisiseperti 69. Batang kemaluanku telah mencengkeram dengan tangan dan kemudian menjilat, dan mengisap dikulum sambil sesekali bergetar. Liang vaginanya kujilati adalah lembut, vaginanya mengeluarkan bau harum, sedangkan rasa sedikit manis terutama ketika bijiklitorisnya terjilat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hampir 10 menit panjangnya ketika vagina cairan kental putih yang basah dan segera ditelan. "Aaakkhh .. aakkhh .." mengerang kedutan Nur. Tapi lima menit kemudian giliran bergerak-gerak, karena keluar cairan dari membasahi selangkangan wajah Nur batang tapi dia cepat lurus ke atas dan kemudian menelannya up "helm" dan batangku denganlidahnya dibersihkan. Setelah itu, aku mengubah posisi, aku berbaring sementara aku dikirim dan selangkangan jongkokdi Nur. Lalu tangannya meraih batang menuju pangkal pahanya ke dalam saluran vagina nya. Tapi karena vaginanya Nur yang belum termasuk sesuatu agak sempit sehinggaaku bantuan sodokkan dengan beberapa kali, vagina baru ditembus batang kemaluanku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Blleess .. jlebb .. jlebb .."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya melihat Nur agak menahan nafas untuk batangku besar dan panjang telah menembus vaginanya.</div><div style="text-align: justify;">"Heekkh .. heekkhh .. benar-benar memiliki Mr Pak besar, tapi terasa seperti Nur Nur perut deh sodokannya."</div><div style="text-align: justify;">Nur bawah tubuh tinggi dan sesekali berputar, berputar ketika aku merasakan kenikmatan luar biasa.</div><div style="text-align: justify;">"Nur, vagina Anda sangat baik, batangku kayak diperas oleh jus vagina, terus terang merasa ini Nur barukali Bapak itu sangat bagus."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setengah jam kemudian, saya mengubah posisi batang masih dalam Nur selangkangan vagina, aku duduk dan mengangkat tubuhnya dan kemudian aku berbaring di tempat tidur dengan kaki menjuntai Nur, kutindih tubuhnya yang membuat batangku terasa begitu aduk jauh lebih masuk ke vagina. "Aakkhh .. aakkhh, ya Pak sebaiknya gini gaya." Payudara tajam dan puting susu sedikit kecoklatan pernah dicium, diperas dan kusedot-hisap.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">15 menit kemudian kami berganti posisi lagi, kali ini kita diposisikan doggie style, kusodok saluran vagina nya selangkangan dari belakang bar, Nur menungging aku berdiri. Kuhentak batanganku masuk lebih dalam ke dalam vaginanya Nur Nur hampir 15 menit kemudian menjerit.</div><div style="text-align: justify;">"Akhh .. arghh .. sshh .. sshh .. Pak, Nur keluar nih .. akhh .. sshh .."</div><div style="text-align: justify;">Keluar cairan dari dinding basah liang vagina Cahaya dan batang kemaluanku yang masih terkubur di dalamnya sehingga vagina itu agak licin, tapi tetap kusodok lebih keras sampai 10 menit kemudian saya akan merasa seperti menembakkan cairan dari pangkal paha.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Nur .. saya juga ingin keluar nih, Aku tidak tahan nich .."</div><div style="text-align: justify;">"Pak .. silahkan keluarin di yach tentu saja .. Saya ingin cobain kehangatan cairan Bapak, dan saya siap untuk menjadi ibu bagi kedua anaknya."</div><div style="text-align: justify;">"Crroott .. croott .. crroott .."</div><div style="text-align: justify;">Keluar cairanku vaginanya Nur basah, karena cairanku banyak meluap dan menetes ke paha Nur. Lalu lepaskan batangku vaginanya kami segera berbaring lemas dan tak berdaya di tempat tidur saya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lima menit kemudian bahwa kita benar-benar ingin istirahat, aku mendengar suara dari luar kejutan kamartidurku kami. Setelah berpakaian saya mengirimkan kamarku yang ternyata Nur Santi di ruang makan, ia mencari ibunya setelah pulang dari sekolah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Malam Santi setelah tertidur, Nur kembali ke kamarku untuk bermain lagi hari denganku.Keesokan, setelah saya bangun sekitar pukul 8:00, saya meninggalkan ruangan, aku mencariNur, tapi saya menemukan hanya Santi yang sedang menonton TV. Ternyata aku hanya ingat bahwa setiap hari Minggu pagi untuk pergi berbelanja ke pasar Nur. Setelah mandi pergi dengan Anda Jane lagi duduk di karpet sambil menonton TV, sementara aku duduk di sofa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Santi .. sekolah bagaimana Anda ..?"</div><div style="text-align: justify;">"Bagus .. Pak, bulan depan akan menguji publik."</div><div style="text-align: justify;">"Mmm, ya Anda telah membuat penelitian yang seksama baik, mari ibumu bangga."</div><div style="text-align: justify;">"Pak, Santi mungkin bertanya?"</div><div style="text-align: justify;">"Ya, kenapa Santi ..?"</div><div style="text-align: justify;">"Kemarin ketika Jane pulang dari sekolah, mencari ibunya Santi Santi, Bapa ruang terbuka pas, ayah dan ibu melihat Santi Santi lagi telanjang terus Santi Santi melihat apakah dia ditusuk dari belakang oleh seorang ayah, ada sesuatu seorang ayah yang masuk ibu tubuh Santi, maaf yach Pak, Santi lancang Mama Nur lagi diapain masih ayah yang sama?. "</div><div style="text-align: justify;">"Hah, sehingga Anda bisa melihat ibumu telanjang."</div><div style="text-align: justify;">"Ya Pak, tapi benar-benar saya pikir Mama keenakan ya Pak Nur Santi akan ingin ibu dech seperti Santi.."</div><div style="text-align: justify;">"Apakah Anda San serius, yang Anda inginkan?"</div><div style="text-align: justify;">"Ya Pak."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Santi melihat saya malu untuk menjawab pertanyaan, sementara rok Santi mengungkapkan sewaktududuknya bergeser paha putih mulus jadi terlihat oleh mata saya yang membuat saya langsung terangsang. Saya katakan Santi duduk dipangkuanku. "San, di sini Anda duduk di pangkuan Bapa." Ketika dia berdiri ke arah saya, saya membuka ritsleting celana saya dan menurunkan celana saya dan kemudian saya menghapus batang yang telah pangkal paha yang tegang, sebelum Santi duduk di pangkuanku, celana dalamnya diturunkan sehingga putih pus milikgadis putih kecil 13 tahun ada di depan dari saya, aroma menyerbakan dari vagina ditutupi dengan rambut halus dan lembut kujilat langsung. Santi memegang kepalanya dan meregang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Aahh .. sshh .. enak .. Pak .. bagus .. semua."</div><div style="text-align: justify;">Santi vaginanya muda terus kujilati karena rasanya asin manis. Santi punmakin menggelinjang, sekitar 15 menit kemudian Santi mulai kram dan basahlah vagina itu oleh cairan putih kental yang mengalir dari itu, cairan tersebut ditelan.</div><div style="text-align: justify;">"Arghh .. arghh .. Pak .. Ada keluar dari tempat pipis Santi ya .. eugh .. eugh .."</div><div style="text-align: justify;">Santi langsung lemas tubuh tak berdaya, kupangku cepat. Batang mengeraskutempelkan selangkangan pada vagina basah. Ternyata tubuh saya ke arahku, aku melepas kemeja yang dikenakan Santi, jadi dia hanya mengenakan tipis, payudara Santi yang baru tumbuh kemeja digambarkan di atasnya, aku melepaskan begitu cepat di wajahku terpampangpayudara baru mekar, kulit putih bersih ditutupi dengan puting dihiasi sedikit kemerahan, kulahap langsung dengan mulutku, kujilat, saya bit dan asap membuat payudara lebih mekar dan putingnya mengeras. Santi masih tertidur saat lemah, adalah sudahmenempel batang kemaluanku di vagina masih sempit kusodok sodokkan-Santi untuk pergi, karena vagina masih ketat. Aku meletakkan dua jari untuk membuka vagina, yang kedua aku berpaling jari saya sehingga vagina agak lebar dan basah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah itu saya mencoba lagi dengan batang kemaluanku, kusodok masuk batanganku ke vagina Santi masih terlalu sempit meskipun itu membantu dengan jari-jari saya. Akhirnya setelah 20 kali menekan, masuk ke helm Vagina Santi batanganku. Santi mulai menyadari ketika batanganku menyodokvaginanya, ia berteriak kesakitan.</div><div style="text-align: justify;">"Aawww .. aawww .. sshh .. sshh .. aawww .. sakit .. Pak .. Santi tempat untuk buang air kecil .. awww .. aawww .. sakit"</div><div style="text-align: justify;">"Perawatan Pasien juga akan lezat .. sayangnya .. tahan ya .. sakitnya .. segera .."</div><div style="text-align: justify;">Santi tubuh memeluk dan menenangkannya dari rasa sakit di vaginanya robek oleh tambang batangkemaluan yang super besar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Santi kupelankan Sodokkanku vagina untuk mencegah rasa sakit dan 10 menit kemudian kenikmatan Santi.</div><div style="text-align: justify;">"Ahh .. ahh .. arghh .. arghh .. Pak .. sekarang tidak sakit lagi .. sekarang begitu baik .. aahh .. aahh .."</div><div style="text-align: justify;">Hampir setengah jam kemudian tiba-tiba Santi mengeluarkan cairan dari vaginanya dan mengarahkan darah tubuh berikuttetesan Santi lemas dan pingsan lagi. Saya menyadari bahwa saya harus istirahat Santi keperawanan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Arrgghh .. Pak .. Santi .. lemmaass .."</div><div style="text-align: justify;">Aku agak terkejut melihat keadaan Santi yang secara tidak sengaja keperawanan kubobol tetapi karena memiliki tanggung jawab untuk menjaga kugenjot batanganku Santi memiliki perdarahan vagina dan 10 menit kemudian keluar dengan cairan kemaluanku dari vagina ke dalam Santi cepat meluap ke saya paha.</div><div style="text-align: justify;">"Crroot .. crroott .."</div><div style="text-align: justify;">"Ssst .. sshh .. aahh .. enak .. vaginanya .. gadis ini .."</div><div style="text-align: justify;">Aku menarik batang kemaluanku langsung dari vagina Santi Santi dan saya terbaring tak sadarkan diri di sofa. Sisa cairan yang masih melekat di vagina Santi kulap dengan pakaian saya bersih, setelah itu kurapihkan baju dan membiarkan Santi Santi yang masih pingsan tidur di sofa, maka saya memiliki tubuh saya bersih.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sepuluh menit kemudian NurSyifa ', datang dari pasar sementara aku mengenakan pakaian. Sejaksaat bahwa saya bermain dengan istri saya ketika dia masih di rumah, untuk Nur jika istriku pergi dan Santi sekolah, dengan Santi jika istriku dan Nur pergi</div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-83859591757474710842011-06-15T09:05:00.002-07:002012-05-18T12:09:50.829-07:00Cerita Seks Vagina Dimasukin Penis Anak SMP<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Cerita Seks<b> </b> </a>Aku seorang wanita berumur 30 tahun ibu dari dua orang anak. Tentunya statusku nikah dengan seorang suami. Kami telah terikat perkimpoian selama tujuh tahun. Aku nikah setelah berhasil meraih gelar kesarjananku di kota Bandung. Suamiku normal-normal saja. Untuk yang ketiga kalinya lubang vaginaku dimasuki oleh orang yang berbeda. Ternyata senjata milik Eko lah yang paling panjang dan besar. Aku khawatir kalau penis Eko agak susah untuk masuk ke dalam vaginaku. <b>Cerita Dewasa </b>| <i>Cerita Panas</i> | </div><div style="text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/goog_612491555"><br />
</a></div><div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/2011/06/cerita-sex-vagina-dimasukin-penis-anak.html"><b>Cerita Sex Vagina Dimasukin Penis Anak SMP</b></a>, Aauw sakit fi belum selesai aku bicara sudah dimasuki penis adiku. Aach. Uuch masih seret tapi enak. Bener Mbak vaginamu ini Mbak Meski agak sulit menembus vaginaku karena masih perawan tapi ia terus memaksa sekuat-kuatnya. weleh weleh Perawanku cebol sat SMA.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Vaginaku Dimasuki Penis Anak Smp, Kata orang-orang aku sangat cocok untuk seorang model. Dan aku belum mempunyai pacar. Aku anak ke 3 dari 4 bersaudara dan semua perempuan. Kakak-kakaku semua sudah mempunyai pacar kecuali adiku yang paling kecil kelas dua SMP. Pengalaman ini terjadi sekitar. Dan sekali lagi Muki memasukan penisnya ke vaginaku. Walaupun masih agak sulit tapi akhirnya lorong kenikmatanku dapat dimasuki oleh penis Muki yang besar. Dorong yang keras Muk lebih keras lagi desahku. Kabar Terbaru dan Terpanas Ngentot di Sekolah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Vaginaku Dimasuki Penis Anak Smp, ternyata masih ada juga nak smp sb yg masih virgin memek ce virgin emang paling enak kata malik. dia mengenjotku semakin liar dan tanpa sadar goyangan pingulku dan hisapanku terhadap penis ardy jg semakin cepat. tak lama aku orgasme. penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan penisnya yg lebih besar dari ardy dan malik dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki. ia menuntun penisnya kemulutku untuk kuhisap. aku kewalahan karena. Pak RT-ku Yang Nakal dewasex.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Vaginaku Dimasuki Penis Anak Smp, Dia menanyaiku sekitar masalah anak muda seperti kuliah hoby keluarga dan lain-lain tapi matanya terus menelanjangiku. Dik Citra lagi olah raga yah soalnya badanya keringatan gitu terus mukanya merah lagi katanya. Sat berciuman itulah Pak Vito menempelkan penisnya pada vaginaku lalu mendorongnya perlahan dan ah. mataku yang terpejam menikmati ciuman tiba-tiba terbelakak waktu dia menghentakan pingulnya sehinga penis itu menusuk lebih dalam. CERITA SEX DIAJARI MAMA ANAKU SAYANG 1.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Vaginaku Dimasuki Penis Anak Smp, Secara tidak sadar aku menjepitkan kepala penis anaku yang masih sangat sensitif itu dengan bibir vaginaku. Hal itu spontan terjadi sebagai reaksiku yang merasa geli dimasuki benda kecil yang aneh. Engh. desahku tak sadar sat penis kecil anaku sedikit demi. Akupun sadar bahwa sat dia menyetubuhiku sedari tadi anaku sama sekali bukan karena nafsu birahi yang sudah muncul namun sifat polos anak kecilnya yang ingin meniru semua yang dilakukan orang tuanya. mesum Ngentot di Sekolah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Vaginaku Dimasuki Penis Anak Smp, ternyata masih ada juga nak smp sb yg masih virgin memek ce virgin emang paling enak kata malik. dia mengenjotku semakin liar dan tanpa sadar goyangan pingulku dan hisapanku terhadap penis ardy jg semakin cepat. tak lama aku orgasme. penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan penisnya yg lebih besar dari ardy dan malik dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki. ia menuntun penisnya kemulutku untuk kuhisap. aku kewalahan karena. CERITA SEX DEWASA Gara-Gara Horny.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Vaginaku Dimasuki Penis Anak Smp, ternyata masih ada juga nak smp sb yg masih virgin memek ce virgin emang paling enak kata malik. dia mengenjotku semakin liar dan tanpa sadar goyangan pingulku dan hisapanku terhadap penis ardy jg semakin cepat. tak lama aku orgasme. penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan penisnya yg lebih besar dari ardy dan malik dengan gagahnya mengangkangiku seakan menginginkan lubang untuk dimasuki. ia menuntun penisnya kemulutku untuk kuhisap. aku kewalahan karena. 01 24 21 – Adik tiriku pemuasku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Vaginaku Dimasuki Penis Anak Smp, Bela waktu itu baru tamat smp dan mau melanjutkan sekolah ke jenjang smu sementara gue masih kuliah tingkat skripsi tetapi sudah sambil bekerja. Dan sejak gue perhatikan kedatanganya dalam hati gue berpikir ini anak kampungan banget sih. membelai-belai permukan vaginanya dengan penis gue. Itu sangat membuat wanita manapun akan bergairah untuk mengeluarkan lebih banyak lagi pelumas cairanya. Dan erangan yang keluar dari adik gue semakin membuat gue. Lasmi Menantu Pemuas Nafsu Birahi dewasex.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-2993476534621216392011-05-08T19:56:00.002-07:002012-05-18T12:09:59.422-07:00Cerita Seks Bermain Sepeda Yang Berakhir Kepuasan<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Cerita Seks</a> yang menceritakan anak abg yang hobi dengan bermain sepeda, yang selalu jalan-jalan tiap pagi, yang akhirnya dia bertemua dengan seorang pria. dari sinilah dia mulai mengenal dengan seks. <i><b>pengalaman seks</b></i> si bapak akhirnya disalurkan ke abg tersebut. Dari pada lama-lama langsung saja kita mulai, pasti bakalan bikin kalian ngaceng.(heee.....)</div><div style="text-align: justify;">Aku Dina. Sekarang ini di rumah omku ada sepeda. Si om memang beli sepeda yang biasanya dipake si tante kalo ke minimarket di ruko dibelakang komplez aku tinggal. Kalo pagi aku suka pake ja, spedaan muterin komplex, biasanya aku stengah 5 dah mulai spedaan, paling stengah ampe 3/4 jam muterin komplexku, aku dah balik ke rumah lagi, untuk mulai aktivitas rutinku. Blakangan ini bersebelahan dengan komplexku dibangun komplex baru, kayanya besar dan mewah, karena kalo liat ukuran rumah yang sudah dan sedang dibangun gede2 semuanya. Tajir2 kali yang tinggal disitu bisa punya rumah kaya istana gitu. Karena sudah banyak rumah yang jadi, artinya komplex itu sudah mulai dihuni. Aku boesen muterin komplexku ktika spedaan, makanya aku mulai merambah komplex baru itu. banyak orang komplexku yang tiap pagi jalan pagi kesana, satpamnya si kasi ijin ja orang masuk untuk jalan pagi. Bgitu juga aku, bole aja aku masuk dengan speda aku. Mula2 aku spedaan yang deket2 dengan pos satpam aja biar gak kesasar ketika mo pulang, maklum komplexnya lebi besar dari komplexku. Makin hari aku makin merambah sampe ke plosok2 komplex baru itu, sehingga aktivitas spedaanku skarang dari rumah langsung menuju komplex baru, dan muter2disana, sampai waktunya aku balik ke rumah untuk mulai aktivitas rutin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Satu pagi, kebetulan hari minggu, om ma tante gak da dirumah, mreka lagi keluar kota urusan kerjaan masing2, kebetulan mereka dinas ke kota yang sama, jadi perginya barengan, Mau hemat kali, cuman si om gak bisa blanja abg ya hihi, soale bawa rantangan dari rumah. Jadi aku bebas pake speda sampe kapan aja, lagian gak harus sekola karena ni ari minggu. Seperti biasa stenga 5 aku dah ngayuh speda ke komplex baru itu. Setiap pagi, aku cuma pake celpen dan kaos gombrang, aku cuma pake sendal aja, memang cuma mo santai kok, bukan olahraga sehingga gak usah pake sragam spedaan, pake sepatu dan helm sgala, mahal la beli yang gitu2an.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Waktu aku muter di daerah yang paling blakang, dari jauh aku liat ada bapak2 sedang joging ndirian. Aku ngayuh spedanya santai ja, pelan aja. Sampai diseblah si bapak, aku menyalami, "Pagi pak, rajin skali jogong". "O pagi, cah ayu". Seneng juga dipanggil ayu. "aku Dina kok pak namanya bukan Ayu". "Cah au itu panggilan memuji buat orang Jawa, artinya nak cantik". "memangnya Dina cantik pak". "Ya cantiklah, imut lagi, aku seneng ma anak prempuan yang cantik imut kaya kamu". "Dina bukan anak pak, dah gede kan". "Iya anak yang sudah bisa bikin anak". "Ih bapak". "Lo iya kan, kamu pasti dah menskan". Aku ngangguk. "Kalo prempuan dah mens dan kemasukan peju kan bisa hamil, bikin anak deh". "Waduh bapak, ngomongnya vulgar amir". "Amat lagi jadi satpam ya". "Eh bapak dah tau toh bcandaan amir amat". "Ya taulah say". "Ih bapak ni gombal amir, bentar ayu, bentar say". "abis maunya dipanggi Yang?" Aku ketawa ja, seneng aku mendengar gombalan si bapak, pinter banget dia menyanjung abege kaya aku, sampe pagi ini terasa indah. "Dina tinggaI dirumah yang mana, eh Dina kan namanya". "Iya om Dina tinggal di komplex sebelah, iseng ja spedaan di komplex ini, enak om, jalanannya lega, rumahnya bagus2 dan gede2 lagi". "Iya yang gede kan yang nikmat Din". Aku tau maksud kata2nya tapi aku belaga pilon ja. "Panya yang enak pak". "Kok panggil bapak si, kaya pegawe negri aja". "O bukan pegawai negri toh, kirain". "Ya bukanlah". "Pasti direktur ya pak". "Tu kan pak lagi". "abis Dina mesti panggil apa, masa mas, Dina kan masi abege dibanding umur bapak, ya udah panggil om ja ya, biar lebi akrab". "Iya deh Yang". "Ih om yayang2an mulu ni". "Yapi suka kan dipanggil yayang, mang pacarnya Dina manggilnya apa". "Dina gak punya pacar om". "Masak si, prempuan cantik, imut dan sexy gak punya pacar". "Suer, mangnya Dina sexy om, kecil gini badannya". "Ya sexy lah, biar kamu imut tapi kan bentuknya proporsional". "Pamya yamh proporsional om". "Tu yang dibalik kaos, lumayan gede, jadi pengen megang". Aku senyum ja. "Bole gak yang dipegang". "Masak disini om, ntar diliat orang". "Ya udah ikut kerumahku yuk, kita bisa brenang". "Wah asik dong rumahnya ada kolam renangnya". "Pool kecil kok, tapi si bisa kalo mo brenang mondar mandir, mau gak". "Mau paan om". "Brenang?" "Dina gak bawa baju renang tu om". "Aku ada bikini kok, nanti kamu pake aja". "Kok om punya bikini, wah om serinf ngajak abege brenang dirumah ya, ampe nyediain bikini sgala". Dia cuma senyum, "Ma gak, nanti sarapan deh di rumahku". "Kalo bikininya dah Dina pake, buat Dina ya om". "Iyalah, masak aku simpen lagi, mau ya". Dia getol banget ngedesek aku kerumahnya. aku suka si liat si om, ganteng, atletis, kumisan lagi. "Ya udah, yuk om".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku terus mengayuh speda pelan disebelah dia yang lagi joggging, kali ini menuju ke rumahnya. Rumahnya besar di huk, lantai 2 1/2, maksudnya yang dibawah tu garasinya yang besar, sehingga mo masuk rumah kudu naik stengah lantai, ni kata si om. Dah gitu ada lantai 2. Di luar ruang tamunya yang terbuka ada poolnya, airnya yang biru ngundang untuk nyemplung, palagi masi kringeten abis spedaan. Menyatu dengan ruang keluarganya ada ruang makan. Prabotan ruang kluarga seperti biasa ada sofa, audiovisual di satu sisi ruang. Kamar makan ya berisi seperangkat meja makan yang daun mejanya dari kaca tebal, lemari es, dispenser dan ada pantri keringnya. Di tembok diatas pantri ada sederet lemari, mungkin isinya makanan atau apa gak tau, gak enak aku buka2 lemari orang. "Kok sepi om". "Iya aku tinggal ndirian, keluarga ada dikota laen, ga mau aku ajak kemari". Aku gak nana lebi jauh kenapa, kawatirnya terlalu private untuk dibuka ke orang luar kaya aku. Cuma aku ngerasa pasti ada apa2nya di keluarga si om, masak ada rumah gini gede dan mewah kok keluarganya gak mo ikut tinggal bersama. "Trus gak da pembantu juga". "Ada, cuma gak dateng tiap ari, 2-3 hari sekali. Aku kan tinggal ndirian, jadi rumah gak kotor. Kalo pembanu dateng ya bersihin sluruh rumah, nyetrika pakean dan kegiatan laennya lah". "Pembantu kalo dateng kan kudu ditungguin om". "Aku ercaya ma rangnya, jadi kalo ada dia dan aku harus pergi, ya aku tinggal aja dia, selama ini sih oke2 aja tu". "Pembantunya masi muda ya om". "Napa kok nanya gitu". "iya kan om tinggal ndiri, pasti butuh temen kan skali2", jawabku sambil tersenyum. "Tau aja kamu". "Mo makan apa Yang". Kayanya dia rutin manggil aku yayang, ya gak apa si, malah seneng dengernya dimanjain kaya gitu. "apa aja deh om". "Sosis mau", kali ini dia yang tersenyum. Aku si menduga2 aja arah perkataannya. "Sosis gede ya om", aku timpali ja, sengaja". "Ya lumayan gede si". "kenyang dong makan satu juga". "Gak bisa dimakan". "Abis?" "Bisanya cuma diemut". Dia menyiapkan bubur instan 2 mangkuk. "Paan tu om". "Bubur instan, mau kan". "Dina mah suka apa aja kok om". "Termasuk sosis gede kan". Aku ngangguk, biar dia seneng, gak tau seneng ato makin mengobarkan napsunya, peduli amir lah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seks Bugil Buburnya sbentar aja dah siap, dia mengambil krupuk, bawang goreng dan jus jeruk, dan mulailah kita santap pagi bareng. "Kamu tinggal ma ortu Yang". "Gak om, ma om dan tante Dina aja". "O gitu, masi skola?" Aku ngangguk aja. "wah masi abege banget dong ya". "Iyalah, om suka kan ma abege". "Suka banget, palagi yang antik sexy dan imut kaya kamu". "Tapi kulit Dina kan gak putih kaya amoy om". "Justru yang rada gelap kaya kamu itu yang sexy kan". "Om kerja apa". Dia crita sepintas tentang kerjaannya, dia partneran ma temennya punya bisnis kendaraan bermotor, makanya dia lebi santai karena gak ikut dalam manajemen kantornya, sesekali ja kalo ada miting rutin dia baru ke kantor, ato ktemu klien kakap. "Yayang mau nyambi jadi sekretaris ku, skolanya bis ditinggal2 gak". Ya enggaklah om, full time lah kalo skolah mah". "Ntar kalo dah slesai jadi sekretaris ku aja ya, kurusu bentar pasti bisa kerja sebagai sekretaris". "Sembari dikerjain ya om". "Kalo yayang mau ya ayuk". "Kok ayuk, mangnya Dina dah bilang mau". "Ini kan berandai2. Dah kenyang? Jadi brenang gak". aku ngangguk. dia masuk ke kamarnya dan keluar bawa bikini warna hijau tua. aku melihat bikiinya, branya ditaliin ditengkuk dan punggung, cdnya juga ditaliin dikirikanan pinggang. Yang istimewa, bikininya tipis banget. Kalo aku pake pasti nerawang semuanya, apa lagi kalo nyemplung d air, pasti dah kaya tlanjang aja. "Sexy banget om". "Ya kudulah, aege sexy kudunya pake bikini sexy kaya gini, tu dipake deh". aku menuju ke kamar mandi yang ada dibawah tangga ke lantai atas. Kecil ruangnya, ada shower ma wc. Aku melepaskan semua pakeanku, kugantung aja di cantelan pakean yang ada di ruang bawah tangga. Kukenakan bikininya. agak ribet makenya karena kudu aku iketin talinya dan dipas2in dengan ukurang badanku. Aku melihat dikaca yang ada diruang itu, keliatan pentil dan jembutku karena tipisnya bahan bikininya. Aku keluar dari kamar mandi bawah tangga. Si om terbelalak memandangi bodiku, "wah Yang, sexy sekali, pentil kamu imut, jembut kamu lumayan lebat tu". "Pasti om ngaceng deh". "La iyalah, kalo gak ngaceng kan aq vip". "Kok vip om". "Iya very impotent person", dia tertawa, aku juga. matanya tak bisa lepas dari tubuhku yang hanya terbungkus bikini tipis yang nerawang kaya gitu, pantatku bergoyang indah saat aku ngelangkah menuju ke pool, seperti yang dia bilang sendiri pasti kontolnya dah mengejang keras. sebelum menceburkan diri ke kolam aku sempat berbalik, memperlihatkan sebagian tokedku yang imut tapi berisi membuat dia menelan ludah. "ayo om....." ajakku. Dia perlahan membuka t shirt dan celpennya, tinggal pake cd saja. Selangkangannya dah menggelembung, menandakan kalo kontolnya memang besar, aku yang serr melihat gelembung besar diselangkangannya. Aku meloncat masuk ke kolam renang. diamendekati kolam namun hanya duduk di pinggir kolam, bermain air dengan kakinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">setelah beberapa lama berenang mondar mandir, aku pun keluar dari kolam dan ikut duduk di sampingnya. pentilku terlihat tercetak jelas dari balik bra bikini tipis itu, jembutku pun berbayang diselangkanganku, jelas sekali semuanya terlihat dalam keadaan basah gitu. Dia menatapku sambil perlahan bibirnya mendekati bibirku, dan menekannya lembut saat bersentuhan, dia mengulum bibirku dalam-dalam. Ciumannya diarahkan ke tengkuk leherku sambil dijilatinya, “emh..om..ohh….” hanya itu suara dari mulutku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ciuman dan jilatannya mengarah ke dagu dan leherku terus ke bawah. “Yang..bikininya, aku..buka yah..?” bisikan rayuannya. “..emh..” hanya itu suara yg keluar dari mulutku. ciuman kami begitu lama dan panas, sementara jariku perlahan merayap turun dan menyentuh gembungan di balik cdnya. sementara dia dengan perlahan dan lembut mengurai ikatan bra dipunggung dan kemudian ditengkukku, memperlihatkan bulatan penuh tokedku. Dia meremas tokedku, kemudian toked kiriku telah diraup oleh mulutnya, dijilati dan digigiti dengan lembut, membuat aku merintih penuh rasa nikmat. Dia bangkit, menarik tanganku berdiri, mengangkat badanku dan digendongnya aku masuk ke kamarnya dan membaringkanku di ranjang, sementara aku hanya tersenyum pasrah.Tubuhku yang tinggal memakai CD bikini membuat dia semakin tidak tahan. Tubuhku gak putih2 amir, malah cenderung agak gelap kulitnya. Dalam keadaan setengah telanjang itu, posisiku diubah menjadi posisi duduk, lalu dia mencium bibirku, sambil meremas-remas tokedku yang imut. Kali ini bibirmya mengulum dan lidahnya menjilati tokedku yang bulat dengan</div><div style="text-align: justify;">pentil berwarna coklat kemerahan mengacung ke atas. Dia mengulumnya sambil lidahnya memainkan pentil. tangannya menggerayangi buah pantatku yang padat berisi. Dilanjutkan dengan mengusap CDku di bagian bibir memekku. Dimasukkannya lidahnya ke mulutku dan aku berusaha menghisap dan menjilati lidahnya. Sekitar 10 menitan kami melakukan hal itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah itu dia mengurai ikatan CD bikiniku di pinggangku. Aku mengangkat sedikit pinggulnya supaya cdku bisa dilepaskan dari tubuhku. Sekarang aku sudah bertelanjang bulat. Dia memperhatikan bentuk tubuhku yang benar-benar indah itu. Toked yang bulat dengan pentil coklat kemerahan mengacung menantangnya. Perutku yang mulus putih bersih dan kencang. Paling utama bagian dibawah perutku yang dipenuhi jembut yang lumayan lebat tapi halus. Dibalik jembutku terdapat bongkahan daging merah dengan celah yang sempit dari situ tersembul seonggok daging kecil seperti kacang merah merekah. “Memekmu indah banget Yang. memekmu masi rapet banget, cowok kamu jarang ngentotin kamu ya". "Kan Dina dah bilang gak da pacar". "Trus kamu masi prawan?" Aku menggeleng, dia juga gak mendesek lebi lanjut aku ngentotnya ma siapa. Langsung dijilati dan dihisapinya tokedku. Toked yang satu lagi diremas dan diusap-usap serta dipilin-pilin pentilnya yang tampak agak mengeras dan agak memerah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah dia mainkan tokedku, dia menjilati dari dada turun ke arah perut dan terus ke arah bagian memekku. Dibukanya kedua pahaku dan belahan memekku didekati ingin dijilati. Sambil menahan nafas dibukanya belahan memekku, tampak itilku yang agak menonjol. Lalu dijilatinya itilku. aku langsung mengerang dan mendesah, "oufh..sshhtt..engh..emh..sshtt..ough..” “..gimana enak..kan Yang..?’ bisiknya. "emh..sshtt.ough..sshhtt..ough..sshhtt..ough..” suara desahan itulah yang keluar dari mulutku. Dikulum-kulumnya itilku sambil sesekali lidahnya menerobos celah sempit dibawah itilku. Dia menjulurkan lidahnya dalam-dalam. Sementara itu cairan putih bening tak henti-hentinya keluar dari memekku membasahi lidah dan bibirnya. Dia jilat dan hisap lalu ditelannya cairan kenikmatan itu. Cukup lama di menjilati memekku. Tak lama kemudian nafasku semakin cepat dan aku meracau seperti ingin menjerit, "auwfh..sshtt..engh..emh..augh..enaxxx..omh..sshtt..ough..” begitu erangku. Dia hentikan jilatan dan kulumannya dimemekku.</div><div style="text-align: justify;">“Om..engh.. terusin dong..” begitu pintaku ditengah-tengah desahan nafasku yang tersengal. Aku meminta dengan manja sambil menjambak rambutnya dan mengarahkan ke memekku lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia meneruskan lagi jilatannya. "yesshh..ough.emh..sshhtt..oufh…sshhtt..oughh..” begitu desahku. Ketika dia jilati itu, kembali ada cairan yang meleleh keluar dari memekku, dijilati juga. Selepas memekku, ciumannya balik lagi ke bibirku sambil meremas terus tokedku. aku sangat menikmati aktivitasnya dibadanku, napsuku juga sudah sangat berkobar. Terus dilepasnya CDnya. Kontolnya benar2 besar dan sangat keras, "Om, gede amir sosisnya". "Blon perna kemasukan yang besar gini ya Yang, biasanya yang masuk kecil2 ya". "Gak kecil2 amir si om, tapi om punya yang gede amir". Kuremas kontolnya pelan, kemudian kujilati palkonnya. Kukulum palkonnya sambil kukeluarmasukkan di mulutku, ini membuat dia merem melek keenakan. "Mulut atas kenyotannya dah nikmat gini, palagi mulut bawahnya ya Yang, pasti empotannya berasa banget deh".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kembali dia menyiapkan aku sebelon serangan yang utama, memekku dijilati sampai ke itilku. Membuat aku mendesah-desah keenakan. “enak, om”, kataku. Dia terus menjilati itilku sampe keluar cairanmemekku. Dia merasa pemanasan sudah cukup, disiapkannya batang kontolnya ke depan liang memekku. Memekku sudah basah sekali karena cairan napsuku, dia mulai menusukkan palkonnya ke bibir memekku. Terasa sekali bibir memekku terkuak sangat lebar agar bisa dilewati palkonnya yang gede itu. Pertama agak susah, tapi karena sudah diolesi cairan memekku yang terus membanjir jadi agak lancar. Dia dorong perlahan-lahan kontolnya hingga “..SLEB..SLEB.. BLESSS!!!” kontolnya berhasil menembus memekku. Dia diamkan sesaat kontolnya didalam memekku. Dia biarkan otot-otot memekku supaya terbiasa dulu dengan kont0l gedenya yang baru saja</div><div style="text-align: justify;">menerobos memekku. Kont0l segede itu selama ini belum pernah menerobos memekku. sambil mengulum bibirku dia liukkan perlahan-lahan pinggulnya untuk memainkan kontolnyadidalam memekku. Aku kembali mendesah penuh kenikmatan, “..oufh..sshhtt..engh..emh..sshtt..ough..” mengiringi liukan dan terjangan kontolnya. "ouh..Yang..memekmu enaxx..banget..Yang..egh..” katanya memuji-mujiku. Posisi tubuh kami dia atur. Kakiku dilingkarkan dipinggulnya dan kedua kakinya terlipat supaya kontolnya benar-benar pada posisi yang enak dimemekku. Permainan ini terus berlangsung hingga dua puluh menit kemudian. "ough..eghh..ough..ough..egh..emh..sshhtt..ough…shhtt..ouggh..sshtt..ough..” Aku mendesah-desah penuh kenikmatan sambil meracau “om..augh..enaxxx..banget..mmhh…sshhtt..oughh…sshhtt..ough..shhtt..ough” Aku memeluk punggungnya erat-erat sambil kedua kakiku mencengkram erat-erat pinggangnya. "Yang, memekmu enak sekali”, erangnya sambil merasakan jepitan memekku sangat kuat ke kont0l gedenya. dia makin seru menggenjot memekku. “Gile banget, enaknya minta ampun…” Dia menciumi lagi bibirku sambil meremas tokedku. kepala kontolnya pelan tapi pasti masuk mili demi mili kedalam memekku kaya mesin bor aja. terasa sekali gesekan kontolnya ke memekku yang sudah menganga maksimal agar dapat mengulum kont0l besar yang sedang ngebor memekku. Dia menggenjot terus sambil memilin2 pentilnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku sebentar lagi mo orgasme. "Om, yang cepet om, Dina dah mo nyampe..." “tenang..Yang..aku juga bentar lagi..koq..” katanya sambil mempercepat liukkan pinggulnya dan akhirnya..</div><div style="text-align: justify;">“..augh..augh..aarghh..emh..emh..ouh..” Aku mengerang panjang dan diakhiri dengan desahan-desahan lambat. Dia merasakan otot-otot memekku berdenyut-denyut seperti menyedot kontolnya. Diperlakukan begitu, kontolnya pun jadi terasa berdenyut-denyut akan ada yang keluar. Dia menggenjot memekku makin cepat dan keras lalu tak lama kemudian dia menancapkan seluruh batang kontolnya dalam memekku sampe terasa mentok, "Oooh..Yang..enaxx..” katanya sambil diikuti dengan semburan cairan kenikmatannya menembak dirahimku. "CROT..CROT..CROTT..!” kontolnya menyemprotkan peju penuh</div><div style="text-align: justify;">kenikmatan. Dia merasakan denyutan-denyutan yang dahsyat dibatang kontolnya. "Om...ahhh…nikmat banget deh". "Mau lagi gak". "Mau dong, nikmat banget si, pasti yang kedua om lebih lama lagi maennya".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah itu bibir kami berpagutan sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang kami rasakan. Perlahan aku mengendorkan cengkeramanku dan kembali rileks. “..makasih banget yah, Yang..kamu ngasi knikmatan buat aku..” katanya sambil membelai rambutku. “..he-eh..makasih juga yah, om..Dina nikmat banget deh, blon pernah ngrasain dientot senikmat ini, karena kont0l om gede banget kali ya". Dia menarikku kepelukannya dan kami kembali berciuman.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-71191755863883121942011-04-29T08:41:00.002-07:002012-05-18T12:10:04.586-07:00Cerita Seks Ngentot Dengan Kekasih Temanku Yang Cantik<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Cerita Seks</a> Ini menggambarkan sisi lain dari kehidupan si Fandi, sisi lain kehidupan co culun, katro dengan segala keberuntungannya dalam mengenal seks. “Ceki !” teriak Alex, semua mata memandang wajahnya, “Anjrit elo molo dah !” sambil aku gerutu melirik kartu remi didepanku yang masih tak beraturan, boro-boro ceki, satu aja belum ada yang nyusun. kupandang wajahnya, kulihat senyum menyeringai diwajahnya. Heran aku padanya, kulihat beberapa kali dia selalu memenangkan pertarungan remi ini. Kulihat dijepitan kaki jempol dan telunjuknya sudah terhimpit beberapa lembar ribuan dan ada berapa cebanan dan gocengan. Kayaknya tuh anak malam ini lagi hoky.Alex, anak bungsu dari 9 bersaudara, sebaya denganku, nama aslinya adalah Soleh, tau kenapa tiba-tiba bisa berubah jadi Alex, alesannya dulu cadel, gak bisa nyebut diri sendiri. jadi kami kebawa-bawa memanggilnya dengan sebutan Alex. Dengan usia semuda ini, rambut bagian atasnya udah botak, katanya dulu pernah sakit panas, absolutist gak baek-baek, bikin rambutnya rontok, padahal menurut pengakuannya, mungkin dia sering ngintipin kakak-kakaknya yang udah pada kawin, bikin dia amative sendiri, tapi gak ada penyaluran, bikin otak panas, bikin rambut rontok.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kakek Alex, Engkong Sule, adept perang kemerdekaan, gak mau dibilang tentara, katanya kalo tentara dulu beda sama sekarang, kalo dulu ngebunuh musuh, kalo sekarang ya gitu deh !. Nama aslinya adalah Sulaiman, dirumah Engkong Sule inilah biasanya kami nongkrong, setiap malam minggu, menghabiskan waktu dari jam 10 malam sampe subuh, rumah dengan halaman samping yang cukup luas, jauh dari lalu lalang orang lewat. Satu-satunya rumah bounce doeloe, di daerah kami. Daerah kami merupakan daerah dipinggiran jakarta, pemukiman padat, dengan banyak kapal sandar (rumah yang berhimpit2an, kami menyebutnya kapal sandar, seperti dipelabuhan sana) kadang jalan penghubung rumah-rumah tersebut hanya dibatasi oleh assemblage yang sangat kecil, boro-boro buat motor lewat, dilewatin oleh 2 orang aja, kalo gak beriringan, ya musti gantian.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seks Bugil Kutatap wajah disebelahnya, tepat berhadapan denganku, Bram, dengan wajah penuh keringat, yang sesekali disekanya, tampak agak kesal, sama sepertiku, kulihat beberapa lembar uang puluhan ribuannya sudah keluar dari kantong atasnya. “Bures neh gw kayakna, ni malem, setan dah”, keluar kata-kata dari mulutnya ketika matanya menatapku, mungkin merasa aku memperhatikannya, disangkanya aku kasihan padanya, padahal, wuah, gue aje apes, gak narik-narik dari tadi, senasib.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bram, nama aslinya sih ibrahim, cuma biar keren katanya, maunya dipanggil bram, tapi kalo dirumah, keluarga memanggilnya Iim (membanggakan diri dengan mengatakan bahwa namanya adalah nama terpanjang didunia, karena dituliskannya 11M, sebelas meter!).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pernah suatu kali teman2 sekolahnya datang hendak bertandang ke kerumahnya, mencari kesana-sini seseorang dengan nama Bram, tentu saja gak ada yang kenal, hampir putus asa mereka mencari, ingin kembali dan membatalkan kunjungan kenegaraan tersebut, kalo saja tiba-tiba si Iim tidak nongol dari warung makan, berdiri didepan pintu warung, sambil tolak pinggang cengengesan, dimulutnya sambil cungkal-cungkil gigi dengan tusuk gigi, (padahal batten yang dimakan cuman nasi munjung ama tempe satu, pake kuah ati, taro dipinggir, buat suapan terakhir, biar baunya bikin orang nyangka kalo dia baru makan enak !).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kulirik lagi orang disebelah kiriku, Dupri, dia adalah yang batten chief diantara kami, lebih tua 5-7 tahun dari kami semua, angkatannya sudah pada menikah, sepertinya cuma dia seorang aja yang belum menikah. Sementara yang lainnya mungkin saat ini sedang mengeloni istrinya masing-masing, dia merana sendirian. Mungkin karena bete karena gak ada temen tongkrongan, akhirnya dia memutuskan untuk alih generasi, maksudnya mengalihkan generasi tongkrongan dari yang sebayanya dengan generasi dibawahnya, ya kita-kita !.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kulihat dia tersenyum simpul, sepertinya dia mempunyai kartu yang lumayan bagus, berusaha untuk tersenyum manis, padahal boro-boro, giginya yang sepertinya balapan untuk berebut keluar, sulit untuk dimasukkan semua ke mulutnya, walhasil apabila dia berusaha untuk menyembunyikan giginya, otomatis mulutnya akan menggembul, layaknya orang yang sedang disumpal kain dimulutnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pernah suatu hari, saat dia dibelikan motor oleh emaknya, itupun dengan setengah mengancam, kalo gak dibeliin motor, dia akan bunuh diri, buat ngojek katanya, padahal sapa yang peduli dia mo bunuh diri, hidup aja udah sukur, kalo dia mati juga sapa yang sedih, palingan juga cuma emaknya, itu juga karena gak ada yang nimba air, buat mandi. Akhirnya dengan setengah kepaksa, uang hasil penjualan nasi uduk ditambah dengan pinjam sana-pinjam sini, emaknya membelikan motor honda Astuti (Astrea tujuh tiga). Saat belajar motor pada iparnya, dia bertanya kenapa motornya gak mau jalan-jalan padahal udah digas, iparnya menyuruhnya memasukkan giginya, namun yang terjadi adalah dia berusaha untuk mingkem !.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kami biasanya setiap malam minggu bermain kartu ditempat ini, kadang bisa sampai 2 atau 3 lapak, tempat teraman didaerah ini, jarang ada yang dateng kesini kalo gak penting banget, udah jalannya sempit, becek, bau lagi. Hari ini kami hanya berempat, waktu memang baru jam 10 lewat dikit. Biasanya tak absolutist lagi akan nongol yang lainnya, kalo aku sih biasanya nongol ontem (on time maksudnyah), jam 9, lagian ngapain malam minggu dirumah, malu-maluin aja, ketauan gak punya pacar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Biasanya yang lain akan nongol antara jam 10 sampai jam 12, biasalah, buat yang punya cewek, ngapel dulu, setelah itu setor muka deh kesini, kasih laporan BAP, Berita Acara Pacaran. Udah deh mereka biasanya cerita-cerita ngapain aja pacaran tadi ma ceweknya, kadang diberi bumbu penyedap, biar yang denger cerita pada ngaceng !.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ada juga sih, yang nongol jam segitu, padahal kita-kita pada tau dia gak punya pacar, nongol jam 11 lewat dengan baju rapi, wangi, biar dibilang baru pulang abis PDKT ma cewek, padahal, boro-boro, palingan juga abis nonton tipi !.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Nutup Gue” pelan berkata Dupri, sambil meletakkan kartunya dan membeberkannya di tikar di atas bale-bale itu. Berkata lirih penuh arti, agar tak mengagetkan yang lainnya, aku sih sudah mengira dari mulutnya yang tersenyum tadi, pasti kartunya lagi bagus. “Kuyaaaa” teriak Alex, sambil membanting kartunya. “Gue ceki dari tadi gak nongol, nongol juga tuh kartu!” katanya. Ia melirik kearah kartuku yang kulempar juga ketengah, berseru alex melihat kartuku, “Kendi, setaaan, kartu gue ditahan-tahan” aku cengengesan menatapnya. Sukuur, lagian mo ngarep mulu, lagian emang gue tahu itu kartu yang diincernya, hehehe.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seks BugilPermainan kami lanjutkan kembali, turun naik duitku, kadang ngarep, kadang ampir bures, bawa duit 20 rebu dari rumah, mudah2an bisa bertahan sampe kukuruyuk. Dikasih duit ma bokap 20 rebu pagi tadi, alesan buat beli buku, padahal batten begitu ditanyain, buku gak ada, duit lenyap. Biasalah, darimana kita dapet duit lebih kalau bukan boleh korupsi dari ortu. ya maklumlah namanya juga pelajar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jam 11 telah berlalu, waktu memang tak terasa bila kita asyik capital seperti ini, tak absolutist kemudian si Buluk datang, nama aslinya sih lukman, dipanggil si Buluk karena kerjaannya yang dari jaman dia SD ampe sekarang umur 24an, masih aja narik sampah warga, bukannya ngeremehin, tapi mbok ya kalo abis narik sampah bebersih diri kek, biar gak keliatan dekil and kumel. Sampe sekarang belom juga kawin, ampe tititnya bulukan, sukur-sukur gak numbuh lumut, orang gak pernah diasah. lagian sapa yang mau, cewek-cewek kalo deket dia suka geli, bau anyir katanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Datang petantang-petenteng, sok kaya bawa duit bejibun, tanpa permisi lagi maen nyelip aja duduk diantara, Alex dan Bram, kontan mereka minggir, bukannya karena mempersilahkan supaya dia duduk, tapi pada gak tahan ama baunya. “Set dah loe luk, loe malem minggu bukannya mandi yang wangi biar ada cewek yang mao ma elu, ini malah mingkinan baunya, kek topo dapur yang gak dicuci-cuci dari abis lebaran” berkata si Alex sambil menutup idungnya, Bram ngakak, sambil minggir bergeser, “Yarin dah loe luk, kali aje loe bikin si Alex apes ma bau loe, dari tadi die narik mulu noh, duit gw dah ampir bures“. Berkata lagi Dupri menyahutinya “Luk, loe kalo kemari pake minyak wangi kek, loe mah gw rasa mandi di tujuh sumur juga belom hilang bauloe, huakakakak”. Aku hanya tersenyum melihat tingkah laku mereka. Kupandang buluk dengan senyum, untung angin berhembus dari belakangku sehingga tak tercium bau buluk, walaupun kadang tercium bau menyengat sekilas, namun rasanya sama dengan bau sampah dari pojokan halaman sana.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kami meneruskan permainan berlima, terpaksa kami mengganti jenis permainan yang tadinya kami menggunakan kartu remi kini diganti dengan kartu domino, kiu-kiu, sekalian mencoba peruntunganku, mungkin dengan permainan ini, peruntunganku berubah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beberapa menit berlalu, kocokan demi kocokan dilakukan, serius kami bermain, diselingi celoteh celoteh kocak yang keluar dari mulut kami bergantian, komentar atas kartu yang selalu jelek, gerutuan karena kartu yang dianggap tinggi tapi akhirnya kalah dengan lainnya. Teriakan kegirangan karena berhasil memenangkan taruhan, dan lain sebagainya. Tak absolutist kudengar langkah kaki mendekat, jarang sekali tempat ini dikunjungi oleh orang, kemudian langkah itu berhenti.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Semua mata menengok ke arah sumber langkah tersebut, bersikap waspada, menerawang ke arah assemblage yang cukup gelap, memastikan siapa gerangan yang datang. Tak absolutist kudengar teriakan dari arah sana, teriakan seorang perempuan “Luk, Buluk ada blast Somad gak ?” kudengar jelas suara itu, kencang ditengah malam yang cukup sepi ini,, “Siape ? Siape ? ntu mpok Yoyoh ye ?” berkata buluk menyahut yang kemudian dibalas lagi “Gak ade mpok, gak ade, belom kesinih, kenape emangnye mpok ?” berkata lagi buluk sambil berdiri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku memandang ke arah buluk, kemudian menyuruh buluk menghampiri wanita itu, “Sono luk, samperin sono, gak enak lu pada teriak disini, ntar kedengeran ma yang laen, berisik “ kataku kepadanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Siake ah, nyuruh gue lagi loe, ya udah dah gw samperin, palingan si yoyoh noh nyariin lakinye, udah tau lakinya hansip, jaga malem, masih minta dikelonin juga, backbone kartu gue lagi cakep lagi nih, ntar ulang ah “ kata dia sambil menyodorkan kartunya kepadaku, kulihat 3 kartu yang disodorkannya, 2 kartu digabung kiu, dan satu lagi kartu daun 3. cepat kuambil dan kutukar dengan kartuku. Kulempar kartuku kearah lantai, seolah-olah itu adalah kartunya buluk.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sementara Buluk menghampiri wanita itu, kami melanjutkan permainan, ya tentu saja dengan diakhiri oleh kemenanganku, lumayan narik 8 rebu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tak absolutist buluk datang kembali, meminta agar ia turut dibagikan kartunya, kembali duduk bersila di atas tikar. “Kenapa ama mpok Yoyoh Luk, ngapain jie nyariin si Somad ?” Kata Dupri, lagaknya bagaikan seorang wartawan yang lagi mencari sumber berita.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Biasalah, dia baru pulang dari rumah sodaranya yang lagi hajatan, katanya sih pintu rumahnya di konci, jie kagak bisa masuk, blast Somad udah jalan, jaga malem, batten sekarang lagi di pos RW, absen “ katanya menjawab sekenanya, sambil matanya dipicingkan memirit kartu yang dibagikan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mpok Yoyoh adalah istri blast Somad, berumur kurang lebih 26 tahun, sebaya dengan Dupri, menikah dengan Somad beberapa tahun lalu, baru dikaruaniai anak satu berumur 3 tahun, aku kenal dengan mpok yoyoh hanya sebatas kenal, ya maklumlah tetangga. Beda usia kami yang 7 tahun, membuatku sungkan terhadapnya. Sebenarnya wanita itu cukup cantik, mungkin karena kurang terawat, maklumlah dengan penghasilan suami hanya sebagai penjaga keamanan lingkungan, jangankan buat ngerawat tubuh, bisa cukup buat makan sebulan aja udah sukur.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Lah elo kenape gak nemenin jie Luk ?, kan mayan tuh, bahenol, mumpung blast Somad kagak ade“ berkata Dupri sambil memainkan tangannya didadanya, mencoba memperagakan bagaimana</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">meremas-remas tete perempuan, kontan kami semua terbahak, terutama ketika melihat mimik Dupri, dengan giginya yang berebut nongol, mencoba memberikan kami bayangan sedang menciumi tete mpok yoyoh, suara yang keluar dari mulut monyongnya persis seperti bebek sedang nyosor mencari makanan. Cek.. ck… ck….ck…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kami semua jadi membayangkan mpok yoyoh, menurutku sih sebenernya mpok yoyoh itu seksi, dengan payudara lumayan big size, ya kalo saja badannya diurus bener, cukuplah modal sejuta, didandanin, beliin baju yang bagus, kesalon, pasti penampilannya jadi lain, lah sekarang duit sejuta darimana ? dikasih duit tiga ribu buat belanja sehari, bisa buat beli apaan ? yang penting asal ada lauk, nasi cukup, sukurlah. Bisa makan kenyang, walaupun badan akhirnya jadi melar gara-gara ngandelin nasi doang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tak absolutist kemudian terdengar langkah mendekat kembali, kami semua memalingkan wajah, mulanya kami berharap yang datang itu adalah mpok yoyoh, berharap datang mendekat, menghampiri kami, lumayankan ada yang diliat-liat, perempuan montok yang dandanannya sembrono, lumayan buat ngaceng-ngacengin titit dikit.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun ternyata lain yang diharapkan lain pula yang datang. Kami bersikap waspada, langkah yang mendekat seperti langkah sepatu dengan ayunan langkah berat. Dengan diiringi suara batuk tertahan, layaknya jenderal berdehem apabila melihat anak buahnya kurang ajar, bermaksud menakuti kami, yang sedang belajar berjudi kecil-kecilan, berkata dengan dibuat-buat, “Hayoo, sedang apa kalian ? “</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Setaaann, si Somad nongol, sok kaya jendral, pake batuk-batuk segala, Mad, mad, loe mah kagak pantes, batukloe kayak orang susah, sekalinya diobatin musti ke RSCM, jangankan puskesmas, fatmawati aje dah gak sanggup Mad “ berkata si Dupri sambil membanting kartu. Kami semua terbahak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Somad menghampiri kami, dan berkata, “Sape nih yang menang, bagi-bagi ngapeh “ katanya kepada kami, sambil memandang wajah kami satu persatu. “Enak aje, dateng maen minta-minta aje, kagak ada yang menang, semuanya kalah” berkata Bram menimpali, Somad nyengir.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tak absolutist Buluk mengatakan padanya bahwa tadi istrinya mencarinya, “Lah, bini gue nyari kesini ?, ngapain ?” katanya pura-pura terkejut, “Tau bang, minta dikelonin kali” berkata bram mencoba menjawab. Buluk menyahutinya, “Lah katanya kagak bisa masuk rumah jie bang, koncinye dibawa abang”.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“ya ampun, iye ye, gw lupa, barusan kebawa ma gue, duh musti balik nih gw, capek gw nech, baru aje muter keliling” dengan lemas blast somad berusaha bangkit dari bangku panjang yang baru saja didudukinya, kemudian entah ide darimana, tiba-tiba ia menengok ke arah buluk dan berkata “Luk, loa aja gidah, anterin konci ke bini gw sono, buruan !” sambil merogoh saku celananya dan mencari kunci yang mungkin tersimpan disana.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Buluk memandangnya sejenak, ada rasa segan memang kulihat buluk menolak permintaan somad, namun kemudian ia melengos dan berkata, “Jah, Bang, gw juga baru dateng, yang laen ngapah yang disuruh, perasaan gue mulu disuruh-suruh !” dengan mimik muka memelas ia memandang wajah blast somad. Tertawa kami semua melihatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ya elo mah, kan emang hidup buat disuruh-suruh luk, nah elu aje tiap hari, kerjaanlu disuruh buang sampah warga “ katanya sambil nyengir dan menyodorkan kunci ketangan si buluk.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba si bram bangkit dari duduknya, menghampiri blast somad dan berkata, “Sini Bang, biarin aye aje, sekalian nech, pegel dari tadi kagak narik-narik, mo balik dulu, ngambil duit” sambil menengadahkan tangan meminta kunci dari tangannya. Blast somad memandang bram sejenak kemudian menyerahkan kunci yang berada ditangannya. Bram mengambil kunci itu setelah itu memalingkan wajahnya dan memandangku “Pen, loe ikut gw nyok, bentaran temenin gw, ntar kesini lagi “ aku memandang bram, kemudian memandang kesemua wajah yang ada seolah meminta persetujuan. “Lah ntar yang maen kurang dong” kataku seakan keberatan diminta ikut dengannya, padahal sepertinya kartuku lagi bagus-bagus datangnya, sayang kalo dilewatkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Udah gapapa, loa kasih blast Somad aja noh suruh megangin kartuloe” berkata Bram sambil menegok ke arah blast somad duduk. Blast somad nyengir memandang kami berdua “Lah, gw mo maen darimana, orang gw lagi gak punya duit”, katanya. “Nih blast gw pinjemin goceng, tapi ntar pulangin ye ?” sambil menarikku berdiri, namun ketika aku berdiri, diambilnya uang sepuluh ribuan dari tanganku, “Nih bang, dimodalin ma pendi ceban, dipinjemin” katanya sambil menyodorkan uang tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Duh sialan nih anak, udah maksa gue ikut, malah ngorbanin duit gw, gerutuku dalam hati. “Tenang Pen, loe ikut gw bentar, temenin gw ngambil duit, sekalian ke rumah gw bantuin ngambil makanan, banyak sisa makanan noh dirumah, bekas pengajian ibu-ibu tadi, yuk “ berkata ia padaku sambil mengedip-ngedipkan matanya, seolah berkata kepadaku untuk tidak banyak tanya dan menuruti ajakannya. Akhirnya kami berdua beranjak pergi, blast somad bermain menggantikan kami, dengan diiringin tatapan wajah penuh tanya dari mereka semua, seakan hendak mengetahui kemana kami pergi, menghilang ke arah kegelapan gang-gang sudut pemukiman.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku mengikuti langkah IIm, sesekali menundukkan kepala, memastikan agar langkah kakiku tidak terperosok, atau menginjak diatas tanah yang becek dan lembab. “Pen, loe ikutin gw aje ye, diem jangan banyak ngomong” katanya kepadaku ketika timbul keheranannku melihatnya berbelok berlawanan arah dengan arah rumahnya. Aku, Fandi, memang telah cukup absolutist tinggal di daerah sini, aku ingat ketika usiaku baru saja menginjak 5 tahun, bapakku mengajak pindah keluarga kami disini. Berarti saat ini kami telah tinggal didaerah ini cukup lama, hampir 15 tahun, karena dilingkungan ini, yang notabene dihuni hampir oleh mayoritas penduduk asli betawi sini, hingga logat dan gaya bicarakupun seakan terbawa oleh mereka, malah kadang banyak yang menyangka aku adalah juga asli sini, apalagi panggilan namaku seakan diubah yang tadinya Fandi diplesetkan menjadi Pendi. Aku hampir mengenal seluruh sudut pemukiman ini, mengenal bentuk dan isi penghuni seluruh rumah ini, jadi apabila aku disuruh menutup mata, dan dilepas dimanapun, aku akan bisa kembali pulang, hehehe.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hampir saja badanku menabrak badan Bram, ketika aku menunduk untuk mengamankan gerak langkah kakiku, bram yang posisinya berada didepanku, berhenti mendadak. Ditengah assemblage yang sempit dan gelap itu. Dia berbalik ke arahku, mengangkat jari telunjuk tangan kanannya, menempelkannya dibibir, “Ssst..” menyuruhku diam. Aku memandang wajahnya, berusaha memahami apa yang terjadi, namun tak sempat aku bertanya ia menyuruhku untuk memasang telinga baik-baik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kudengar seperti ada suara desahan dan rintihan entah darimana datangnya, suara itu seperti orang yang sedang menangis, atau entahlah, ia menunjuk ke atas, ke arah lobang jendela rumah dikanan sambil memegang dinding rumah itu. Assemblage yang kami lalui ini mungkin hanya selebar setengah meter, sehingga bila kami meregangkan tangan, tidak sepenuhnya melebar sudah tersentuh dinding kiri kanannya. Kuperhatikan bram, nampaknya ia sudah hapal betul dengan situasi ini, ia menempelkan tangannya dikedua dinding kiri kanan rumah, kemudian ia mengangkat kakinya, juga menempelkannya dikiri kanan dinding, dan layaknya seperti spiderman ia memanjat dinding yang tak berplester itu dengan mudahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Melongok kedalam jendela yang tidak begitu tinggi, mengintip dari celah tirai yang terbuka sedikit dan melongok kedalam kamar rumah itu. Dengan ragu aku melihatnya, memandang keatas, Bram menundukkan kepala menyuruhku untuk naik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku mengikutinya, melakukan seperti yang dilakukannya, mengregangkan kaki memanjat naik kedua dinding itu. Kulongokkan kepalaku, mengintip dari celah tirai yang terbuka sedikit, kulihat disana dibalik kaca jendela ini tampak 2 sosok tubuh manusia sedang bersetubuh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bergetar aku menyaksikan tontonan ini, deg-degan aku menyaksikannya, aku tahu ini adalah rumah Mas Tono dan Mpok Ella, mereka penganten baru, mungkin baru 2 bulan yang lalu mereka menikah, aku ingat kok, kami beramai-ramai datang ke pesta undangan mereka, sepakat masing-masing memasukkan gocengan kedalam amplop putih tertutup, menulis nama sambil berharap makanan yang disajikan cukup enak, sukur-sukur bisa nambah, sehingga ngasih goceng gak rugi !.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sungguh ini adalah tontonan siaran langsung yang baru aku lihat seumur hidupku, kupandang Bram, sepertinya dia sudah sering melihat ini, mungkin dia sudah punya karcis langganan, jadi kayaknya apal banget dengan situasi, kondisi beserta jam tayangnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lututku bergetar serasa mau copot, pelan kutatap adegan itu tanpa berkedip, rugi rasanya bila aku harus mengedipkan mata dan kehilangan moment2 penting ini. Dedeku yang tadinya adem ayem, kini mulai berontak menyaksikan adegan ini, mulai menegang, mengeras.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kulihat disana, diatas tempat tidur yang kelihatan baru, walaupun sepertinya telah didaur ulang, Ella sedang berada diatas Tono, seakan sedang memancing penis Tono untuk bangun, dan tak absolutist kemudian, Tono, sang suami, berbalik, menindih, menciumi Ella sambil menarik celana dalam hitamnya, memelorotkanya. Kemudian gantian kini Tono yang menciumi tubuh Ella, dari bibir, leher, dada hingga terus kebawah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tak absolutist kemudian, sepertinya Tono mengambil ancang-ancang untuk memasukkan Penisnya ke Rongga Vagina Ella, pelan namun pasti mengarah, seakan akan pemain bola yang sedang berancang-ancang mengambil tendangan penalti. Siap … yak… tembak….bles….goal….</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kulihat sangat asyik sekali Tono, menaik turunkan pantatnya, agar penisnya menggesek keluar masuk vagina ella, serius merasakan kenikmatan ini, tanpa menyadari bahwa ada 2 pasang mata mengintipnya. Duh kakiku serasa pegal, hanya dengan sendal jepit, bertumpu pada dinding bata merah yang tidak diplester menyangga berat badanku, membuatku terpeleset, menimbulkan bunyi !.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku agak terperanjat, ketika kulihat Tono menghentikan goyangannya, rasa khawatir jika aktivitas kami diketahuinya, takut bila kami ketahuan sedang mengintipnya, bisa-bisa kami diuber-uber dengan golok melayang. Namun ternyata kekhawatiran kami tidak terbukti, sepertinya mereka tidak sadar dengan suara yang kami keluarkan, kulihat beliau menyuruh Ella membalikkan tubuhnya, menungging. Dan tak absolutist kemudian tono memasukkan penisnya dari belakang pantat Ella yang bahenol itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Entah berapa absolutist kami menyaksikan ini, menit demi menit telah berlalu ketika kulihat Tono, mulai mengerang, memuncratkan cairan kental dari penisnya kedalam rongga vagina Ella. Sementara kulihat Ella menjerit tertahan, menggigit bibir bawahnya, berusaha tak mengeluarkan jeritan kencang, menengadahkan kepala, mencapai titik kepuasan yang bersamaan dengan sang suami.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Terasa pegal kakiku menahan beban tubuhku, aku meloncat turun, bersaman dengan bram yang juga meloncat, melangkahkan kaki dengan berjinjit berusaha untuk tak bersuara. “Gile Lu Im, tau aje, sering loe ye ?” kataku kepadanya setelah kurasan kami sudah agak jauh dari tempat itu. “Hehehe… gue… “ katanya membanggakan diri, sambil menepuk dadanya, “Sialan lu ah, bikin gue ngaceng aja” kataku kepadanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ia tersenyum kepadaku, kemudian merangkul pundakku sambil mengajakku terus melangkah mengikutinya, “Pen, loe mau ngilangin ngacenglu kagak ?” katanya kepadaku, aku melihat kearahnya, memandang mukanya, memastikan keseriusannya, “Anjrit, loe mo ngajakin gw coli bareng ?, najis dah, ntar loe nyuruh gw nyepong elo lagi, gantian “ kataku sambil meludah, cuih. Ngebayanginnya aja gw udah mual.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Jah, loe kira gue gila apa ?, Tenang, loe ikutin gw aja, tau beres,,,,” katanya seraya menarik tanganku, menuju belokan assemblage di depan. Aku mengikuti arah yang ditunjuknya, sepi sekali malam ini, hujan tadi abscessed yang mengguyur serasa membuat orang malas untuk keluar. Kami terus berjalan kedepan, ke arah rumah petakan kecil-kecil, rumah kontrakan milik **** Sanip.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Rumah kontrakan itu berjejer, mungkin ada sepuluh rumah, kecil-kecil, memanjang, masing-masing rumah hanya terdapat satu ruang tamu, satu kamar tidur, dan dapur kecil, 5 rumah dikiri dan 5 rumah dikanan menghadap berlawanan arah, ditengahnya terdapat kamar mandi berjejer, dengan sumur, jadi bila kami berjalan digang itu, itu merupakan bagian belakang dari sepuluh rumah tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bang Somad merupakan salah satu penghuni rumah ini, Bram menuju salah satu rumah tersebut, kurasa itu adalah rumah dari blast Somad. Heran aku, bukankah pintu rumah blast somad dipegangnya, berarti Mpok yoyoh berada diluar, kenapa harus lewat jalan belakang ?.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku mengikutinya menunggu apa yang akan dilakukannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam kegelapan kuikuti bram menghampiri sebuah pintu, pintu kusam, tanpa cat, dengan kayu yang rapuh, mengetuknya perlahan, seakan memberi kode bagi penghuni didalamnya. Tak absolutist kemudian tampak seseorang membuka pintu tersebut, seorang wanita.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku mengenalnya, namanya Lina, usianya diatas kami sekitar 5 tahunan mungkin, seorang janda, hidup sendirian, kerja disebuah tempat billyard, sebagai waitress. Wajahnya sebetulnya manis, dengan kulit kecoklat-coklatan, gak beninglah. Keluar memakai celana jeans dan hanya dengan mengenakan BH saja, cuek.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Eh, Im… Ade ape ?” katanya melihat Bram nampak berdiri didepan pintunya. Kemudian wajahnya memandang mukaku bergantian dengan wajah keheranan berusaha tersenyum. “Udah Pulang Pok Lina ?, ini nyariin Pok Yoyoh, disuruh blast Somad nganterin Konci, Mpok Yoyoh ada disini kagak ?” katanya sambil memperlihatkan kunci pintu yang ditangannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Oooh kirain apaan, tuh ada didalem, nungguin blast Somad kelamaan kali jadi numpang nunggu disini” katanya, “masuk gih” sahutnya lanjut sambil membuka pintu lebar-lebar. “Tumben loe Pen, ngikut-ngikut kemari, abis pada ngapain loe ? “ tambahnya lagi, memandang wajahku seakan meminta jawabanku. “Ini pok, tadi lagi maen ditempat kong Sule, diajak kemari ma si Iim, suruh nemenin” kataku sambil berusaha tersenyum.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku mengikuti Bram, masuk kedalam, tuh anak kayaknya udah biasa banget maen selonong-selonong aja dirumah orang, udah kaya rumah sendiri. Melewati dapur, diruang tengah kulihat Mpok Yoyoh sedang duduk disisi tempat tidur, dengan baju hitam, mungkin baju dalemannya, bercelana jeans, duduk seakan baru bangkit dari tiduran, menyambut kedatangan kami.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kulihat Bram tanpa sungkan, duduk disisinya, tersenyum, sambil mengatakan bahwa ia disuruh blast somad mengantarkan kunci pintu rumahnya, dan kemudian menyerahkan kunci yang ditangannya. Aku berdiri didepan mereka menatapnya, berganti-ganti, heran, tuh orang akrab banget berdua, layaknya saudara, kakak beradik. “Pen duduk Pen, pada mo ngopi kagak ?” tiba-tiba berkata Mpok Lina pada kami, aku memalingkan wajah hendak menjawabnya, namun tiba-tiba Bram menyahutunya “Boleh dah mpok, tapi jangan manis-manis “ katanya sambil nyengir, “Gue kagak nawarin elu, bosen, gw cuman nawarin si Pendi nih, loe mah kagak ditawarin juga biasanya bikin sendiri “ Mpok Lina melengos sambil memonyongkan mulutnya. Bram tertawa ngakak sambil berkata, “duilah mpok, jangan pake monyong gitu knapa ? ntar cakepnya ilang” katanya lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Auk ah, sok ngerayu lagi loe, sono kalo mo kopi, bikin sendiri, sekalian noh buat si pendi bikinin”, katanya lagi sambil menunjuk ke arah dapur. “Gw mo ganti baju ah, gerah” katanya, seakan ingin memberitahukan kepada kami apa yang akan dilakukannya. Kemudian ia mengambil baju didalam lemari pakaian disitu, membawanya keruang depan, ruang sebelah yang hanya dibatasi sekat dinding, mungkin disana adalah tempat yang tidak ada orang, dimana kami semua berkumpul disini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ya udah, sini aja gw yang bikin kopi” tiba-tiba berkata mpok Yoyoh, bangkit berdiri melangkah menuju dapur, meninggalkan kami berdua. Aku memandang Bram, seolah menanyakan kepadanya, ngapain lama-lama disini ? pake minta dibikinin kopi segala ?. Namun Bram menyuruhku untuk diam, menaruh telunjuknya dibibirnya. Kemudian ia bangkit dari duduknya, menuju ruang sebelah depan dimana mpok Lina ganti baju.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seperti orang yang mengendap-ngendap, kuperhatikan bram melangkah, terheran aku, dengan apa yang akan dilakukannya. Ia membuka tirai pembatas antar ruang tidur dan ruang depan rumah ini, tirai yang dimaksudkan oleh yang empunya rumah untuk membatasi pandangan dari luar agar tak dapat langsung melihat kedalam. Aku melongok, mengintip dari pinggir tirai, untuk melihat apa yang akan dilakukan oleh Bram.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kulihat disana, tampak Mpok Lina sedang menurunkan celana jeansnya, BH hitam tadi yang dikenakannya telah dibuka, badannya yang agak gendut, montok, dengan payudara yang cukup besar, menggemaskan, dengan putting hitam, kini tampak jelas kulihat, bikin mataku melotot, menyaksikannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ngapain luh ? gw lagi ganti baju nih, jangan kemari-mari” kata mpok Lina begitu melihat Bram melangkah menuju ke arahnya, namun sepertinya tidak ada aught keberatan dari suaranya, ia hanya menutupi kedua payudaranya dengan kedua belah tangannya. Namun bram sepertinya pantang mundur, ia melangkah terus mendekati mpok Lina.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian tiba-tiba ia merangkul mpok Lina, sambil cengengesan, menyeringai, “Mpok, montok amat sih, jadi gemes nih, pegang bell dikit, cobain” katanya sambil tangannya berusaha memegang payudara yang besar dan montok itu, mpok Lina ngeles sambil memundurkan langkah, seraya berkata, “Enak aje lu, maen coba-coba aje, lu kira ini makanan”, dan berusaha menutupi tubuhnya dengan baju yang akan dikenakannya, kemudian berbalik membelakangi tubuh Bram, “Hehehe.. Mpok cakep, sayang tuh, didiemin aje, tuh pantat makin bahenol aje, udah absolutist gak ada yang naekin” lanjut bram sambil berusaha memegang pantat mpok Lina, dan kemudian memeluknya dari belakang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Rese Lu Im, ntar gw bilangin emakkloe nih, badung loe ye sekarang“ kata mpok Lina kepada bram, namun Bram seakan tak peduli, sambil terus berusaha memeluk dan mencium leher mpok Lina. “duh mpok dikiitt aje, megang doang, biasanya juga boleh, ntar besok gw beliin mie ayam lagi dah..” kata Bram seolah kehilangan akal dan berusaha melanjutkannya. “ah lu, rese lu ah, gak enak nih ada mpok Yoyoh ama si Pendi, ntar pada ngeliatin lagih” kata Mpok Lina, sepertinya beliau sudah terbiasa dengan perlakuan Bram, tidak ada reaksi perlawanan atau teriakan yang menyuruh bram menghentikan aksinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Tenang Mpok, mereka lagi pada dibelakang noh, lagi bikin kopi, lagian bentaran doang” tak menyerah Bram, dan seakan memberi tahukan kepada mpok Lina, bahwa keadaan aman dan terkendali. Mpok Lina sepertinya pasrah, menyerah, karan kulihat ia membiarkan bram yang memeluknya dari belakang, merabai payudaranya, meremas-remasnya sambil menciumi lehernya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dari cerita yang aku dengar, Mpok Lina pernah menikah dengan seorang pria tua yang telah beristri atas desakan orang tuanya, mulanya Mpok Lina enggan menerima lamaran pria tua tersebut, namun dengan pertimbangan ekonomi, akhirnya dia menerimanya. Namun beberapa bulan menikah, ia disambangi istri tua dari laki-laki tersebut, disemprot habis-habisan di depan warga, mungkin karena malu ia memutuskan untuk bercerai dari laki-laki tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mungkin sejak beberapa tahun yang lalu, sejak cerai dari sang suami, beliau tak pernah merasakan kehangatan dekapan laki-laki. Biar bagaimanapun dia adalah seorang wanita yang butuh hasrat seksualnya terpenuhi. Kini dengan usianya yang sedang menggebu-gebunya untuk urusan tersebut, mpok Lina sepertinya siap menyambut lelaki yang datang kepadanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kulihat bram sepertinya sudah biasa, nampaknya Mpok Lina sudah merupakan langganannya dalam melepaskan birahinya, karena seperinya ia sudah paham betul dengan keinginan Mpok Lina, mengetahui seluk beluk tubuhnya, memahami bagian-bagian sensitif dari tubuh Mpok Lina.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">aku seperti orang bego saja melihat aksi mereka berdua, mengintip dari celah tirai, dengan lutut gemetaran, tanpa kusadari ternyata disebelahku telah berdiri Mpok yoyoh, istri Blast Somad, memegang gelas kopi ditangannya, ikut mengintip apa yang dilakukan oleh Bram dan Lina. “Busyet dah tuh anak, bedua, udah kaya orang kesurupan aje” berkata lirih Mpok Lina kepadaku, “Biasa dah si Iim mah, kalo dah ketemu lina, bawaanye pengen negrep si Lina mulu, lagian si Lina juga kegatelan sih, mentang-mentang ditinggal lakinye, ma siape aje mau” kata Mpok yoyoh lagi, seakan sudah biasa menyaksikan dan melihat aksi mereka berdua.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Lu intipin aje terus Pen, jangan-jangan ntar malah loe kepengenan juga” katanya kepadaku, aku tersenyum nyengir mendengar komentarnya, ya jelas aja, sapa yang nahan ngeliat beginian, bikin konak, ya kalo gak konak mah gak normal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun kupikir Mpok yoyoh akan meninggalkanku, setelah menaruh kopinya dilantai, namun ternyata ia malah berdiri merapat denganku, menundukkan badan, dan ikut mengintip lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Berdebar aku menyaksikan adegan lanjutan di dalam, kulihat bram makin melancarkan aksinya</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kulihat ia menciumi dengan rakus tete mpok Lina, memainkan lidahnya, menghisapnya, memilin-milinnya sambil terus meremas-remasnya. Kulihat sepertinya mpok Lina sudah terbawa arus, matanya nampak sayu, terhanyut oleh api birahi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kini kulihat mpok Lina duduk di sofa, lebih tepatnya bangku panjang kayu yang lumayan empuk, maklumlah beda dengan daybed dirumah orang-orang kaya yang harganya juta-jutaan, ini dengan beberapa ratus ribu rupiah saja sudah bagus punya satu set bangku untuk ruang tamu. Memandang ke arah bram, membuka celana dalamnya, dan kulihat bram bereaksi cepat, ikut membuka baju dan celana panjangnya, membuka juga celana dalamnya. Kini keduanya telah bugil. Bram melirik ke arah tirai, seakan mengetahui bahwa ada yang mengintipnya, namun ia membiarkannya, menghadap kembali ke arah mpok Lina duduk dan menindih tubuh mpok lina yang nampaknya sudah siap menerima terkamannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Deg-degan aku melihatnya, penisku makin menegang keras, menyaksikan moment-moment ini tanpa berkedip. Kulirik mpok yoyoh disebelahku, seperinya sama denganku, mengintip serius dengan apa yang dilakukan mereka berdua, saat kulirik mpok yoyoh, kulihat dari balik bajunya yang berbelahan rendah, telah turun memperlihatkan gundulan bukitnya yang besar itu. Mpok yoyoh nyengir sambil mengeplak kepalaku, “Liat aje yang disana, jangan yang inih, ntar loe kepengen megang lagi” katanya sambil berbisik padaku. Saat mengeplak itulah payudaranya tak sengaja menyentuh bahuku, aku meringis dan jadi membayangkan seandainya aku meremas-remas payudara mpok yoyoh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ah mpok, jadi bikin gw ngiler aje, ngaceng nih gw ngeliatin si Iim, jadi kepengenan juga, lagian mpok kayaknye kepengen juga, tuh teteknya kayaknya udah kenceng” kataku menggodanya. Mpok yoyoh menyeringai, sambil memegang payudaranya, seolah membetulkan letak Bra-nya. “Mau saya panggilin blast Somad Mpok ?, biar suruh ngelonin empok, kalo mao saya panggilin nih” kataku sambil mengedip-ngedipkan mata kepadanya, entah darimana datangnya, timbul keberanianku untuk menggodanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Yee elu tuh ye, pake nyebut-nyebut nama laki gw segala, udah ah, diem “ katanya lagi, aku hanya nyengir memandangnya. Kulirik lagi kearah payudaranya yang keliahatan semakin menonjol saja, ada perasaan ingin memegangnya namun tak ada keberanian dihatiku, ngeri bila membayangkan aku dihajar habis-habisan oleh blast Somad. Kembali aku serius melihat ke arah pertunjukan itu terjadi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tanpa kusadari tiba-tiba dedeku serasa ada yang mencengkeram, ada yang menggenggamnya dari luar celanaku, Kaget aku. Kulihat mpok yoyoh tertawa terkekeh-kekeh melihatku kaget, “Gede juga punya loe Pen, ngaceng loe ye ?” aku hanya nyengir dan menunduk malu. “Loe kepengenan ?, sini gw bantuin” kata Mpok yoyoh selanjutnya mengagetkanku. dan yang membuat aku lebih kaget adalah tiba tiba ia menarik badanku, namun aku menahannya, menolaknya. Ia membiarkanku, meninggalkanku, berjalan menuju tempat tidur, duduk diatasnya, merebahkan badannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kuperhatikan, Mpok yoyoh menarik tali baju yang berada dipundaknya, menurunkannya melalu lubang tangannya, hingga memperlihatkan BH warna putihnya, tampak buah dadanya yang putih, besar, terlihat menyembul keluar. Tak absolutist kemudian ia membuka ritsleting celananya, menarik keluar celananya, memerosotkannya, hingga ujung kakinya, aku memandangnya terkaget-kaget, apa yang hendak dilakukan oleh Mpok yoyoh ?, duh celaka aku kalo sampe ngapa-ngapain dengan dia, bisa abis aku disiksa blast Somad.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">————————</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku berusaha memalingkan wajahku dari Mpok Yoyoh, kulihat kearah Bram dan Lina lagi didepan, kaget aku bukan kepalang, kulihat saat ini bram tengah memasukkan penisnya kedalam vagina Lina, Lina tampaknya membiarkan hal itu terjadi, ia malah membuka selangkangannya lebar-lebar, mangangkat salah satu pahanya, mempersilahkan penis Bram menembusnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sambil menahan napas aku melihat saat-saat penuh sensasi itu, tak terasa aku memegang penisku, seakan ingin ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Bram. Kemudian kulihat bram tampak mendorong pantatnya maju mundur, seolah menggerakkan penisnya keluar masuk dari vagina Mpok Lina.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">—————————————————————————-</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku melirik kearah Mpok yoyoh, terkesima aku, kulihat dia saat ini sedang memegang celana dalamnya, mengelus-elus daging didalamnya, menatapku, seolah-olah menyuruh aku untuk mengelusnya, menggantikan tangannya. “Pen, sini buruan, loe pengen kagak nih ?” katanya kepadaku, gemetaran aku melihatnya, antara ingin dan takut, aku menghampirinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ia bangkit berdiri, meraih tanganku, “Tenang aja lu, asal loe kagak bilang-bilang ama sapa-sapa, gak bakal dah kenapa-kenapa” katanya seolah mengerti akan keraguanku dan berusaha menenangkanku, kemudian ia dengan cepat membuka pengait BH-nya, melepaskannya, melemparkannya kebawah, sehingga kini 2 payudara yang besar itu menggandul dengan indah dihadapanku. Aku terkesima dengan apa yang kini tersuguh di hadapanku, tak tahu aku apa yang harus kulakukan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mpok yoyoh sepertinya mengerti akan kebingunganku, diraihnya tanganku kemudian diarahkannya ke payudaranya, “Pegang nih, elo usel-usel terus remes-remes” katanya sambil menuntun mengajariku, aku mengiyakannya dan menuruti apa katanya, merabanya, benda lunak kenyal itu, mengelus-elusnya, meremas-remasnya, perlahan kemudian aku menekannya meremas-remasnya dengan kencang, kulihat mpok yoyoh mengerenyitkan dahi, menyuruhku menciuminya. Aku menurutinya kucium payudara putih, besar itu. Untuk beberapa lama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nampaknya ia tidak sabar, bangun, menarik ritsletingku, memerosotkan celanaku sampai kelutut, dengan celana dalamnya, mengeluarkan penisku hingga mencelat keluar. Mulanya aku menolak namun ia menyuruhku diam, aku bagaikan anak kecil yang sedang didandani oleh ibunya, seperti anak kecil yang akan diganti bajunya, menghadap kearahnya, menurut saja ketika ia menurunkan celanaku, memegang penisku, dan mengocoknya perlahan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku merasa keenakan, diam sambil mendesah pelan, baru kali ini penisku dipegang oleh seorang wanita, biasanya kulakukan dengan mengocoknya sendiri dengan tanganku. Kini dilakukan oleh orang lain, nikmat rasanya menikmati sensasi ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sambil memegang payudaranya, aku menikmati kocokan-kocokan yang dilakukan Mpok Yoyoh terhadapku, aku menengadahkan kepalaku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa. Kemudian aku seperti merasakan kehangatan dalam penisku, kuturunkan kepalaku sejenak, terkaget aku ketika kulihat kebawah, nampak Mpok Yoyoh sedang memasukkan penisku kedalam mulutnya, mengulumnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Duh nikmat sekali rasanya, “mpok … enak banget mpok… terus mpok” kataku kepadanya dan menggoyang-goyangkan pantatnya membayangkan bahwa aku seperti bram yang sedang memaju-mundurkan penisnya kedalam vagina Lina.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Entah berapa absolutist telah berlalu, mungkin karena ini adalah kali pertama kurasakan dan atau karena penisku sudah tegang sejak dari pertama tadi ketika melihat pertunjukkan Tono dan Ella, cepat sekali kurasakan ada desakan yang ingin keluar dari lubang penisku. kutarik cepat dan kusemburkan sperma kedalam muka dan dada Mpok yoyoh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Pen, cepet amat loe keluarnya, kaya Blast Somad aja lu “ katanya sambil cengengesan, “gak pernah ma cewek loe ye ?” katanya lagi. “Iye kali mpok, abis enak banget, mpok sih, lagian bikin saya gak tahan aja” kataku sambil tersipu malu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mpok yoyoh segera membereskan bajunya, mengenakannya celana jeansnya kembali, merapihkannya, sama seperti sebelumnya. Aku juga segera merapihkan bajuku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba kudengar dari dinding sebelah, seperti ada lenguhan dan desahan yang tertahan, aku dan mpok Yoyoh segera bangkit menuju arah suara itu, ruangan depan. Kuintip kedalam, kulihat didalam, tampak bram sedang memajumundurkan pantatnya dengan cepat, semakin cepat, membuat Mpok Lina tampak kenikmatan, mendesah-desah, mengeluarkan erangan dan desisan yang tak jelas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tak absolutist kemudian, beberapa menit selanjutnya kulihat Bram menarik penisnya dari lubang vagina Mpok Lina kemudian memegang penis tersebut dan mengocok-ngocoknya dengan tanganya, dan mengeluarkan spermanya, menumpahkannya diatas vagina dan perut Mpok Lina.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku melirik Mpok Yoyoh, ia tersenyum kepadaku, nyengir, ia kemudian menarikku, mengambil kopi yang tergeletak di lantai, kemudian menyuruh kami keluar, ke arah belakang, tempat dimana tadi kami masuk. Kami berdua duduk diberanda belakang, berbicara, mengobrol sambil menunggu mereka berdua keluar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tak absolutist kemudian, dari pintu kulihat Bram melangkah keluar, nyengir, “Hei, ngapain lu pada beduaan aje disini, kaya orang pacaran aje, diem-dieman” katanya kepada kami berdua, aku hanya memandangnya, tersenyum, “iseng aje ngobrol ma mpok yoyoh, nungguin Blast Somad, kali aja die balik” kataku menjawab sekenanya. Bram mengajak aku untuk meninggalkan tempat tersebut, mengambil kopiku yang tergeletak disebelahku, menghirupnya dengan napsu, kemudian berbalik memandang lina yang kini telah berdiri dipintu, keringatan, masih ngos-ngosan nampaknya, “Mpok balik dulu ye, makasih kopinye, kesian yang laen pada nungguin, apa sekalian manggilin blast Somad ye Mpok ? nyuruh kemari, bilang mpok minta dikekepin” katanya lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Rese lu Im, awas lu ye” kata mpok Yoyoh menyahuti komentar si Iim, sambil terbahak kami melangkah meninggalkan tempat itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Pen, lu kenape tadi diem aje, bukannye nyusulin gw, kan lumayan lu bisa megang-megang si Lina” keluar kata-kata itu dari mulut Bram, aku menjawabnya, “Ogah ah, gak enak gw, masa Si Lina mo aeroplane beduain, ntar kalo jie ngomel-ngomel gimana ?, bisa rame warga” aku menjawabnya. “Yah eloe mah payah, daripada loe ngobrol ma si Yoyoh nemenin die, kagak dapet apa-apaan ” katanya lagi sambil mencibirku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku hanya tersenyum memandangnya, untunglah dia tidak tahu apa yang kulakukan tadi dengan Mpok yoyoh, seandainya dia tahu, trus kemudian disuatu hari nanti aku ribut-ribut atau ada selek dengannya, bukan mustahil berita ini akan tersebar keluar dan diketahui oleh Blast Somad, bisa-bisa leherku digorok oleh Blast Somad.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kami tiba ditempat rumah kong Sule dengan cepat, disana kulihat formasi masih tetap, Alex, Dupri, Blast Somad dan Si Buluk, nampak serius menghadapi kartu didepannya. Buluk yang pertama kali melihat kedatangan kami, “Eh muke gile lu pegi absolutist amat, katanye sebentaran, nih blast somad udah mo ngider lagi, ntar dicariin Pak RW baru nyaho die” aku hanya nyengir saja melihat mereka, kemudian Alex mengomentari lagi, “Iye lo, blast somad modal yang loe kasih tadi udah bures, malah die minjem duit gw nech, 3 rebu” katanya sambil nyengir.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Sorri pren, sorri, gw tadi niatan mo ngambil makanan di rumah emak gw, cuman si pendi nih pake numpang berak, aigrette absolutist amat gue nungguinnye” katanya seolah-olah menyesali apa yang telah terjadi……</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-63289947220147231612011-04-29T08:38:00.002-07:002012-05-18T12:10:12.328-07:00Cerita Seks Nikmatnya Tubuh Guruku Yang Seksi<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Cerita Seks</a> ini menceritakan tentang hubungan seorang murid dan guru. mereka melakukan hubungan seks yang tidak seharusnya. dari pada tunggu lama-lama, langsung saja kita mulai baca cerita dewasa ini. chek disout.heee.... Namaku adi, aku saat ini berumur 21 tahun, aku sekarang masih kuliyah disalah satu universitas ternama di Malang. Waktu aku masih duduk dibangku SD aku pernah mempunyai seorang guru wanita yang membuatku selalu membayangkannya tiap malam. Dia bernama Bu Lilik Masriyah, dia sudah mempunyai suami bernama Pak Lukman yang juga seorang Guru. Bu lilik mempunyai 3 orang anak, anaknya yang pertama sebaya denganku sedangkan anaknya yang kedua kelas 1 SMA, anaknya yang ketiga duduk dibangku TK. Bu lilik dikenal oleh semua murid sebagai guru yang otoriter, begitu banyak murid murid yang takut bila dia yang mengajar. Tapi dimataku dia adalah wanita yang perfect. Saat ini Bu lilik adalah seorang wanita yang berumur 40 tahun yang anggun, dia cantik, kulitnya putih, hidungnya mancung, bibirnya merah delima, rambutnya sebahu, postur tubuhnya tinggi, body tubuhnya lumayan dan masih singset daripada wanita 40 tahun lainnya. Sewaktu aku masih duduk dibangku SD, tak sengaja sering terlihat BH yang dipakai Bu lilik waktu dia sedang menulis di papan tulis ataupun waktu dia sedang duduk. Hal – hal itu yang membuatku terbayang – baying setiap saat setiap waktu. Bisa dibilang masa puberku waktu itu terjadi karena sering membayangkan aku bercinta dengan Bu lilik. Dasar anak – anak pikirku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setiap pulang dari malang aku selalu lewat depan rumahnya, kulihat rumahnya selalu sepi. Mungkin setiap aku lewat dia tak sedang berada diRumah. Singkat cerita Waktu itu aku tiba dirumah pukul 12 malam. Aku sejenak duduk diruang tamu kulihat dimeja ada sebuah undangan reuni dari sekolah SD ku dulu. Besoknya aku datang ke tempat reuni aku bertemu dengan banyak teman – teman SD disitu. Kulihat Bu lilik juga hadir dalan acara tersebut. Ku lihat dia masih tetap cantik seperti dulu. Dalam acara tersebut panitia reuni mengadakan tour ke Bali dalam rangka ulang tahun berdirinya sekolah. Kebetulan 1 minggu aku libur kuliyah dan aku memutuskan untuk ikut dalam tour tersebut. Pukul 4 sore acaranya selesai. Aku segera menghampiri Bu lilik. Ku jabat dan kucium tangannya seraya memberi hormat padanya. Hanya beberapa menit kami ngobrol. Kulihat yang lain sudah pada pulang. “Bu nunggu siapa? Kok belum pulang? Nunggu jemputan yah??” tanyaku sambil tersenyum kecil. “iyah.. ibu nunggu jemputan anak ibu…” jawabnya sambil membalas senyumku “loh memang suami Bu lilik kemana kok anak ibu yang jemput???” tanyaku lagi. “suami ibu lagi melayat ke rumah temanya kedua anak ibu dirumah tapi anak ibu yang sebaya dengan kamu kuliyah diSurabaya dan tadinya dia mau pulang dan sekalian jemput ibu gitu” “oh anak ibu kuliyah diSurabaya ngekost yah bu???” kemudian hp di tasnya Bu lilik berbunyi dan akhirnya dia mengangkatnya. Beberapa detik pembicaraan ku dengan dia terpotong dengan suara hp di tasnya. “oh anak ibu kos disana dia Cuma pulang 1 minggu 1 kali. Tapi kali ini dia gak bissa pulang karena banyak tugas di kampus….barusan dia nelpon ibu” dalam hati ku berkata ini kesempatan untukku untuk bissa menawarkan sesuatu pada dia. “maaf bu lilik, kalau saya diperbolehkan biarkan saya saja yang nganterin ibu pulang…gimana bu???” “eeehhhmmm..gimana yah Di…eehhmmm… yauda deh ibu mau”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Cerita seksSetelah sampai didepan rumahnya aku memintai dia nomor HP. Kemudian waktu terus berlalu. 2 hari berikutnya aku berangkat ke Bali bareng teman teman alumni yang ikut. Kulihat pula ternyata Bu lilik ikut dalam tour ini. Aku segera berpindah duduk disamping Bu lilik. “Bu suami dan anaknya kok gak diajak…” “suami ibu dan anak anak ibu pada gak mau ibu ajak… gak tau ni padahal kan gratis” waktu terus berlalu kami ngobrol cukup lama sampai tertidur dalam bus. Ingin sekali kudekap tubuh mulus nya itu tapi untung aku masih bissa mengendalikan diri karena banyak orang didalam bus itu. Waktu terus berjalan, akhirnya pukul 5 pagi aku dan rombongan sekolah tiba di pantai sanur untuk melihat sunrise. Pukul 10 pagi aku dan rombongan tiba diHotel. Kebetulan aku dan rombongan menginap diHotel yang mewah dan berkelas tak heran kalau banyak orang kaya disitu. Aku segera masuk kamar dan melepas kepenatan dengan mandi dikolam renang. Saat mandi dikolam renang tak sengaja kulihat Bu lilik hanya mengenakan BH G- string berwarna hitam. Karena kebetulan kamarku dengan kamar Bulilik berdekatan hanya saja kamar Bu lilik berada di lantai atas dan kebetulan juga Bu lilik waktu ganti baju lupa menutup jendela dan akhirnya terlihat dari bawah. ‘wwooow nafsu birahi langsung memuncak., pemandangan seperti itu membuat penisku yang tadi tidur menjadi bangun dank eras dan amat keras. Dalam hati aku berkata “nanti malam aku harus bissa masuk kekamar bulilik”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Malam pun tiba. Pukul 8 malam aku mengetuk pintu kamar Bu lilik. Kuketuk beberapa kali tapi gak ada yang membuka. Kemudian aku hendak balik kekamarku, dan baru dua langka Bu lilik memanggilku. “Ada apa Di??? “ kulihat Bu lilik mengenakan baju tidur dan kulihat pula rambutnya basah. Ternyata dia habis mandi. “saya mau ngobrol sesuatu pada ibu gak papa kan kalau saya masuk, maaf bu kalau saya menggangu istarahat ibu” “ohhh… ya uda masuk ajah” langsung aku mengunci pintunya tanpa sepengatahuan Bu lilik. setelah didalam kamar aku ngobrol beberapa kata dengan dia. Kemudian aku bilang pada Bu lilik kalau aku suka kepadanya dan sangat mengaguminya. “Bu aku sangat ingin sekali memiliki kamu bu, tapi ibu sudah bersuami dan ibu sudah punya anak, kalau boleh memilih takdir aku ingin jadi suamimu Bu” langsung seketika Bu lilik kaget dan marah dengan pengakuanku tadi. “Di…kamu gak boleh sepeti ini pada Ibu…bagaimanapun juga Ibu ini tetap Mantan Gurumu dan harus kau hormati dan jangan mengada ngada tentang kata katamu tadi”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku segera mendekati tubuh Bu lilik. Terasa sudah keras penisku tertahan oleh CD yang kukenakan saat mendekati tubuhnya. Langsung dengan cekatan kucium pipinya yang sebelah kiri. “Astagfirullah Di…jangan…di…” saat Bu lilik melontarkan kata kata itu dengan nada marah dan kesal tanpa panjang lebar langsung masih dalam posisi berdiri aku memeluk tubuhnya bu Lilik dengan erat, segera kuciumi pipinya dan bibirnya. “Di jangan Di….ibu mohon jangan” bu lilik hanya marah tapi dia tidak berontak seperti adegan adegan perkosaan lain. Dia hanya melarangku dengan kata – kata nya yang bernada marah tapi dia tak melawan bahkan tangannya diam tak berusaha mendorong tubuhku. Setelah beberapa kali kuciumi pipi nya baik sebelah kanan maupun kiri aku beralih ke lehernya yang putih dan mulus. Kuciumi dengan lahap lehernya, bahkan waktu itu aku mirip seperti orang kesetanan yang bringas. Dengan cepat kuciumi setiap lekuk leher bu lilik dengan bringas. “stop..hentikan ini Di…kamu jangan kurang ajar sama Ibu..aaaahhh…aaaahhh…hentikan Di….aaaahhh” kudengar nada kata katanya yang tadi seperti orang marah ternyata sekarang berubah menjadi lirih dan diiringi dengan desahan desahannya yang membuatku semakin bringas dan liar menciumi lehernya. Aroma wangi tubuhnya membuat penisku seperti ingin keluar merobek CD. Sambil menciumi leher dan bibirnya Segera aku melepas baju ku sedikit demi sedikit hingga kuhanya mengenakan CD Kulihat Bu lilik memejamkan mata sambil mendesah dan melarangku melakukan itu. “Di…jangan….Di….aaaaahhhhh….ini perbuatan dosa Di….aaaahhhh….sekali lagi…ibu mohon………aaaaaaahhhhhhh”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah puas menciumi lehernya aku langsung beralih menciumi bagian pundaknya sambil mencoba melepaskan baju tidur yang dia pakai. “dasar….bajingan kamu…Di….hentikan…ibu mohon….aaaaaaaaahhhhh…..Ibu gak mau Di….ini dosa….….aaaaahhhhh….” dia terus mendesah sambil memejamkan mata. Tak lama kemudian Baju tidurnya terjatuh dilantai, kulihat dia memakai BH G-string merah, kulihat BH G string yang dia pakai seperti terlalu ketat dan kekecilan sehingga Payudaranya dibagian atas seperi mau menjumbul keluar. segera kusosor dengan lahap pundak dan dadanya yang terlihat mulus. Ditengah aksiku menciumi dadanya aku berkata pada bu lilik “Bu aku ingin sekali ibu orang yang pertama kali mendapatkan perjakaku ini, cccccpppppccckkk….. jadi aku mohon…mmmmuuuuaaaachhhh…mmmmhhhhcccchhh….. izinkan aku menjamah tubuh ibu yang mulus ini… karena sejak SD aku menantikan kesempatan seperti ini dengan kamu Bu” langsung kuteruskan ciumanku ke pundak dan dadanya yang mulus. “tapi kamu salah Di…ibu ini hanya wanita tua berumur 40 tahun… aaaaahhhh….tak pantas…kau perlakukan ibu sperti ini….….aaaaahhhhh…. ibu tak ada bedanya dengan ibu kamu sendiri….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….hentikan hentikan Di….kamu memang biadab….….aaaaahhhhh….dasar terkutuk kamu….aaaaahhhhh….” setelah puas kumenciumi dadanya kuciumi Payudaranya yang masih terbungkus BH G-String berwarna merah. Saat bibirku menyentuh tali BH nya. Aku benar benar seperti orang kesetanan dan bringas, kulahap dengan cepat hingga BH nya yang dia pakai basah karena air liurku. Kemudian sambil terus menciumi payudaranya yang terbungkus BH aku mencoba membuka kancing BH nya yang berada dibelakang punggungnya. Akhirnya tanganku berhasil meraih kancing BH nya. Segera kutarik dengan cepat terlepaslah BH yang dia pakai dan terjatuh diLantai. Aku sangat kaget melihat ukuran payudaranya saat BH nya ku buka ternyata sangat montok dan besar, padahal dulu aku mengira payudaranya ukuranya kecil serta biasa saja, tapi setelah terpampang didepanku langsung dengan bringas/liar/lahap/bahkan seperti orang kesetanan aku lagsung menciumi kedua payudaranya yang montok itu baik kanan ataupun kiri, seperti orang yang tak sabaran dan tergesa gesa gaya ciumanku terhadap payudaranya itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. biadab kamu ….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. jangan….aaaaahhhhh….jangan….aaaaahhhhh….jaaaaaaaaaangaaaaaannn Di” desahannya yang lirih sambil menegelus elus dan memegangi kepalaku. Sangat lama sekali aku menciumi kedua payudaranya. Tak henti hentinya kuciumi berulang ulang payudaranya. “mmmccchhhhh…mmmmmcccchhhh,…..” terasa nikmat sekali terasa seperti dipuncak kenikmatan saat kuberulang ulang kumenciumi kedua payudaranya. Setelah berulang kali kuciumi kumenghisap payudaranya yang sebelah kanan secara bergantian baek kiri maupun kanan” beberapa menit lamanya aku gak tahu yang kurasa kulakukan ciuman dipayudaranya itu sangat lama dari pada yang ciumanku dibagian tubuhnya yang lain. Sambil terus menciumi dan menghisap payudaranya yang montok aku mendorong tubuh Bu lilik ke ranjang besar dan empuk itu. Bu lilik dan tubuhku terbaring di atas ranjang dengan posisi tubuhku diatas tubuh Bu lilik. “….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. biadab kamu ….aaaaahhhhh….….bangsat kamu aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. jangan….aaaaahhhhh….jangan….aaaaahhhhh….jaaaaaaaaaangaaaaaannn Di”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Cerita sekssetelah cukup lama ku menciumi dan menghisap kedua payudaranya aku beralih ke perutnya. Kuciumi perut dan pusarnya sampai menuju vaginanya yang masih terbungkus oleh CD G-String Hitam. Kurasakan saat bibirku menyentuh vaginanya yang ternyata sudah basah sekali. Langsung sambil menciumi selakangannya yang wangi kumelorotkan CD G-string hitam yang dia pakai hingga terlepas dan terjatuh ke lantai. Kusosor dengan lahap vaginanya. “….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. biadab kamu ….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. jangan….aaaaahhhhh….jangan….aaaaahhhhh….jaaaaaaaaaangaaaaaannn lakukan itu ….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….stop ibu gak mau berbuat dosa….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….” tak lama kemudian Bu lilik tak melarangku tapi dia hanya mendesah berulang kali “….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…aaaauuuuuhh……”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">setelah kumenciumi seluruh permukaan vaginanya ku beralih kebawa terus dan terus hingga jari kakinya. Sambil melepas CD yang kukenakan aku menciumi betis dan kakinya. Setelah kuciumi kaki dan jarinya aku naik keatas tubuhnya lagi. Kutindih tubuh Bu lilik sambil menancapkan penisku ke liang vaginanya. Kulihat Bu lilik pasrah sambil memejamkan mata. Tak lama kemudian penisku terbenam tepat diVaginanya Bu lilik yang dari tadi sudah basah sekali. Kugenjot tubuhku berulang kali. “….aaaaahhhhh….….oooohhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaauuuu….….aaaaahhhhh…. aaahhhhh….….oooohhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaauuuu….….aaaaahhhhh</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">….aaaaahhhhh….….oooohhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaauuuu….….aaaaahhhhh” hanya desahan dan desahan yang keluar dari bibir bu lilik sambil memejamkan kedua matanya. Benar benar dipuncak kenikmatan walu berawal dari pemaksaan aku benar benar manusia paling bahagia didunia waktu itu. Setelah berulang kali ku menggenjot tubuhku, tak lamma kemudian kumerasakan ada yang menyembur deras dari penisku menuju liang vaginanya</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">setelah air mani itu keluar dan menuju liang vaginannya Bu lilik, aku menggenjot tubuhku lagi berulang kali dengan ritme yang pelan. Hingga air mani itu keluar berulang kali. Setelah beberapa saat kemudian aku merasa lelah sekali setelah berulang kali melakukan genjotan. Kulihat pula dari wajahnya Bu lilik kelelahan. Kulihat dia memejamkan matanya dan menoleh kea rah kiri dan tak berani memandang wajahku. Segera kutarik penisku dari vaginanya dan kuberbaring disampingnya sambil menciumi payudaranya. Ditengah ciumanku aku minta maaf pada Bu lilik ”Bu maafin aku… aku sudah berbuat dosa pada ibu…sekali lagi maaf” kemudian aku mengambil selimut dan aku berbaring disamping Bu lilik sambil memeluk tubuhnya yang mulus, kumenyelimuti tubuh kami berdua dengan selimut yang tebal. Karena udaranya sangat dingin. Kami berdua tidur bersama hingga pagi</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-78734120698119005462011-04-11T09:11:00.001-07:002012-05-18T12:10:45.455-07:00Cerita Seks Dengan Sahabat Kecilku<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Cerita Seks</a> . kisah ini terjadi dengan sahabat kecilku. saya selalu bersama dengan dia kemanapun,<a href="http://www.blogger.com/goog_776476884"> </a><i><b><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/2011/04/cerita-sex-dengan-sahabat-kecilku.html">cerita sex</a> </b></i>ini terjadi ketika kami bersama. Seperti biasa,setelah pulang sekolah,aku langsung merebahkan diri di tempat tidur,aku merenung,pikiranku mengingat pada Gita,sahabat kecilku yang sangat akrab denganku,kuingat dulu Gita digoda oleh segerombol anak -anak sampai nangis,aku yang melihatnya,keluar dan segera membawanya lari.Aku sangat merindukan Gita,suara indahnya,wajah cantiknya,dan sifat ramahnya adalah ciri khas yang tak mungkin kulupakan dari Gita.Sayang saat kami berumur 8 tahun,Gita pindah keluar kota.Kami berteman selama 5 tahun,dan kami betul - betul akrab layaknya seorang kekasih.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lagu Sahabat kecilku dari Gita Gutawa itu paling pas menggambarkan situasi yang kualami.</div><div style="text-align: justify;">Akupun tertidur setelah otakku mengingat kenangan bersama Gita,dulu kami mandi bersama,tidur bersama kalau Gita menginap di rumahku,dan lain - lain,harus kuakui dulu aku menyukai Gita,apalagi wajah cantiknya betul - betul mendukung,Kringg,Kring,telepon berbunyi,akupun mengangkatnya,"Halo","Halo,ini dengan Ardi?","Ya,betul",terdengar olehku yang berbicara adalah seorang wanita,"Astaga,Di,suara kamu udah berubah banget,ya?"Orang di telpon itu berbicara."Hah,ini dengan siapa?"tanyaku memastikan,"Huh,kok kamu bisa lupa,sih,aku Gita,kamu udah lupa,ya?" ,"Astaga,Gita,aku rindu banget pada kamu,suara kamu juga udah berubah,kapan datang ke sini,aku rindu banget,nih",aku betul - betul senang,Gita,sahabat kecilku dan idolaku ternyata belum lupa padaku."Eh,Ardi,bisa kamu jemput aku di bandara besok?,aku mau datang,jadwal pagi""Oh,tentu bisa,Git",kututup gagang telepon,lalu aku sungguh tak sabar menuggu besok.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pagi - pagi aku sudah ke bandara menunggu,setelah 30 menit kulihat sesosok gadis cantik berkulit putih datang padaku,"Ardi?","Kamu Gita?"Kulihat gadis itu mengangguk,lalu akupun mengangguk,kami berpelukan sejenak,kupandangi tubuh Gita,wajahnya tak jauh berbda,masih cantik seperti dulu,tapi yang paling berubah adalah tubuhnya,payudaranya yang dapat kubilang lumayan untuk gadis berumur 17 tahun,sedangkan lekuk tubuhnya akan menaikkan nafsu setiap pria.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Wah,kamu berubah,banget,Di,tubuh kamu jadi lebih tinggi dan tegap","Kamu juga ,Git,tubuh kamu makin bagus,wajah kamu menjadi sangat cantik",kulihat Gita tertunduk malu dengan muka memerah,"Ahh,kamu bisa aje,Di,kamu juga makin cakep",mendengar itu,******ku langsung berdiri apalagi melihat tubuh seksinya dan bau harum tubuhnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Segera kuajak Gita ke mobil yang memang kukendarai,selama perjalanan,kami melepas rindu masing - masing,saat sampai di rumahku,Gita melepas rindu dengan ibuku yang menganggap Gita seperti anak sendiri,"Git,kamu menginap aja di sini,ya?"kata ibuku,"Oh,boleh aja,tante,tapi Gita takut ngerepotin","Ah,nggak,kok,tante akan lebih senang lagi,kamu tidur sama Ardi aja,kayak dulu,kalian tak terpisahkan",aku dan Gita tersenyum malu - malu,saat kupandang wajahnya saat tersenyum betul - betul mempesona,ingin segera aku memacari dara manis ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Gita masuk ke kamarku dan menaruh kopernya,"Kamar ini gak banyak berubah,ya?Jadi teringat saat kita tidur tanpa pakaian karena kepanasan dulu",tiba - tiba mulutku mengatakan"Kamu mau mengulangnya lagi,Git?",semula Gita agak terkejut,tetapi saaat kugoda dan kurayu sebisa mungkin,dia setuju dengan muka malu - malu,dia mulai membuka baju kaos ketatnya,dan terlihatlah BH berwarna putihnya,lalu dia membukanya,dan terlihatlah dua payudara indah yang sudah mulai besar itu,aku sungguh - sungguh nafsu melihatnya,terlebih saat di membuka CDnya dan tampaklah bulu jembutnya yang terlihat rapi dan vaginanya yang agak kemerahan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akupun membuka bajuku,******ku yang dari tadi berdiri ini membuat Gita kaget,"Wah,selama ini gak kulihat ternyata dia membesar,ya?"Gita berkata sambil menunjuk ke ******ku,lalu aku menunjuk ke payudaranya,"Itu juga membesar,kan?Indah lgi,apalagi yang di bawahnya",kulihat Gita hanya tersenyum.Dia pun berbaring di sampingku,aku betul - betul tak tahan melihat tubuh indahnya,sesuai dengan wajah cantiknya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Kenapa,Di?tegang melihat tubuh indah sahabat kecilmu ini?",kata - kata itu menaikkan nafsuku,segera aku ke bawah tempat tidur berpura - pura mencari sesuatu,padahal ku melirik ke vaginannya yang sungguh indah itu,vaginanya berwarna kemerahan,dengan klitoris indah,aku menelan ludah melihatnya,sehingga tanpa sadar kujilati lubang kenikmatannya itu,"Ahhh,Di,ehmm,apa yang kamu lakukan?",Gita hanya diam menikmati permainanku tetapi dia sesekali meronta kecil pertanda menahan kegelian,kurasakan dinding vaginanya mulai terasa basah,lalu kumainkan klitorisnya,"Ahh,jangan,Di,Akhh",tak kupedulikan kata -katanya itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kini kurasakan nafas Gita mulai tak beraturan pertanda dia sudah nafsu,dia segera turun lalu mendorongku ke tempat tidur,lalu dia mulai bermain dengan ******ku,dia mengemutnya dan menjilatnya,"Akhhh,ehhmmm,Ahhh,kurasakan kenikmatan luar biasa,astaga,aku hanya terkejut melihat tingkah Gita,dia menaruh lubang kenikmatannya di atas ******ku,aku terkejut campur senang,diam mulai menaik turunkan badannya karena susah masuk,karena dia masih perawan,setelah lima menit,akhirnya amblaslah ******ku ke dalam vaginannya,sungguh nikmat yang baru pertama ini kurasakan,Gita,gadis pujaanku menanamkan ******ku ke dalam vaginannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Gita mulai menaikturunkan badannya dengan cepat,kurasakan sakit tapi nikmat,begitu pula dengan Gita,dia mendesah kenikmatan,"Ahhhhh,******mu enak,deh,Di,"Akhhh,Ehmmm,vagina kamu juga enak,sayang",kini tanganku meraih ke payudaranya dengan puting kemerahan,kuremas dengan lembut membuat nafsunya naik lagi,sehingga dia menaikturunkan tubuh mungilnya dengan lebih cepat lagi,"Ssshh,Akhhh,Git,enak,terusin,sayang"."Ahhh,aku mau keluar,Di.".Kurasakan cairan dari vagina sahabat kecilku itu membasahi ******ku dengan hangat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kuarahkan tubuhnya untuk melakukan posisi doggystyle,kumasukkan ******ku dengan perlahan,lalu semakin cepat,kurasakan ******ku seperti dipijit oleh lubang kenikmatan Gita,membuatku merasakan sensasi luar biasa,tak seperti sensasi saat onani,Gita mengeluarkan air mata menahan sakit dan ikmat,******ku yang basah karena cairan vaginanya itu keluar masuk dengan cepat di vaginanya,"Ahhh,enak,Di,terusin,Di,aku mohon jangan berhenti",segera kumajumundurkan pantatku dengan cepat,semakin kuat pula pijtan vaginanya pada ******ku,kurasakan pejuku keluar bersamaan dengan cairan vaginanya setelah dia mengalami orgasme kedua.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kami terbaring lemas,lalu berpelukan,aku melakukan french kiss padanya,sangat hangat bibir Gita ini,membuatku terpesona padanya,"Di,kamu tahu gak kenapa aku rela memberikan perawanku padamu?",air mata masih menetes di pipinya,aku menggeleng pelan,"Karena aku sayang sama kamu,aku cinta sama kamu,kamu mau gak jadi pacarku?",jantungku serasa berdetk lebih cepat,darhku mendesir dengan cepat,impianku terkabul,Gita,sahabat kecilku yang menjadi pujaanku ingin menjadi pacarku,akupun menjawab "Iya,deh,Git,aku juga dari dulu cinta sama kamu",Gita tersenyum bahagia,air mata menetes di pipinya,dan kembali dia melakukan french kiss padaku,Oh,aku sungguh mencintai Gita.Kami melakukan hubungan lagi,dan kulihat wajah Gita sangat puas.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-30569922831036852622011-04-08T21:34:00.001-07:002012-05-18T12:11:07.845-07:00Cerita Seks Bersama ABG Birahi Tinggi<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Cerita Seks</a> Ini kisah nyataku yg terjadi belum lama ini, perkenalkan aq Daip.. tinggiku 172 cm & beratku 80kg, dari dahulu sampai sekarang aq rajin olah raga, jauh dari merokok & narkoba. Dengan begitu tubuhku ideal & sedikit berotot ( hasil olah raga dari kecil ) & aq sdh menikah dgn 1 orang anak.</div><div style="text-align: justify;">Pada akhir thn 2010 di daerahku lg musim orang kawinan ( pesta kawinan ) terkadang dlm 1 minggu Aq dpt undangan sampai 3 tempat.</div><div style="text-align: justify;">Pada minggu ketiga bulan desember Aq mendapat undangan dari tempat bibiku yg menikahkan anaknya ( jadi sepupuku yg menikah ). Aq berjanji akan dtng ke pesta nikahnya walaupun tempat tinggal bibiku sekitar 3 jam perjalanan dari rumahku skrng.</div><div style="text-align: justify;">Perlu diketahui tempat bibiku di daerah pedesaan krn dari kota yg terdekat sekitar 1 jam perjalanan dgn jalan aspal yg sudah hancur.</div><div style="text-align: justify;">Hari sabtu tsb aq berserta istri & anakku harus menghadiri 1 pesta perkawinan baru ke tempat bibiku yg jauh disana dgn motor sportku ( krn blm ada mobil ). Sampai di pesta bibiku sudah pukul 15.00 wib perlu diketahui di sana pamanku adlh kepala lurah jadi relasinya banyak ( yack orang kampung juga ). Dan disana Aq banyak bertemu teman kecilku & teman sepermainan dulu. hingga aq lupa waktu. sekitar jam 19.00wib terjadi hujan.</div><div style="text-align: justify;">Aq binggung mau pulang hujannya lebat trus mana Aq tdk bawa jas hujan & perjalanan plng yg jauh bisa smpi di rumah kami pada sakit. Akhirnya ada saudaraku yg mau plng ke arah rumahku dia menawarkan aq ikut mereka, setelah berembuk mk anak & istriku yg ikut mereka. Dan aq berjanji klo hujan sdh reda segera plng.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah kepulangan anak & istriku krn aq sdh makan 2 kali akhirnya kucoba membantu di pesta itu. Kubuka baju batikku tinggal kaos oblong ku disanan aq membantu menjadi AKTOR ( angkat piring kotor ). Pamanku marah ama aq trus akhirnya aq membantu mensuplay makanan di meja apabila ada yg kurang.</div><div style="text-align: justify;">Disinilah Aq berkenalan dgn Yanti, Abg yg menjaga stand makanan, nich anak kecil tapi badannya montok bangget di dlm kebayak yg ia pakai. Aq tdk berani berpikir mesum krn ini di desa bisa dipukuli orang sekampung klo ada apa-apa. Teman kecilku pada berpulangan kerumah masing-masing krn rumah mereka dekat ama pesta tinggallah aq sendiri.Dan paman berpesan untuk tidur disini aja biar besok pulangnya krn sdh pukul 22.00 wib. Dgn berat hati aq telp istriku bahwa Aq tidur dirumah paman krn masih hujan ( walaupun masih gerimis ) kt istriku yack enggak apa-apa trus hati-hati disana.</div><div style="text-align: justify;">Karena di desa jarang ada hiburan jd para anak muda pd ngumpul melihat organ tunggal (klo didesa ini disebut nonton keyboard ). Aq benggong sendirian karena tdk ada kawanku lg akhirnya aq datangi si yanti yg duduk sendirian di meja menjaga makanan yg sudah tutup krn sdh malam.</div><div style="text-align: justify;">Disini kuperhatikan yanti selain kulitnya putih dia punya mata yg indah & senyuman yg mengundang birahi. Barulah keluar ssi aq gimana dapati si yanti mulanya aq coba meramal dia dgn pura-pura memegang tanggannya ech dia percaya.</div><div style="text-align: justify;">Musik semakin memanas & mimuman beralkohol byk beredar trus si yanti nanya bang enggak minum-minum bang ? Aq bilang jgnkan minuman begitu merokok aja aq tidak, ech dia semakin sering senyum ke aq dan kucoba trus duduk merapat hingga tdk ada jarak diantara kami. sambil sesekali pegang tangan ama pahanya dari luar. Lagi hot-hotnya bibiku mintol ke yanti dibelikan kopi di warung trus kubilang biar cepat naik motor aq aja. Mulanya dia binggung mau naik nich motor sport krn nich motor tinggi & tempat duduknya nungging ke depan ( ciri khas motor sport)</div><div style="text-align: justify;">krn dia masih pakai kebayak jd ia duduk miring diatas motorku, kubilang pegang aja pinggangku klo takut jatuh langsung di peganggnya pinggangku sampai ke perut otomatis nenen sebelah kanannya langsung menganjal di punggung aq. wach besar juga terasa dan empuk membuat penisku berdiri. Diperjalanan sengaja aq perlambat dan masuk ke lubang agar lebih lama ngerasai nich toge di punggung, walaupun akhirnya selesai juga membeli kopi untuk orang yg jaga malam. Dibelakang rumah bibiku ada pondok aq lgsung kesana mau rehat sejenak ( setelah aktifitas dari pagi hingga malam ini) Ech tdk kusanggka si yanti datangi ke tempat aq duduk.</div><div style="text-align: justify;">Mulailah nich otak kotor akhirnya keluarlah ssi ku yg diterima dgn baik oleh yanti & ia bercerita ttng mantan pacarnya klo pacaran mau ditempat gelap & penah ML. Wach lampu hijau nich cuman bagaimana memulainya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya kubilang yanti rambutmu tipis sekali pasti rambut bawahmu enggak ada ?? Ech nich anak lsng marah bilang klo rambut bawahnya lebat. Aku bilang enggak percaya, gimana klo kita taruhan enggak disangka si yanti menyambut taruhanku dia bilang boleh abang tunjukin bulu abang baru buluku..Oke..tapi jgn disini yack banyak orang.</div><div style="text-align: justify;">Aq dibawa ke suatu tempat dibelakang rumah orang ( yg jaraknya sekitar 100 mtr) trus disini ia bilang skrng tunjukin bulu abang. Dengan semangat 45 kubuka celanaku trus kuperlihatkan buluku ( walaupun aq masih pakai sempak ) cuman penisku sudah tegang menantang..</div><div style="text-align: justify;">ech si yanti cuman ketawa-ketiwi kubawa tanggannya megang nich bulu.. dia mau aja.</div><div style="text-align: justify;">Stelah megang nich bulu kuletakkan tanggannya di penis sambil kuajarin mengocok penisku yg tegang dia nurut sambil senyum-senyum. Setelah 5 menit mengocok penisku kubilang sekarang giliran yanti lihatin bulu bawahnya. Ech dia bilang malu, sambil trus kugoda akhirnya ia mengangkat kain bawah kebayaknya dan membuka sedikit celdam nya dan memamerkan bulu mekinya yg lumayan lebat. Aq bilang yanti aq enggak kelihatan ketutup ama kainmu jd langsung ku masukkan tangganku kedalam celdamnya.</div><div style="text-align: justify;">Wach terasa hanggat sekali sambil terus ku mencari klitorisnya setelah dapat ku colek-colek nich itil. Baru beberapa detik aja yanti napasnya sudah ngos-ngosan langsung ditariknya kepalaku diciumnya bibirku..sehingga terjadilah deep kissing.</div><div style="text-align: justify;">Bang geli sekali bang itilku bang.. ehm... erangannya.</div><div style="text-align: justify;">kutuntun tangan yanti untuk megang penisku.....ach lembutnya nich tangan di penisku..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">hhmm... cuman itu kata yg terucap...</div><div style="text-align: justify;">tak lama kemudian kami lupa keadaan sekitar.....</div><div style="text-align: justify;">bang.... achh... yanti udah enggak tahan bang.......?" ktanya.</div><div style="text-align: justify;">enggak tahan apa yanti,,,,,,,,"kataku.</div><div style="text-align: justify;">Ech... yanti... nich anak langsung jongkok trus dihisapnya penisku........."</div><div style="text-align: justify;">Ahhh......Aggh..." desahku saat penisku di oral olehnya...</div><div style="text-align: justify;">kutarik yanti kembali berdiri sambil ku turunin cdnya sampai dibawah dengku....";..</div><div style="text-align: justify;">lansung kumasukkan jari tenggahku ke mekinya ....</div><div style="text-align: justify;">Aahh..... Aghmmm....,,mm........" desahnya.</div><div style="text-align: justify;">kucoba buka kancing bajunya lalu tersembullah dada yg toge dibalik bra yg menyangga penuh.</div><div style="text-align: justify;">trus bang......ach.....mmh......" desahnya...</div><div style="text-align: justify;">sambil nenen & tangan dibawah mainin itilnya serta guannya....</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">bang yanti enggak tahan bang ..........?..ach......mmhll....</div><div style="text-align: justify;">Masukin bang.......punya abang......ach......mh......"</div><div style="text-align: justify;">lansung yanti menumbungku dibelakangku tanpa pengaman kumasukan penisku kedalam mekinya yg sudah berlendir.......</div><div style="text-align: justify;">Ach............bang.........sshh....." desahnya..</div><div style="text-align: justify;">Aq bergoyang perlahan karena nich meki sempit banget ditambah kakinya yg rapat..........</div><div style="text-align: justify;">uh....uh.....ach....Mmh......" cuman itu kata yg keluar dr kami.</div><div style="text-align: justify;">Yanti mulai mengimbangi goyanganku dengan memutar pantatnya yg putih itu...</div><div style="text-align: justify;">bang........ yanti......udah mau keluar............"rintihnya...</div><div style="text-align: justify;">Akupun menaikan rpm goyanggaku....../Ach... yanti.... enak sekali......</div><div style="text-align: justify;">Ach..........bang yanti keluar.................aahh.....agh........" rintih yanti saat orgasme...</div><div style="text-align: justify;">terus .........aja bang.......ach.......ohm.........masih enak kok........"desahnya....</div><div style="text-align: justify;">Suara erangan berserta rintihan melupakan keadaan sekitar krn kami dibelakang rumah orng yang ada cuman kenikmantan yg ada...........aq ingin berganti gaya cuman keadaan tdk memungkinkan....."</div><div style="text-align: justify;">aggh........Aggh.......ooh......" desah kami berdua.....</div><div style="text-align: justify;">beberapa menit kemudian kurasakan sesuatu ingin keluar dari penisku.....</div><div style="text-align: justify;">Yanti aq mau keluar.............ach.... keluarin dimana ?"tanyaku.</div><div style="text-align: justify;">dimulut aja bang,............"jawabnya....</div><div style="text-align: justify;">Segera kugenjot tubuh yanti....saat mau muncrat nich yanti bilang......</div><div style="text-align: justify;">bang yanti yampek lagi...........ach........ach..........." ktnya....</div><div style="text-align: justify;">segera kucabut penisku langsung di oral penisku.......ach......ach...." desahku....</div><div style="text-align: justify;">Tak lama kemudian keluarlah lahar panasku.............aah........ahh...........</div><div style="text-align: justify;">Yanti .......isap yanti............?" desahku....:mad:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Croot.....!!! CRooot ..........crot.......!!!</div><div style="text-align: justify;">Muncratlah spermaku yg langsung di telan ama yanti...sambil terus dihisapnya.....</div><div style="text-align: justify;">Benar-benar nikmat nich yanti............!!!</div><div style="text-align: justify;">Yanti trus menghisap penisku sampai ia loyo....ach......ahh.......</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah itu cepat-cepat kami berbenah...& memakai celana yg masih menggantung di bawah dengkul kami...sambil kembali ketempat acara pertunjukkan....</div><div style="text-align: justify;">Saat dijalan yanti bilang makasih yack bang.....</div><div style="text-align: justify;">udah lama yanti kepingin ML semenjak putus ama pacar yanti......</div><div style="text-align: justify;">Iya....sama sama.... kucium bibirnya sebelum kami berpisah...</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Malam itu aq pun tidur dirumah bibikku, dengan lelapnya....</div><div style="text-align: justify;">keesokan pagi saat mau sarapan kulihat yanti ada dirumah bibikku dengan rambut yg basah sambil tersenyum manis denganku....</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah sarapan aq pun permisi pulang dan yanti berpesan hati-hati di jalan yack bang.....</div><div style="text-align: justify;">Klau ada waktu main kesini lagi bang......" kt. yanti..</div><div style="text-align: justify;">Aq pun memacu motorku menuju pulang.... dgn senyum penuh kenangan...</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun sampai saat ini Aq blm pernah kembali kesana karena kesibukan & alasan apa sama istriku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sekian cerita dari Aq...Semoga berkenan ...</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-10985610739112642322011-04-08T21:32:00.001-07:002012-05-18T12:11:36.024-07:00Cerita Seks Bu Riska<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Cerita Seks</a> Tinggal di komplek perumahan memang banyak meninggalkan cerita. Gossip, polemik rumah tangga, persaingan keluarga dan masih banyak lainnya. Seperti yang terjadi pada tetanggaku ini.</div><div style="text-align: justify;">Sebut saja keluarga Mohan. Sebuah keluarga cukup berada di lingkunganku. Pak Mohan adalah pengusaha yang terbilang sukses, punya usaha Cargo yang cukup dikenal dalam urusan export import. Hanya saja seiring dengan perkembangan usahanya pak Mohan harus sering meninggalkan keluarganya karena berbagai urusan usahanya termasuk entertain client nya, atau juga entertain para pejabat untuk memuluskan berbagai perijinan. Saking seringnya urusan “keluar” (sengaja dikasi tanda petik untuk memberi konotasi seperti yang kita pahami) tersiar juga kabar kalau pak Mohan memiliki simpanan diluar sana. Kondisi ini tentu saja tidak menyenangkan bagi bu Riska, istri pak Mohan. Maklum di komplek perumahan begini, berita cepat menyebar bak gosip selebrity. Sebagai tetangga aku juga prihatin dengan keadaan keluarga bu Riska. Entah apa yang kurang dari diri bu Riska ini sehingga tega teganya pak mohan memiliki wanita lain. Perlu aku jelaskan bu riska ini orangnya cantik, putih, tinggi dengan bentuk tubuh yang bagiku sempurna, bagaimana tidak, dengan kulit bersih yang selalu terawat dan belahan dada yang menantang (entah disengaja atau tidak, bu riska sering memamerkan belahan dadanya dengan mengenakan baju yang berleher rendah) dan yang bagiku sangat menarik adalah bentuk pantatnya yang bulat dan agak tinggi kayak pantat bebek. Hanya saja dia memang agak tertutup dan kurang bergaul di lingkungan kami. Karena rumah ku berhadapan dengan rumah pak mohan hanya dibatasi jalan komplek aku jadi sering tahu apa yang terjadi di dalam rumah tersebut. Terlebih lagi rumahku tidak punya tembok pembatas seperti rumah lainnya, maklumlah bujangan yang baru saja beli rumah itupun cicilan jadi belum bisa bikin pagar. Sering kali aku lihat pertengkaran dirumah itu yang akhirnya berujung dengan perginya pak mohan naik Honda CRV-nya kemudian disusul dengan munculnya bu riska menutup pagar dengan mata sembab. Hal ini tidak lepas dari pengamatanku (kayak pengamat militer) dan sering pula tanpa sengaja aku bertemu pandang dengan bu riska. Biasanya bu riska memaksakan tersenyum kearahku dan akupun membalas dengan senyuman….<br />
</div><div style="text-align: justify;">Berawal dari sinilah pada suatu hari aku memberanikan diri bertanya pada bu riska meskipun aku dapat menerka apa yang telah terjadi. Mulanya dia mengelak untuk bercerita tapi setelah aku janjikan aku bisa menjaga rahasia dan mungkin bisa menolong bu riska mempersilahkan aku untuk datang kerumahnya. Rumah besar dengan perbotan lengkap ternyata menyimpan kesedihan bagi bu riska. Bu riska punya seorang putri kelas 2 SD, seorang pembantu setengah baya yang sering kupanggil bibik juga tinggal disana. Persis seperti yang di gunjingkan orang, bu riska cerita kalo suaminya sekarang jarang dirumah, seringkali pulang pagi dan juga beberapa kali tidak pulang 1 sampai 2 hari. Belum lagi jika pak mohan harus pergi ke kota lain otomatis bu riska ditinggal untuk beberapa hari tanpa berita. Bu riska yakin suaminya punya WIL, tapi dia nggak tahu siapa orang ke tiga tersebut. Dia ingin sekali untuk mengetahui siapa adanya orang ketiga tersebut itu sebabnya dia menawarkan kerjasama agar aku mencari tahu kegiatan suaminya termasuk mencari tahu identitas WIL nya pak mohan. Singkat cerita akupun menyanggupi karena aku merasa kasihan dengan keadaan bu riska, tapi bukan itu saja, bu riska menjejali kantongku dengan sejumlah uang dan sebuah HP kamera sebagai alat mata-mataku. Kedekatanku dengan bu riska semakin bertambah karena aku harus memberikan laporan padanya. Tidak susah mencari bukti perselingkuhan pak mohan, seminggu setelah menerima tugas dari bu riska, aku mendapati pak mohan sedang menggandeng wanita muda di sebuah rumah makan dekat kantornya, wanita ini mungkin kalah cantik dibanding bu riska, hanya saja lebih muda dan sexy. aku membuntuti pak mohan sehabis makan malam itu sampai ke sebuah rumah dimana dia mengantar wanita tersebut. Bukan itu saja pak mohan rupanya “lembur” di rumah tersebut dan baru pulang sekitar jam 12 an. Selang 2 hari kemudian kejadian yang sama terjadi lagi dan pak mohan “lembur" lagi….. setelah yakin dengan pengamatanku dan tentu saja dengan bukti bukti otentik foto dari hp kamera yang di bekali bu riska, akupun siap menghadap dan memberi laporan pas pak mohan tidak dirumah. Diluar dugaanku bu riska tidak syok sama sekali, mungkin karena dia sudah menduga isi laporanku. Dengan tenang dia memintaku untuk mengantarkan ke rumah wanita yang aku maksudkan. Dengan naik mobil Picanto nya bu riska kami berangkat sore hari berharap wanita itu sudah dirumah. Tiba disana aku tidak melihat tanda tanda mobil pak mohan tapi aku yakin ada orang dirumah. Bu riska memutuskan masuk meskipun aku larang, tapi rupanya dia sudah siap mental. Aku menunggu didalam mobil agak jaur dari rumah tersebut khawatir kalau kalo pak mohan datang. Selang 15 menit telponku berbunyi, bu riska minta aku menjemputnya. Dalam perjalanan pulang bu riska tidak banyak bicara hanya saja dia memintaku untuk mengarah ke pantai. Kami berhenti di pantai dan disitulah bu riska menangis. Aku tidak tahu harus berbuat apa, aku biarkan saja bu riska menangis di dadaku, aku tidak bisa bicara (gak tahu harus bilang apa) hanya mencoba menenangkan bu riska dengan mengelus elus punggungnya.<br />
</div><div style="text-align: justify;">“De, (panggilanku Dode) cantik mana aku dengan perempuan tadi?” tiba tiba bu riska bertanya</div><div style="text-align: justify;">Aku sedikit kaget, tapi segera menjawab</div><div style="text-align: justify;">“cantik bu riska lah, bukan Cuma menghibur tapi kenyataannya begitu” jawabku</div><div style="text-align: justify;">“tapi kenapa bapak mengencani perempuan itu?” tanyanya lagi. Aku mengerti arah pembicaraan bu riska, rupanya dia tidak habis pikir kenapa suaminya mengencani wanita yang notabene tidak lebih cantik dari dirinya.</div><div style="text-align: justify;">“mungkin sudah sifatnya lelaki bu”</div><div style="text-align: justify;">“maksudmu?” bu riska mengejar dengan pertanyaan.</div><div style="text-align: justify;">“yaaah… biasa barang baru, lebih muda, atau servisnya kali bu” aku menjawab sekenanya takut membuat bu riska tersinggung.</div><div style="text-align: justify;">“maksudmu aku sudah tidak menarik lagi?”</div><div style="text-align: justify;">“bukan begitu, bu riska masih sangat menarik kok, cantik juga sexy, setidaknya menurut pandangan saya begitu, mungkin karena bapak tertarik barang baru aja bu”</div><div style="text-align: justify;">Bu riska menarik nafas, entah apa yang berkecamuk dalam hatinya. Kami terdiam beberapa lama.</div><div style="text-align: justify;">“De… kamu masih mau bantu saya?” akhirnya dia buka suara</div><div style="text-align: justify;">“Tentu bu, dengan senang hati saya akan bantu sebisa saya”</div><div style="text-align: justify;">“kamu bilang aku masih menarik, apa aku cukup menarik buat kamu?” suara sendu itu bagaikan guntur ditelingaku, terus terang aku memang mengagumi wanita ini bahkan tak jarang pula membayangkan dapat bercinta dengannya. Tapi mendengar pertanyaanya ini aku kikuk sendiri, tanganku gemetaran, otakku berfikir mungkin ini saatnya aku dapat mewujudkan bayanganku selama ini, tapi aku takut salah mengartikan kata katanya, aku tidak berani gegabah.</div><div style="text-align: justify;">“maksud bu riska?”</div><div style="text-align: justify;">“tolong jangan panggil aku ibu, aku merasa tua, panggil saja namaku kecuali dirumah tentunya”</div><div style="text-align: justify;">“ooh itu… kalau Cuma itu tentu saya bisa lakukan” jawabku pura pura bloon. Kulihat bu riska tersenyum kecil.</div><div style="text-align: justify;">“bukan Cuma itu De, kalau aku cukup menarik buat kamu, tentunya kamu mau dong sama aku”</div><div style="text-align: justify;">“eehh… saya tentu saja mau, tapi takutnya riska bakal menyesal. Saya tahu bu riska lagi guncang, saya tidak mau ambil kesempatan dalam keadaan seperti ini” aku mencoba bijaksana</div><div style="text-align: justify;">“bukan kali ini saja aku sakit hati De, kamu tahu sendiri…. Aku sudah lelah sakit hati sendiri. Aku tidak mau memikirkan ini lagi, yang ingin kulakukan sekarang adalah sedikit melupakan. Aku lelah jadi istri setia, kalau suamiku bisa melakukan itu kenapa aku tidak? Paling tidak aku masih bisa menikmati hidup khan?” riska mengeluarkan segenap perasaannya.</div><div style="text-align: justify;">“yakin kamu mau melakukan ini? Tanyaku lagi. Dan riska hanya menyunggingkan senyum pertanda mengiyakan, akupun memeluknya dengan erat dan memberikan kecupan mesra dibibirnya yang mungil. Dia pun memepererat pelukannya, tampak kalau dia benar benar ingin menikmati suasana.</div><div style="text-align: justify;">“kita cari tempat yang aman yuk” ajakku, yang dibalas dengan cubitan kecil di pinggangku. Aku starter mobil ke arah penginapan terdekat.</div><div style="text-align: justify;">Aku pilih kamar yang cukup luas dan nyaman, kesan pertama harus menggoda. Riska duduk dipinggiran bed dengan wajah sayu. Setelah membayar sewa kamar short time kepada penjaga, aku mengunci pintu. Kudekati riska perlahan.</div><div style="text-align: justify;">“kalau nggak yakin sebaiknya jangan dipaksakan, gak apa apa kok” aku mencoba buka pembicaraan sambil berjongkok didepannya. Aku pegang kedua tangannya dengan lembut. Aku yakin dia perlu sentuhan kelembutan saat ini. Riska menarik nafas …</div><div style="text-align: justify;">“aku sangat yakin” katanya, tangan lembutnya mengusap pipiku. “sudah lama aku ingin melakukan ini, bukan hanya karena dendam kepada suamiku de, tapi juga karena aku merasa butuh orang yang peduli padaku. Selama ini suamiku menyia-nyiakan aku, aku butuh kasih sayang de, aku butuh bercinta dengan nyaman, aku butuh kamu” katanya dengan mimik serius. Agak kaget juga aku mendengarnya.</div><div style="text-align: justify;">“aku juga sudah lama memperhatikan kamu ris, pertamanya karena kasihan dengan keadaanmu, tapi kemudian aku merasa menyayangimu” kulemparkan rayuan gombalku.</div><div style="text-align: justify;">“aku tahu kamu memperhatikankan aku, itu sebabnya pilihanku jatuh pada kamu de” dia mulai mendesah aku sudah sampai dilehernya. Kunikmati bulu bulu halus ditengkuknya dengan bibirku. Aku berpindah ke tempat tidur, duduk dibelakang riska. Tanganku memeluk pinggangnya, sungguh pinggang yang ramping, aku tidak merasakan ada lemak disana sementara bibirku melanjutkan menelusuri leher riska sampai ke belakang telinga, jilatan kecilku membuat riska mendesah panjang. Tangan riska mulai menyetir tanganku dan mengarahkannya ke buah dadanya, tidak kusia-siakan akupun meremas dengan lembut. Aku benar benar ingin menikmatinya sepenuh hati, kembali desahan halus keluar dari bibir riska membuatku tambah bergairah. Beberapa kali remasan cukup membuatku penasaran ingin segera menyaksikan buah dada yang selama ini hanya kulihat belahannya saja. Kubuka kancing bajunya satu persatu dibantu tangan riska yang juga cekatan melanjutkan sampai pakaiannya terlepas, kembali remasan halus kuberikan pada buah dadanya. Terasa lebih mantap tanpa baju dan aku bisa menyaksikan belahan dada yang mulus didepanku. Tidak terlalu besar tapi menggelembung padat seperti mau lepas dari penyangga bra nya. Tanganu menyelinap ke punggung riska hendak mencari kaitan tapi segera ditahan riska. Malah dia membimbing tanganku kearah depan, rupanya kaitannya ada didepan. Dia menoleh kebelakang dan tersenyum, langsung saja kulumat senyumannya yang dibalas riska dengan cepat . tanganku langsung membuka kaitan bra-nya riska, yang terpampang sekarang adalah pemandangan yang luar biasa, aku tertegun beberapa saat sebelum melanjutkan remasan remasanku. Kali ini bukan hanya desahan yang kudengar tapi juga gerakan tubuh riska yang meliuk lik setiap kali tangan ku meremas.</div><div style="text-align: justify;">“sayang… kamu lembut sekali… “bisiknya</div><div style="text-align: justify;">“kamu suka?” tanyaku</div><div style="text-align: justify;">“ya sayang aku suka sekali… perlakukan aku dengan lembut sayang”</div><div style="text-align: justify;">“tentu… tubuh seindah kamu sayang untuk dikasari” ujarku sambil pindah posisi. Kali ini aku turun dari tempat tidur, kuangkat tubuh riska keatas tempat tidur seperti menidurkan bayi, tangan riskapun melingkar dileherku. Kali ini posisi riska dalam keadaan telentak siap untuk disantap. Perlahan kudaratkan ciuman mulai dari keningnya, terus turun ke ujung hidung, kemudian melumat sebentar pada bibirnya, meluncur lagi turun ke leher, sapai berhenti diantara belahan payudayanya yang hangat. Kubiarkan saja payudara itu terlepas dan kupermainkan dengan jilatan bergantian kiri dan kanan, sementara tanganku bersiap melucuti celana jean yang dikenakannya. Dengan bantuankaki riska yang sangat kooperatif maka terlepaslah celana itu berikut cd-nya. Aku berdiri mematung menikmati tubuh indah tanpa busana didepanku. Yang selama ini hanya terjadi didalam mimpiku kini nyata. Riska tersenyum sangat manis, tahu kalau mataku sedang menikmati pemandangan tubuh indahnya. Kulanjutkan penelusuranku kearah perut, dengan beberapa jilatan pada udelnya mulutku langsung meluncur keselangkangan riska. Yang terjadi kemudian adalah riska mengangkat pinggulnya seakan hendak menyuguhi mulutku dengan vaginanya. Bau kahas wanita sudah kucium bercampur dengan farfum yang dipakai riska. Ketika lidahku mulai membelah bibir vaginanya, terdengar rintihan panjang….</div><div style="text-align: justify;">“De… hibur aku sayang…. Puaskan aku…. Aku ingin lepas….. “</div><div style="text-align: justify;">Aku mulai menjilati bibir vagina riska, tangan satunya sibuk meremas payudara dan yang satunya membantu membuka paha riska sehingga aku leluasa untuk menikmati vagina riska. Sembulan kecil merah kulahap dengan nikmat diiringi deru nafas riska yang semakin memburu. Sodokan lidahku mulai masuk ke lubang sempit vaginanya beberapa kali ku ulangi antara jilatan, hisapan dan sodokan disana membuat posisi riska jadi berubah tak karuan sprei pun sudah telepas akibat ditarik dengan hebat oleh riska. Sampai akhirnya dia menghentikan gerakanku.</div><div style="text-align: justify;">“sayang berhenti sebentar… “ katanya sambil menahan kepalaku</div><div style="text-align: justify;">“kenapa?” tanyaku</div><div style="text-align: justify;">“aku sudah tidak kuat, aku mau meledak”</div><div style="text-align: justify;">“gak apa apa… lepaskan saja”</div><div style="text-align: justify;">“gak ah… aku mau menikatinya bersama sama, kamu bahkan belum buka pakaian” katanya.</div><div style="text-align: justify;">Aku baru sadar kalo aku masih berpakaian utuh sementara riska sudah telanjang bulat. Kembali riska duduk ditepi ranjang dan Aku pun berdiri dan membuka kancing bajuku. Rupanya riska cukup kreatif, melihat kesibukanku membuka kancing baju dia pun berinisiatif membukakan kancing dan resleting celanaku. Baju kulempar begitu saja kelantai sementara celana kuplorotkan sampai lepas dengan kakiku. Tinggal cd-ku saja yang membungkus penis ku yang sudah tegang dari tadi. Riska memegang penisku dari luar cd dan perlahan meremasnya. Tanpa menunggu perintah dia pun meloloskan penisku dari cd-ku. Tampak si boy mengacung tepat kea rah mulut riska. Dielusnya perlahan, diciumnya dari pangkal sampai keujung sampai kemudian di masukkannya kedalam mulutnya. Aku membereskan melepas cd-ku sambil menikmati hisapan lembut bibir riska pada penisku. Hanya sebentar tapi cukup membuatku merinding sampai akhirnya riska memohon untuk pertarungan yang sebenarnya.</div><div style="text-align: justify;">Dia telentang pasrah di tempat tidur dan aku bersiap memasukkan penisku kedalam vaginanya. Dengan bantuan tangannya yang membimbing penisku kuarahkan si boy ke lubang kenikmatan riska.</div><div style="text-align: justify;">“aduh sayang … pelan pelan ya… agak sakit” katanya</div><div style="text-align: justify;">“ya sayang … kayaknya lubangnya kekecilan” kataku pula. Aku tidak jadi menusukkan siboy tapi aku gesek gesekan sebentar pada bibir vaginanya riska. Akupun mencoba melumat bibir nya untuk menambah sensasi.. riska paham benar cara menaikkan nafsu. Dia mengimbangi gesekan kepala penisku.</div><div style="text-align: justify;">“masukkin sayang … aku sudah siap” katanya lagi. Dan siboy dibimbingnya masuk kelubang kenikmatannya. Perlahan tapi pasti si boy menyusup diantara kehangatan vagina riska yang telah basah. Kulihat dia menggigit bibirnya sendiri sampai kemudian dia berteriak keras ketika seluruh penisku berhasil masuk ke vaginanya.</div><div style="text-align: justify;">“ooooh ssaaayaanng …… enakk sekali …… oooohhhhh….ssssssshhhhh genjot sayang… uuh terus” dan entah apalagi katakata yang keluar dari bibirnya. Dia meracau dan mendesah tanpa henti dan tubuhnya pun tidak berhenti meliuk, mengangkat pinggul….. Cuma 5 menit…</div><div style="text-align: justify;">“aku mau keluar … aku gak tahan… “ teriaknya</div><div style="text-align: justify;">“keluarin aja sayang… nikmati harimu… lepaskan bebanmu “ aku member dorongan. Dan yang terjadi kemudian …. Tubuh riska bergetar, penisku rasanya seperti dijepit….. dan dia mengangkat pinggulnya tinggi tinggi kemudian menghempaskannya begitu saja ke ranjang ….. tidak ada suara beberapa saat sekitar 10 detik yang kurasakan hanya denyutan denyutan pada vagina riska. Kemudian..</div><div style="text-align: justify;">“aaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh……….” Desahan yang sangat panjang sambil memelukku erat.</div><div style="text-align: justify;">Kubiarkan saja begitu beberapa lama sambil mengatur nafas untuk sesi berikutnya.</div><div style="text-align: justify;">“terima kasih sayang, aku belum pernah merasakan yang seperti ini dari suamiku. Sekarang aku sangat yakin aku tidak menyesal melakukan ini. Aku mendapat lebih daripada apa yang bisa diberikan suamiku” celotehnya kemudian, terdengar seperti kata kata balas dendam.</div><div style="text-align: justify;">“suamimu saja yang tidak bisa menikmati kamu. Kamu sangat luar biasa”pujiku pula. Riska tersenyum.</div><div style="text-align: justify;">“maaf ya aku duluan keluar, udah gak tahan banget” katanya</div><div style="text-align: justify;">“gak apa apa, khan masih bias dilanjutkan”</div><div style="text-align: justify;">“tentu saja… aku akan layani kamu sampai puas malam ini”</div><div style="text-align: justify;">Maka berlanjutlah pertarungan kami, riska keluar untuk kedua kalinya disaat aku hampir sampai, dan itu memberiku kesempatan untuk mengatur rithme permainanku dan melanjutkan ke tahap berikutnya. Aku menyudahi permainan ketika riska menjerit untuk ketigakalinya, dan saat itu dorongan lahar dari penisku juga tak tertahankan, akhirnya aku semburkan begitusaja dalam vagina riska. Tampaknya dia juga tidak keberatan. Kami beristirahat sambil berpelukan dengan penis masih menancap.</div><div style="text-align: justify;">Dalam perjalanan pulang aku menayakan prihal cara pulangku. Aku khawatir ketahuan pak mohan. tapi riska memastikan kalo pak mohan tidak akan pulang malam itu, karena sedang pergi ke kota S menemui clientnya. Dan pembaca tahu apa yang terjadi selanjutnya……??????? </div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-90902484966792997672011-04-08T21:27:00.001-07:002012-05-18T12:12:06.309-07:00Cerita Seks Ibuku Yang Binal<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Cerita Seks</a> Nama aku vera(samaran), umurku 20th dan aku kuliah di salah satu universitas swasta di jakarta. Apa yang akan aku ceritakan tentang <a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/2011/04/cerita-sex-ibuku-yang-binal.html"><i><b>ibuku yang binal</b></i></a> ini adalah kisah yang sangat memukul sekaligus menyedihkan buat aku, kisah ini NYATA dan sengaja saya tidak mengganti nama2 yang terlibat dalam cerita ini kecuali nama aku yang aku samarkan. Aku sama sekali tidak menyangka kalau ternyata ibuku orang yang sangat suka selingkuh dengan para pemuda di sekitar rumahku, ini ku ketahui setelah aku benar2 melihat apa yang ibuku lakukkan dengan Arman pemuda karang taruna di lingkungan rumahku. Ibuku bernama Tarmi, dan orang2 biasanya memanggil ibuku dengan sebutan bu nasrul(nama ayahku). Ibuku aktif dalam kegiatan ibu-ibu pkk, senam dan arisan yang sering di adakan oleh sekitar ibu-ibu rumah tangga di sekitar lingkungan tempatku tinggal. Umur beliau sudah cukup tua karena sudah berumur 45th, tapi memang ku akui kalau bentuk tubuh ibuku masih cukup menggoda di usia yang hampir setengah abad itu. Tinggi badan ibuku kira2 166cm, berat badannya sekitar 48kg, kulitnya putih dan inilah yang membuat penampilan ibuku masih sangat menggoda yaitu<i> <a href="http://www.blogger.com/goog_1553913278">payudara</a></i><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/2011/04/cerita-sex-ibuku-yang-binal.html"> <i>montok</i></a> ibukuyang berukuran 38c mungkin karena kalau ibuku sedang memakai baju yang pas di badannya sangatlah menantang bentuk payudara ibuku, apalagi pinggul dan pantat ibu yang sangat sexy sekali bentuknya. Oke aku akan mulai ceritaku saat aku memergoki ibuku dengan pemuda bernama Arman sedang bersetubuh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hari senin seperti biasa aku kuliah, tapi karena pagi itu aku hanya ada 1 mata kuliah maka aku pun sudah bisa pulang jam 10 pagi. Nah pada saat tiba di rumah aku melihat pintu depan dan korden pun tertutup, aku pikir ibu pasti sedang keluar maka akupun mencari kunci di bawah pot tanaman yang biasa ibu taruh jika dia sedang pergi. Tapi setelah aku mencari kunci rumah aku tidak menemukan kunci rumahku di bawah pot, pada saat aku melirik ke bawah maka aku agak sedikit bingung kok ada sendal laki-laki yang jelas2 aku ketahui bahwa itu bukanlah sendal ayah karena ketiga anak ibuku semua perempuan dan aku anak pertama. Lalu aku berjalan menuju pintu belakang, loh kok pintu belakang tidak di kunci oleh ibu kalo memang benar dia pergi. Begitu aku masuk ke dapur, aku mendengar suara ibuku sedang ngobrol dengan laki-laki di dalam kamarnya. Lalu aku pun mengambil kursi untuk mengintip dari lobang ventilasi kamar, aku sangat kaget ternyata yang aku lihat adalah arman pemuda karang taruna yang berusia 28th. Kemudian saya putuskan untuk melihat terus apa yang akan mereka lakukkan selanjutnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"ihh aku tuh semalem puas banged lho dik pas maen di sumur belakang sama kamu semalam."kata ibuku</div><div style="text-align: justify;">"aku juga bu, punya ibu masih legit,,hiks,hiks,hiks..ihh gemes deh."kata arman sambil mencubit payudara ibu</div><div style="text-align: justify;">"aow geli tahu, kapan mainnya kalo ngomong terus kaya gini."tanya ibu</div><div style="text-align: justify;">"ibu udah nggak sabar yah, ya sudah ayo bu kita telanjang dulu supaya leluasa."kata arman</div><div style="text-align: justify;">"la iya tho telanjang masa pake pakaian, nanti masukkin dari mana."kata ibuku sambil tertawa genit</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian mereka membuka pakaian mereka satu per satu, dan akhirnya bugil lah ibuku dan arman di dalam kamar. Kasihan betul bapak andaikan dia tahu apa yang selama ini ibu lakukkan dengan arman yang juga kenal dengan bapak, lalu mereka berpelukan dan berciuman di atas ranjang, saya melihat ibu begitu menikmati permainan yang di berikan oleh arman kepadanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"mmphh,mmmphhmm,,cupp,sluppp.."bunyi peraduan mulut mereka</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu arman mulai menjilati leher ibu dan tangannya mulai meremas-remas payudara ibu yang besar, ibu seolah tak mau kalah dengannya ,maka tangan ibu mengocok2 penis arman yang lumayan besar. Akupun terangsang melihat ukuran penis arman, oh andaikan penis itu masuk ke dalam vaginaku pasti sangat nikmat, semakin lama serangan2 yang di berikan oleh arman terhadap ibu makin meningkat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"ohhh,,teruuss dik arman sayangg,,ohhhh."desah ibu</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Arman semakin beringas mendengar rintihan ibu seperti itu, akhirnya dia berlutut di ranjang menghadap ke ibu dan penisnya tepat berada di depan wajah ibu. Ibupun langung meraih penis arman dan mengocoknya, lalu yang membuat saya kaget adalah ibu melakukkan oral kepada arman dan aku lihat ibu sangat lihai melakukkan oral. Arman menjambak rambut ibu sehingga rambut ibu berantakkan tak karuan, tanpa sadar tanganku pun masuk ke dalam celana dalam dan mulai memainkan vaginaku sendiri. Sambil masturbasi akupun tetap melihat <i><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/2011/04/cerita-sex-ibuku-yang-binal.html">adegan panas</a> </i>yang di lakukkan ibu dan arman.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"dik arman ayo masukkan dik, aku sudah nggak tahan nih."ajak ibuku</div><div style="text-align: justify;">"iya."jawab arman</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu mengambil posisi telentang dan kedua kaki ibu mengangkang dengan lebar, kemudian arman mengarahkan penisnya ke vagina ibu yang di tumbuhi jembut yang lebat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"ohhh.,,,masukkin yang dalem dik arman..ahhhhh,,ssstt,,aahhh.."desis ibuku saat penis arman mulai masuk setengahnya kedalam <i>vaginanya</i></div><div style="text-align: justify;">"ohhh..."desah arman ketika dengan perlahan memasukkan penisnya ke lubang vagina ibu</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">bleess......aku melihat penis arman telah amblas ke dalam vagina ibu, badan ibu bergetar merasakan tusukkan penis arman. Aku pun semakin mempercepat tempo masturbasiku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"sssttt,,mmmpphh,,ahhh.."desah ibu sambil menggigit bibirnya untuk menahan rasa nikmat yang di rasakannya.</div><div style="text-align: justify;">"ohh,,memiaw ibu enak banged."kata arman</div><div style="text-align: justify;">"iyah,,ohh,ohh,ssttssttt,,tongkolmu juga uenakk tenan kok dik arman."balas ibuku</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Arman mulai menggoyangkan penisnya keluar masuk, dan ibu mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"ahhh,,,tongkolku kaya di sodot bu..ohh..."desah arman</div><div style="text-align: justify;">"ahh,ahh,,ahh,.,aduuh,ahh,,"desah ibuku saat arman makin mempercepat goyangannya</div><div style="text-align: justify;">"plokkk,plokkk,clekkk,clekk,clekk,slebbb,sleebbb,,plokkk,,plokkk.."kencang sekali suara kemaluan mereka dan suara desahan mereka yang terdengar sampai ke luar kamar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">bahkan ranjang pun sampai berderit sangat keras.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"kriittt,krittt,kriittt.."suara deritan ranjang begitu jelas pagi itu</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tak terasa mereka telah bermain selama 10 menit, wow hebat juga ibuku bisa bertahan sampai 10menit.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"ohhh,,ohhh,,ahh,,aku mau keluar dik."desah ibuku</div><div style="text-align: justify;">"iya aku juga,,ohh,,ohh,ohh.."desah arman yang semakin cepat menggoyang penisnya</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan akhirnya mereka orgasme bersama, akupun juga mencapai orgasme yang begitu nikmat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"arrrgghhhh.."desah mereka bersama</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian aku lansug turun dari kursi dan pergi keluar rumah, sejak saat itu aku sering melihat ibu keluar malam menuju sumur belakang dan menuntaskan birahi bersama arman.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-45176281763757496772011-04-08T21:20:00.001-07:002012-05-18T12:12:23.413-07:00Cerita Seks Aku Menjadi Pemuas Nafsu Anak Majikanku<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Cerita Seks</a> kali ini menceritakan tentang seorang pembantu yang menjadi budak <i><b>nafsu seks</b></i> anak majikannya. Namaku sebut saja ningsih (18) aku seorang pembantu rumah tangga di sebuah keluarga kaya raya di jakarta. Aku tidak begitu cantik tapi manis, tubuhku tidak begitu tinggi tapi lumayan seksi. Karena kemanisan dan keseksianku membuat anak majikanku menjadi nafsu ketika melihatku. Bekerja menjadi pembantu terpaksa aku lalukan karena aku hanya lulusan SMP dan aku butuh uang untuk membantu ekonomi keluargaku di kampung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Terus terang aku senang bekerja sebagai pembantu di keluarga Nyonya Rini ini. Majikanku penyabar memberi gaji bulanan yang cukup dan memperlakukanku dengan baik. Suami majikanku seorang pengusaha sementara Nyonya Rini seorang dosen. <i><b>Cerita bugil</b></i> yang kulakukan dengan anak Nyonya Rini merupakan kejadian yang tak pernah kuduga sebelumnya, karena tidak mungkin seorang anak orang kaya meniduri pembantu macam aku ini.</div><div style="text-align: justify;">Cerita yang akan aku kisahkan ini bermula saat putra tunggal majikanku, Mas Rafy 22th, pulang karena liburan dari kuliahnya di Australia. Saat aku baru menjadi pembantu mas Rafy sudah kuliah di Australia sehingga baru saat dia pulang liburan inilah aku bertemu dengannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Putra majikanku itu ternyata juga ramah seperti ke dua orang tuanya, Dia juga tampan dan tubuhnya atletis. Hanya beberapa hari setelah bertemu aku sudah akrab denganya. Aku ngak menyangka kalau akau akan terlibat kisah asmara denganya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ceritanya pagi itu aku di panggil oleh Putra majikanku itu. Sampai di kamarnya aku kaget banget karena waktu itu mas Rafy sedang nonton Film Dewasa. Aku kikuk banget tapi Mas Rafy santai sekali, sama sekali tidak malu meski ketahuan sedang nonton Film begituan. Aku jadi menundukkan kepala karena malu. “Mas rafy memanggil saya ada apa” tanyaku dengan gugup sambil berusaha untuk tidak melihat tontonan panas di TV 21 inci yang sedang di tonton oleh putra majikanku itu. “Iya tolong..rapikan tempat tidurku dan mejaku, aku mau mandi dulu.” Katanya setelah bangkit dari tempat tidurnya. Ia lalu menepuk bahuku dan pergi dengan santainya ke kamar mandi tanpa mematikan pesawat TV nya yang masih menayangkan film panas dari VCD.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah Mas Rafy pergi ke kamar mandinya aku lalu merapikan tempat tidurnya yang berantakan. Adegan panas yang ada di TV bisa aku lihat dengan jelas menampilkan adegan sepasang pria dan wanita bule yang sedang berhubungan intim di atas ranjang. Saat itu tubuhku panas dingin menyaksikannya. Setelah ranjang mas Rafy selesai aku rapikan, tanpa sadar aku duduk di tepi ranjang dan justru menonton film dewasa yang baru pertama kalinya aku saksikan itu, sampai lupa untuk merapikan meja Mas Rafy yang berserakan dengan buku dan majalah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Adegan <i>film panas</i> itu membuat tubuhku panas dingin dan tanpa sadar aku lupa diri, tanpa sadar aku meremas-remas buah dadaku dengan tangan kiri sementara tangan kananku merabai selangkanganku sendiri. Kegiatan nonton dan merangsang diri sendiri itu tanpa sadar kulakukan beberapa menit hingga aku tidak tahu kalau mas rafy sudah selesai mandi. Tiba-tiba saja Ia sudah duduk di sampingku dengan tubuh setengah telanjang karena hanya handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Bagus ya filmnya..” katanya tiba-tiba yang membuat kaget setengah mati. Aku jadi malu sendiri. Aku tundukan kepalaku, tubuhku panas dingin dan wajahku waktu itu pasti merah karena malu dan juga karena adegan film itu membuatku terangsang sekali. “Maaf mas, mejanya belum di rapikan..” kataku seraya bangkit dan hendak merapikan mejanya. “Ngak usah, nanti saja…Filmnya khan belum selesai. tanggung temani aku nonton ya” kata nya sambil memegangi tanganku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bagai kerbau di congok hidungnya aku menurut saja dan kembali duduk di tepi ranjang, saat itu aku salah tingkah, kikut dan tubuhku serasa panas dingin. Saat itu adegan film menampilkan adegan oral seks yang dilakukan si wanita pada pasangan prianya. Adegan film panas di tambah dengan mas rafy yang duduk di sampingku tengah santai menonton dengan tubuh atletis yang hanya di tutupi handuk membuatku begitu terangsang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu putra majikanku itu mendekatkan tubuhnya hingga mepet dengan tubuhku. Dia lalu meraih daguku dan mendekatkan bibirnya ke bibirku. “Ningsih kamu cantik sekali” katanya dengan lembut. saat itu aku tidak tahu harus bagaimana. Pikiranku kacau, seharusnya aku segera berlari keluar dari kamarnya untuk menghindari hal-hal buruk yang akan terjadi. tapi aku hanya bisa diam dan tubuhku terasa kaku. Akhirnya bibirku di kecup dan di kulum oleh Mas Rafy.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mungkin karena aku sudah terangsang gara-gara nonoton Blue film tadi, aku jadi pasrah dan diam saja waktu tubuhku direbahkannya dan ciumannya sudah pindah ke leherku. “Ohh..mas..” desahku tanpa sadar waktu tangan putra majikanku itu mengusap pangkal pahaku dengan rangsangan yang hebat. Tanpa aku sadari mas rafy telah melucuti pakaianku. Setelah Bh-ku di lepasnya dia lalu menciumi dan mengulum lembut puting susuku. Aku mendesah dan makin terangsang karena hal itu belum pernah aku rasakan sebelumnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku mendesad dan mengeliat keenakan saat bibir dan lidah nya menyapu permukaan buah dadaku yang berukuran bra 36B itu. Apalagi saat puting susuku disedot dan di kenyotnya dengan penuh nafsu. Waktu itu aku sudah tidak bisa berpikir sehat yang ada dalam pikiranku adalah aku ingin mersakan kenikmatan. Aku jadi berani lalu menarik handuk yang melilit tubuh Mas Rafy hingga terlepas, aku terkejut melihat ukuran alat vital putra majikanku itu yang begitu besar dan telah berdiri tegak denga gagahnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia lalu melolosi cenana dalamku dan mengarahkan alat vitalnya di ke arah kewanitaanku. saat ujung senjatanya yang digeser-geserkan di bibir kewaiitaanku aku jadi terangsang hebat. Tapi tiba-tiba aku merasakan sakit saat <a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/2011/04/cerita-seks-aku-menjadi-pemuas-nafsu.html"><b><i>liang vagina</i></b></a> di terobos oleh kejantanan mas Rafy. Aku merintih dan menjerit kecil saat mas Rafy menarik dan mendorong kepunyaanya itu. “Aduh Mas.., sakit” rintihku. “Ngak apa-apa..nanti sebentar juga hilang sakitnya.” bisiknya di telingaku dengan maja melem-melek merasakan nikmat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Benar juga katanya, lama lama rasa sakit dan perih dikewanitaanku berangsur-angsur hilang dan kini hanya rasa nikmat yang kurasakan. “Aaaaahhh…ohhhh” desahku sambil mulai mengoyangkan pinggulku untuk mengimbangi gerakan Mas Rafy.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat itu aku tak peduli dan tak memikirkan sama sekali bahwa aku telah kehilangan keperawananku. yang aku inginkan adalah kenikmatan yang semakin nikmat karena mau mencapai puncak. Mas rafy terus menyetubuhiku sambil bibirnya menngulum-ngulum bibirku. Akupun kini membalas lumatan bibirnya dan permainan lidahnya di dalam mulutku sambil sesekali terus mendesis dan merintih karena sodokan-sodokan kejantanannya di kewanitaanku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beberapa menit kemudian seluruh persendian tubuhku serasa menegang. “Ohhh..Mas..Terus mas” desisku tanpa sadar. Putra majikanku itupun makin bernafsu dan menyetubuhiku dengan lebih beringas dan makin cepat gerakannya, sampai akhirnya “Aaaahhhhhh….” dengan lenguhan panjang aku mencapai puncak kenikmatan</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tahu kalau aku telah mencapai puncak, lalu Dia mencabut senjatanya dari liang vaginaku. Kulihat ada percikan darah di batang kemaluannya. Dia lalu memintaku untuk melakukan oral seks seperti yang tadi aku tonton di blue film. Aneh, Aku sama sekali tidak menolakknya dan justru ingin melakukannya. Lalu mas Rafy merebahkan tubuhnya dengan punggung bersandar di tumpukan bantal. Sementara aku duduk bersimpuh di atara kedua kakinya. Ukuran alat vitalnya yang besar dan panjang itu rupanya membuatku jadi sangat bernafsu. Aku tidak menyangka kalau aku yang gadis dusun ini memiliki nafsu seks yang tinggio yang sebelumnya tidak aku sadari.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu aku mempraktekkan apa yang tadi aku tonton di Blue film. Ujung Rudal Mas Rafy mulai aku cium dan aku jilati lalu aku masukan ke dalam mulutku dan aku kocok. Majikan mudaku itu mengerang dan mengeliat merasakan nikmat. “Terus Ning..ohh..ohhh” desahnya. Aku juga di minta untuk menjilati bagian bawah kemaluannya dan buah zakarnya sedangkan tangganku mengocok batang kemaluannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah puas dengan permainan oral seks-ku, aku di minta duduk diatas senjatanya. Permainanpun dilanjutkan dimana aku berada di atas. Kemuadian aku bergoyang naik turun sementara putra majikanku itu mendekap pantatku dan sesekali mendorongkan pantatnya ke atas mengimbangi goyanganku. Rintihan dan desahanku bersahutan dengan lenguhan mas rafy yang tengah berpacu menuju puncak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beberapa saat kemudian aku sepertinya akan kembali mencapai puncak dan sepertinya Mas rafy juga. Ia lebih agresif mendorongkan senjatanya ke atas. Tak berapa lama aku kembali menegang dan mencapai puncak lalu di susul dengan teriakan mas rafy yang juga mencapai puncak. “Ohhh..ohhh..Ningsih aku keluar sayang..ohhh..ahhh” teriaknya sambil menancapkan pelornya dalam dalam ke liang vaginaku yang masih mendudukinya. Air mani hangat menyembur membasahi bagian dalam kewanitaanku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan tubuh kelelahan dan lunglai seolah tak bertulang, aku terkulai diatas dada putra majikanku yang berbulu dan berkeringat itu. aku memeluknya erat seolah tidak mau kehilangan saat-saat yang penuh kenikmatan itu. sama sekali tidak ada penyesalan meski aku baru saja kehilangan keperawananku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah kejadian pagi itu kami masih sering melakukan hubungan intim yang terlarang itu selama mas rafy belum kembali ke Australia untuk melanjutkan kuliahnya. Beruntung aku tidak sampai hamil oleh kejadian ini, mungkin belum tapi semoga saja memang tidak. Sekarang liburan mas rafy sudah selesai sehingga dia kembali melajutkan kuliahnya di australia. aku benar-benar kesepian dan ketagihan dengan permainan seksnya. Harapanku mas rafy tidak melupakan aku meski aku tidak terlalu berharap Ia akan menikahiku.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-16922783254922428172011-04-07T08:24:00.001-07:002012-05-18T12:12:44.141-07:00Cerita Seks Tetanggaku Meniduri Istriku Dengan Liarnya<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Cerita Seks</a> yang dilakukan istriku ini adalah cerita yang terjadi ketika terjadi pesta HUT RI di desaku. Aku tak menyangka istriku benar benar melakuan hubungan <b>seks dengan tetanggaku</b>. <a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/2011/04/cerita-sex-tetanggaku-meniduri-istriku.html">Cerita Panas</a> yang dilakukan istriku membuat diriku menjadi naik pitam. Daripada aku makin marah lebih baik langsung saja cerita yang dialami oleh istriku yang justru bukan denganku. Pesta 17 Agustus kemarin sunguh sukses di kampungku. Namun bagiku kegiatan itu justru meninggalkan luka dan kenangan yang tak pernah kuharapkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk partisipasi pada panitia yang telah berusaha untuk menggembirakan warganya aku mengikuti lomba catur yang diselenggarakan. Lumayan untuk memperebutkan Piala Lurah Jonggol. Dan sebagai pecatur yang banyak pengalaman aku yakin bahwa Piala Pak Lurah akan menambah koleksi pialaku di rumah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pada malam final aku dipertemukan dengan jagoan catur RW lain dengan dihadiri Pak Lurah sendiri yang membuka acaranya. Dengan disaksikan para tetangga dekat maupun jauh pada sekitar jam 8 malam aku telah duduk semeja menghadapi papan catur dengan lawanku. Diperkirakan pertandingan final ini akan berlangsung sedikitnya 2 jam sejak dimulai.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Waktu merangkak semakin malam. Udara Jonggol yang cukup berangin memberikan kesejukan yang nyaman. Aku bayangkan alangkah nikmatnya tidur dengan udara sejuk macam begini sesudah beberapa malam kurang tidur dalam upaya memperebutkan malam final ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba, belum juga 1 jam pertandingan berlangsung, aku diserang perut mulas dan harus ke belakang buang air. Kepada panitia aku memberi tahu dan minta ijin. Sesudah berunding dengan pemain lawanku, akhirnya aku setengah berlari pulang untuk buang air. Aku pikir salah makan apa hari ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sesampai di depan rumah kulihat pintu rumahku telah tertutup dan lampu ruang depan nampak telah dimatikan. Kemungkinan istriku telah tidur atau sibuk nonton TV di ruang belakang. Namun aku yang memang siap pulang malam telah membawa kunci cadangan agar tidak perlu membangunkan istriku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat aku hendak memasukkan kunci ke lubangnya aku terhenti. Jantungku berdegup kencang. Kulihat di lantai depan pintu kok ada sandal yang sangat aku kenali. Sandal itu milik Pakde Darmo tetangga sebelahku. Kami panggil Pakde karena usianya yang cukup jauh di atas kami. Lebih dari 55 tahunan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kami memang akrab bertetangga dan sering saling bertandang, Tetapi bukan malam-malam macam sekarang ini, apalagi saat aku tidak berada di rumah. Aku langsung khawatir dan cemas. Ada apa Pakde Darmo bertandang ke rumahku malam-malam begini? Dan dimana istriku ? Apa yang mereka lakukan berdua di dalam rumahku ?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Cerita Seks – Aneh, sakit perutku langsung lenyap. Aku penasaran dan aku tunda untuk tidak memasuki rumah. Aku akan ke jendela samping. Ada 2 jendela di samping rumahku. Dari lubang angin diatas jendela pertama aku bisa melihat ruang keluarga dimana istriku biasanya menghabiskan waktunya di depan TV. Dan dari jendela yang kedua aku bisa melihat kamar tidurku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku mengendap-endap dirumahku sendiri menuju jendela pertama. Dengan bangku plastik yang selalu ada disana aku naik mengintip lubang anginnya. Ah.. Tak nampak orang disana. Aku mulai curiga. Kalau bertamu kenapa tidak di ruang tamu. Pelan-pelan aku turun dan pindah ke jendela ke dua.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Belum juga aku naik aku mendengar suara orang ngomong,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Paling Mas Bas baru pulang nanti sekitar jam 11 malam. Kalau menang khan harus menunggu upacara penyerahan piala dulu,” itu jelas suara Indri istriku. Aku heran kenapa yang semestinya merindukan aku agar cepat pulang malahan mensyukuri aku lambat pulang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Hhmm..” sebuah jawaban yang sangat berwibawa. Tanpa kata namun penuh makna. Suara berat macam itu siapa lagi kalau bukan suara Pakde Darmo. Aku penasaran. Dengan bangku plastik itu aku melongok ke kamar tidurku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seperti Saddam Husein yang kena roket pasukan Sekutu aku hampir jatuh telentang saat menyaksikan apa yang telah kusaksikan. Di atas ranjang pengantinku dua orang yang aku cari ini sedang berasyik masyuk, melepaskan hasrat syahwat birahinya. Seperti penampilan hari-harinya Pakde Darmo hanya bersarung dengan kaos singletnya. Perutnya yang buncit tak bisa disembunyikan. Sementara istriku Indri telah setengah bugil. Hanya celana dalam dan BH-nya yang tinggal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan menindih tubuh Indriku mulut Pakde Darmo nyosor mengenyot-enyoti teteknya. Pantesan dia tak bisa ngomong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Sarung dan kaos singletnya dibuka dulu Pakde, nanti lecek,” istriku mengeluarkan omongan lagi sambil tangannya meraih menarik lepas sarung dan singlet Pakde Darmo. Kini Pakde sepenuhnya telanjang dan istriku tinggal bercelana dalam dan kutang saja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan perut buncitnya Pakde memeluki istriku dari belakangnya. Nampaknya Pakde suka nembak perempuan dari arah belakangnya. Tangan dan kakinya yang berbulu cukup lebat memeluk tubuh istriku. Bibirnya nyosor terus ke kuduk, ketiak dan buah dadanya. Tampak olehku puting susu Indri yang berwarna merah kecoklatan itu sudah berdiri tegak mengacung dengan pongahnya menandakan sudah sangat terangsangnya birahi Indri. Indriku nampak begitu menikmati dan larut dalam ulah Pakde Darmo ini. Rupanya permainan ini sudah cukup jauh. Kini mereka tengah mendaki puncak nikmat hubungan syahwat antar tetangganya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pakde Darmo adalah tetangga samping kanan rumahku. Dia adalah pensiunan pegawai rendahan sebuah BUMN. Walaupun usianya sudah lebih 55 tahun namun perawakannya masih sangat sehat. Dia tak pernah berhenti joging di pagi hari dan sesekali mengangkat barbel untuk merawat ototnya. Sebagai lelaki Pakde Darmo sesungguhnya tidak tampan. Namun dengan perut buncitnya dan bulu-bulu di badannya, Pakde Darmo sering mendapat lirikan para perempuan di kampung. Mungkin istriku, yang usianya 20 tahun lebih muda dari Pakde diam-diam mengimpikan bagaimana tidur dengan lelaki berbulu macam Pakde Darmo ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam gelinjangnya istriku bangkit berbalik. Bibirnya menjemput bibir Pakde Darmo untuk berpagut sesaat sebelum lumatannya melata ke leher kemudian dada Pakde. Nampaknya istriku begitu keranjingan dengan bulu-bulu Pakde Darmo. Dengan penuh gairah lidah dan bibirnya menjilat dan mengenyoti bulu dada Pakde. Aku sangat ‘shock’ menyaksikan apa yang tengah berlangsung ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku sama sekali tidak mengira bahwa Indri istriku selama ini juga terobsesi pada Pakde Darmo. Tetapi yang lebih menampar harga diriku adalah membawanya ke ranjang dimana sehari-hari dia bersamaku. Aku tak mengerti apakah Pakde Darmo yang secara aktif memulai ataukah Indri yang sering menggoda syahwat Pakde.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kini segalanya berubah cepat. Pakde sudah mengambil alih kendali. Dia sepenuhnya menindih tubuh Indri yang membuka selangkangannya. Tangan Indri dengan tangkas meraih kemaluan Pakde Darmo yang memang lebih gede dan panjang dari kemaluanku. Mungkin hal ini juga hal yang membuat Indri demikian terobsesi pada Pakde.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan yang terjadi berikutnya adalah ayunan Pakde dan goyangan istriku yang di bawahnya. penis Pakde nampak begitu kaku dan tegar menembusi nonok Indri yang disekelilingnya ditumbuhi bulu-bulu jembut keriting yang sangat subur menutupi lubang kawinnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Istriku menjerit kecil dan terus mendesah dan merintih. Kenikmatan birahi begitu menenggelamkan keduanya. Nampak cakar-cakar Indri sudah siap menghunjamkan kukunya pada punggung Pakde. Menyaksikan Pakde Darmo dan Indri istriku demikian nikmatnya saling mengayuh syahwat aku jadi terbawa hanyut. penisku jadi ngaceng. Aku pengin mengelusi dan mengocok-ocoknya sambil menyaksikannya bagaimana istriku dilanda nikmat orgasmenya saat dientot Pakde Darmo ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan dengusnya yang cukup meriuhkan kamarku nampaknya Pakde sedang menjemput puncak nikmatnya. Dia percepat genjotan penisnya. Sementara demikian pula Indri istriku. Nampaknya orgasmenya akan hadir bersama ejakulasi Pakde. Kuperhatikan batang penis Pakde yang berkilatan oleh lendir kawin Indri nampak seperti piston mesin diesel yang keluar masuk ke lubangnya. Aku membayangkan betapa nikmat melanda sanubari istriku. Dan.. Aahh.. ttuuhh.. lihaatt..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">penis yang terus menggenjot itu nampak membawa begitu banyak lendir dan busa keluar masuk vagina Indri. Indri telah mengeluarkan cadangan lendir birahinya. Dan tubuh istriku nampak menegang dan kemudian berkejat-kejat. Cakarnya menghunjam dan melukai punggung Pakde. Indri mendapatkan orgasmenya yang sangat dahsyat selama, yang dalam pikiran dia, aku sedang bermain catur demi Piala Lurah Jonggol.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan aku tak mampu menahan diriku. Aku kocok terus penisku sambil menyaksikan betapa sensasionalnya melihati istriku dientot tetanggaku sendiri dan kini melihati peju lelaki itu berserak meleleh dari lubang nonoknya. Pejuku muncrat menembak kaca jendelaku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku cepat turun dari bangku plastik. Aku harus cepat balik ke pertandingan sebelum panitia menyusul aku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Cerita Dewasa Terbaru – Malam itu aku pulang dengan Piala Lurah Jonggol bersusun tiga yang kemasan. Tingginya sama dengan tinggi badanku yang 167 cm.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Istriku membuka pintu dan menyambut aku dengan bangga. Dia yang menaruh pialaku itu di tempat yang terbaik di ruangan itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-59586229606533509022011-04-07T08:20:00.001-07:002012-05-18T12:17:23.737-07:00Cerita Seks Aku Tidur Dengan Pembantuku<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/2011/04/cerita-sex-aku-tidur-dengan-pembantuku.html">Cerita seks</a> ini terjadi saat suamiku pindah bekerja ke suatu daerah di Sumatera Selatan. Sebagai pengusaha yang sukses, suamiku membuka sebuah perkebunan di daerah itu. Sedang kedua anak kami kutitipkan di tempat neneknya di Padang. Cerita ini sebenarnya bukan yang sepatutnya diceritakan. Karena kejadian ini merupakan kejadian bukan semestinya terjadi. Aku bukannya ditiduri oleh suamiku sendiri tapi malah dengan pembantuku. Disini di <i>hotsex-dewasa.blogspot.com</i> akan kuceritakan semua <b>pengalaman seks</b> yang terjadi dengan pembantuku. Saat itu aku tinggal dan sengaja ikut suami. Sebagai pengusaha, ia ingin kudampingi sehingga tidak merepotkannya untuk pulang pergi ke Padang menemuiku. Anakku yang pertama berumur 6 tahun dan yang kedua berumur 5 tahun. Sekali sebulan aku pulang menemui kedua anakku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di rumahku kini aku tinggal dengan dua orang pembantu. Yang satu perempuan, sementara satunya lagi seorang laki-laki yang bertugas menjaga rumah sekaligus membersihkan mobil dan taman di rumahku ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Laki-laki itu namanya Oding. Ia dipekerjakan oleh suamiku karena di daerahku ini amat sering terjadi perampokan. Masyarakatnya pun masih terbelakang. Pak Oding sangat disegani oleh masyarakat desa ini. Umurnya 52 tahun. Badannya sangat kekar. Hanya kakinya yang pincang sebelah akibat berkelahi dengan perampok beberapa tahun yang lalu. Para perampok itu berhasil dikalahkannya. Hanya saja satu kakinya pun menderita kelumpuhan akibat bacokan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setiap minggu, suamiku pergi ke perkebunan selama 1-2 hari dan bermalam di base campnya. jadi aku terpaksa tinggal sendirian di rumah ini bersama kedua pembantuku. Letak rumahku di desa ini jauh dari pemukiman penduduk lainnya. Tidak heran jika malam hari amat sepi dari kebisingan.</div><div style="text-align: justify;">Saat ini umurku menginjak 29 tahun dan suamiku 31 tahun. Kami dulunya kuliah bersama-sama. Suamiku memilih jadi pengusaha dan aku disarankannya menjadi ibu rumah tangga, karena segala kebutuhan hidupku telah tercukupi olehnya. Suamiku amat pengertian dan mencintaiku. Hampir dua kali seminggu kami selalu melakukan hubungan suami istri yang sering membuatku puas dan orgasme. Ini membuatku tambah mencintainya. Meskipun telah memiliki dua orang anak namun kami tetap mesra dan hangat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/"><b>Cerita Dewasa</b></a>. Suatu saat suamiku sedang ke Jakarta untuk beberapa hari. Terpaksalah aku tinggal dan ditemani kedua pembantuku. Saat itu aku merasakan ada yang lain pada diri pembantuku yang laki-laki. Pak Oding sering mencuri pandang terhadapku. Sebagai majikannya, aku anggap bisa saja namun lama-kelamaan aku merasa jengah juga.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku maklum, sebab sebagai laki-laki normal, Pak Oding tentu juga memiliki nafsu dan keinginan, namun aku tidak mungkin berselingkuh dengan pembantuku. Aku tidak mau mengkhianati suamiku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suatu saat, ketika aku mau ke pasar dengan menyetir mobilku, Pak Oding mencuri pandang ke arah dadaku, yang saat itu agak rendah belahannya. Bulu kudukku agak merinding melihat matanya yang melotot memandang dadaku.</div><div style="text-align: justify;">Suamiku, karena kesibukannya, kini jarang sekali memberiku nafkah batin. Sebagai wanita normal, aku sebetulnya menginginkannya. Pada malam hari, suamiku mulai selalu pulang dalam keadaan capai dan terburu-buru.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suatu hari, suamiku kembali ke perkebunan. Diperlukan waktu 4 jam untuk pergi ke sana. Hari itu cuaca hujan disertai guntur, namun suamiku tetap pergi karena ada yang perlu ia atur dengan para petani di perkebunan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Malam itu, aku tidur sendiri di kamarku yang cukup luas. Aku tak bisa tidur. <a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/2011/04/cerita-sex-aku-tidur-dengan-pembantuku.html"><b>Gairahku</b></a> menghentak-hentak. Aku menjadi pusing dan mencoba keluar kamar untuk minum, dengan harapan akan dapat menurunkan gairahku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di ruang belakang, aku mendengar suara televisi hidup. Aku pun pergi ke situ. Rupanya Pak Oding belum tidur dan masih nonton. Sedangkan pembantuku yang wanita tadi siang pulang ke kampungnya karena ada keperluan. Jadi di rumah itu sekarang yang ada hanya aku dan Pak Oding.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu kusapa dia, “Oooo, Pak Oding belum tidur ya?”</div><div style="text-align: justify;">“Belum, Bu… Acaranya bagus, nih,” katanya lagi, sambil tiduran di lantai.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu aku ikut duduk juga di lantai yang beralaskan permadani itu untuk nonton. Saat itu aku mengenakan kimono tidur.</div><div style="text-align: justify;">“Bu, Bapak pulangnya kapan? Udah malam kok belum juga pulang?” kata Pak Oding.</div><div style="text-align: justify;">“Besok, Pak,” kataku, “Ada urusan penting di perkebunan.”</div><div style="text-align: justify;">“Oooo…” Hanya itu yang keluar dari mulutnya.</div><div style="text-align: justify;">Lalu ia berkata, “Kasian juga Ibu tinggal sendirian. Malam lagi… Apa ndak takut, Bu?”</div><div style="text-align: justify;">“Oooo….. Nggak lah, Pak… Kan ada Bapak…. yang menjaga,” jawabku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dueeeerrrrrrrrrrrr!!!!!!… Terdengar bunyi petir yang diiringi hujan dan angin badai. Aku agak takut juga, namun tidak kuperlihatkan. Terbayang olehku kalau-kalau Oding memperkosaku saat ini.. Ihhhh ngeri, pikirku. Lalu aku beranjak ke kamarku…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Kemana, Bu?” Tanya pak Oding.</div><div style="text-align: justify;">“Saya tidur dulu…” Jawabku.</div><div style="text-align: justify;">“Awas lho, Bu… Ada hantunya…!” katanya.</div><div style="text-align: justify;">“Husyyyyy… Bapak ini koq nakutin saya?” kataku.</div><div style="text-align: justify;">“Bukan begitu, Bu. Kan Ibu dengar sendiri bunyi itu,” katanya lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku diam dan coba mendengarkannya… Memang ada suara gemerisik, namun tak jelas apakah karena hujan atau bukan. Aku merasa takut dan minta Pak Oding menemaniku…</div><div style="text-align: justify;">“Pak… tidur di kamarku aja.. tapi dilantainya ya?” kataku.</div><div style="text-align: justify;">“Baiklah, Bu….” Jawabnya sambil berdiri dan mematikan televisi. Pak Oding berjalan tertatih-tatih, karena kakinya memang pincang. Ia pun masuk kekamarku dan aku berikan sebuah bantal kepadanya. Aku tidur diatas ranjang yang besar dan kosong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mataku tak mau terpejam. Oding pun aku lihat belum tidur. Lalu kami bercerita tentang berbagai hal, mulai dari pekerjaanya sampai ke keluarganya di kampung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Bu… malam ini apa nggak kedinginan,” tanyanya.</div><div style="text-align: justify;">Aku pikir ini pertanyaan yang kurang ajar dari seorang pembantu kepada majikannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Nggak,” kataku singkat.</div><div style="text-align: justify;">“Pak Oding Gimana? Mau selimut?” tawarku.</div><div style="text-align: justify;">“Tidak usah, Bu,” tolaknya.</div><div style="text-align: justify;">Aku turun dari ranjangku dan duduk di lantai dekat Oding.</div><div style="text-align: justify;">“Mataku tak mau tidur, Pak”</div><div style="text-align: justify;">“Masih takut, Bu?” tanyanya sambil duduk juga dekatku.</div><div style="text-align: justify;">Lalu tangannya melingkar di bahuku. Aku kaget dan menepiskannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Jangan, Pak. Saya kan istri Bapak, majikan kamu?” kataku.</div><div style="text-align: justify;">“Maaf, Bu,” katanya lagi sambil menjauhkan dirinya dariku.</div><div style="text-align: justify;">Namun entah kenapa di malam yang dingin dan suasana yang redup itu, tanpa kusadari, aku akhirnya pasrah dalam pelukan Pak Oding yang adalah pembantuku.</div><div style="text-align: justify;">Aku tahu ia sudah lama berminat pada diriku. Aku yang sedang dilanda kesepian akhirnya tergoda juga untuk berhubungan intim dengan Pak Oding. Apalagi suasana saat itu sangat mendukung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beberapa saat setelah kutolak, malah aku yang lalu merapatkan tubuhku ke tubuhnya. Saat itu Pak Oding agak kaget namun ia dengan cepat dapat menangkapnya. Ia pun kembali melingkarkan tangannya di bahuku. Kali ini aku tak menolak. Beberapa waktu kemudian, kurebahkan kepalaku di bahunya yang bidang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tampak jelas bahwa Pak Oding sangat senang mendapatkan kenyataan itu. Tanpa perlu mengucapkan sepatah kata pun, ia langsung mengerti lampu hijau yang kuisyaratkan padanya. Tangannya pun lalu mulai berani bergerilya ke sekujur tubuhku yang dibalut kimono sutra. Akhirnya aku tak bisa berbuat apa-apa untuk menolaknya saat ia lepaskan satu per satu kimono tidurku hingga aku tak berpakaian sehelai benang pun.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di malam itu aku pasrahkan setiap rongga tubuhku yang putih mulus ini untuk dicumbui pembantuku yang sudah tua ini. Malam itu pun aku terima keperkasaan permainan yang disuguhkan Pak Oding kepada tubuhku. Dengan sukarela, malam itu aku disenggamai oleh Oding. Aku pun menikmati setiap hentakan kelamin Pak Oding yang bergerak-gerak di dalam kemaluanku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Buah dadaku pun tidak luput dari jamahan tangan kasarnya. Malam yang dingin itu, membuat kami bersama-sama sampai di pendakian birahi. Tubuhku dan tubuh pak Oding sama-sama basah oleh keringat dan saling bercampur.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku tidak berpikir tentang kekayaan dan wajah laki-laki yang menggauliku malam itu. Yang aku pikirkan adalah kepuasan ragawi yang diberikan pembantuku. Meskipun kakinya cacat namun ia amat perkasa mengaduk-aduk vaginaku.</div><div style="text-align: justify;">Ada juga terbersit rasa penyesalan di dadaku karena telah mengkhianati suamiku dan menyeleweng dengan pembantuku yang sudah tua ini. Sampai menjelang pagi Pak Oding tidak henti-hentinya terus mengaduk-aduk kemaluanku dengan penisnya yang panjang dan besar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Semenjak kejadian itu, aku jadi terperangkap oleh permainan seks yang diberikan Pak Oding. Dengan suatu kode saja, ia akan tahu arti dan keinginanku. Di ranjang yang biasanya aku tiduri dengan suamiku ini, aku serahkan kehormatanku sebagai istri kepada Pak Oding bulat-bulat. Sampai saat ini aku masih selalu menjalaninya bersama dengan Oding saat suamiku ke Jakarta atau ke perkebunan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-39412602138789512242011-04-07T08:15:00.001-07:002012-05-18T12:17:41.025-07:00Cerita Seks Pengalaman Ngentot Cewek ABG<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Cerita Seks</a> kali ini terjadi ketika sedang berlibur di tempat temanku. Saat itu aku baru saja kelar mengerjakan proyek ku dan ingin refreshing kemana kek, eh ketika iseng ke tempat temanku saat itulah <b>cerita dewasa pengalaman seks</b> ku itu terjadi. Kejadian ini berlangsung beberapa minggu yang lalu. Saat itu, hari Jumat sore, aku sedang mengerjakan salah satu proyekku. Seperti biasa untuk refreshing, sambil menyeruput secangkir kopi, aku membaca email email yang masuk. Segera kubalas email permintaan proposal dari pelanggan, dan aku pun kadang tertawa geli membaca email-email joke dari teman-temanku. Tetapi ada satu email yang menarik perhatianku, yaitu dari temanku yang tinggal di Bogor, Andi. Dia sedang suntuk dan mengajakku untuk refreshing ke Puncak saat aku tidak sibuk. Kebetulan besok aku tidak ada acara, hanya perlu mengambil pembayaran ke salah satu klienku. Terlebih lagi Monika, pacarku, juga sedang keluar kota bersama keluarganya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku segera mengambil HP-ku dan menelpon Andi, temanku itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Di.., OK deh gue jemput lu ya besok.. Mumpung cewek gue sedang nggak ada”</div><div style="text-align: justify;">“Gitu donk.. Bebas ni ye.. Emangnya satpam lu kemana?”</div><div style="text-align: justify;">“Ke Surabaya.. Ada saudaranya kawinan”</div><div style="text-align: justify;">“Besok jangan kesiangan ya datangnya.. Jam 11-an deh”</div><div style="text-align: justify;">“OK”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah itu kunyalakan sebatang rokok, dan kuteruskan pekerjaanku.</div><div style="text-align: justify;">________</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pagi itu, aku berangkat ke Bogor. Dalam perjalanan, aku mampir ke tempat salah satu klienku di daerah Tebet, untuk mengambil pembayaran proyek yang telah kuselesaikan. Setelah mengambil cek pembayaran, segera aku menuju tol Jagorawi. Sialnya ban mobilku sempat kempes, untungnya hal itu terjadi sebelum aku masuk jalan tol. Akibatnya, sekalipun aku telah memacu mobilku, baru sekitar jam 12.30 aku sampai di rumah Andi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Sialan lu.. Gue udah tunggu-tunggu dari tadi, baru dateng”. Andi berkata sedikit kesal ketika membuka pintu rumahnya.</div><div style="text-align: justify;">“Sorry.. Gue perlu ke klien dulu.. Udah gitu tadi bannya kempes, mesti ganti ban dulu di tengah jalan”</div><div style="text-align: justify;">“Anterin gue tambal ban dulu yuk.. Baru kita cabut” sambungku lagi.</div><div style="text-align: justify;">“Bentar.. Gue ganti dulu ya”. Andi pun kemudian ngeloyor pergi ke kamarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sambil menunggu, aku membaca koran di ruang tamu. Tak lama Siska, adik Andi, datang membawa minuman.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Kok udah lama nggak mampir Mas?”</div><div style="text-align: justify;">“Iya Sis, habis sibuk.. Mesti cari duit nih” jawabku.</div><div style="text-align: justify;">“Mentang-mentang udah jadi pengusaha.. Sombong ya” godanya sambil tertawa kecil. Siska ini memang cukup akrab denganku. Anaknya memang ramah dan menyenangkan. Kami pun bersenda gurau sambil menunggu kakaknya yang sedang bersiap.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah Andi muncul, kami segera berangkat menuju tukang tambal ban terdekat. Setelah beres, aku membawa mobilku menuju sebuah bank swasta untuk mencairkan cek dari klienku. Antrian lumayan panjang hari itu, akibatnya cukup lama juga kami menghabiskan waktu di sana.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat keluar dari bank tersebut, jam telah menunjukkan pukul 14.00 siang, sehingga aku mengajak Andi mampir ke sebuah restoran fast food untuk makan siang. Di restoran itu, kami bertemu dengan dua gadis ABG cantik yang masih berseragam SMA. Yang seorang berambut pendek, dengan wajah yang manis. Tubuhnya tinggi langsing, dengan kulit agak hitam, tetapi bersih. Sedangkan yang satu berwajah cantik, berkulit putih dan berambut panjang. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, tetapi yang paling menarik perhatian adalah tubuhnya yang padat. Payudaranya tampak besar menerawang di balik seragam sekolahnya. Kami tersenyum pada mereka dan mereka pun membalas dengan genit.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Wan.. Kita ajak mereka yuk..” kata Andi.</div><div style="text-align: justify;">“Boleh aja kalau mereka mau” jawabku.</div><div style="text-align: justify;">“Tapi lu yang traktir ya bos.., kan baru ngambil duit nih”</div><div style="text-align: justify;">“Beres deh”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Andi pun kemudian menghampiri mereka dan mengajak berkenalan. Memang Andi ini pemberani sekali dalam hal begini. Dia memang terkenal playboy, punya banyak cewek. Hal itu didukung dengan perawakannya yang lumayan ganteng.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Lisa..” kata gadis berambut pendek itu saat mengenalkan dirinya.</div><div style="text-align: justify;">“Ini temannya siapa namanya” tanyaku sambil menatap gadis seksi temannya.</div><div style="text-align: justify;">“Novi” kata gadis itu sambil mengulurkan tangannya. Langsung kusambut jabatan tangannya yang halus itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku dan Andi lalu pindah ke meja mereka. Kami berempat berbincang-bincang sambil menikmati hidangan masing-masing. Ketika diajak, mereka setuju untuk jalan-jalan bersama ke Puncak. Setelah selesai makan, waktu berjalan menuju mobil, kulihat payudara Novi tampak sedikit bergoyang-goyang saat dia berjalan. Ingin rasanya kulumat habis payudara gadis belia itu.</div><div style="text-align: justify;">________</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah berjalan-jalan di Puncak menikmati pemandangan, kami pun cek in di sebuah motel di sana.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Lu kan yang traktir Wan.. Lu pilih yang mana?” bisik Andi saat kami sedang mengurus cek-in. Memang sebelumnya aku yang janji akan traktir, karena aku baru saja menerima pembayaran dari salah satu proyekku.</div><div style="text-align: justify;">“Novi” jawabku pendek.</div><div style="text-align: justify;">“Hehe.. Lu nafsu liat bodynya ya?” bisik Andi lagi sambil tertawa kecil. Setelah itu, kamipun segera cek-in. Kugandeng tangan Novi, sedangkan Andi tampak merangkul bahu Lisa menuju kamar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah kukunci pintu kamar, tak sabar langsung kudekap tubuh Novi. Langsung kucium bibirnya dengan penuh gairah. Tanganku dengan gemas meremas gundukan payudaranya. Setelah puas menciumi bibirnya, kuciumi lehernya, dan kemudian segera kubuka kancing baju seragamnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Iih Mas.. Udah nggak sabar pengin nyusu ya?” godanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tak kuhiraukan perkataannya, langsung kuangkat cup BH-nya yang tampak kekecilan untuk menampung payudaranya yang besar itu. Langsung kuhisap dengan gemas daging kenyal milik Novi, gadis SMA cantik ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ahh.. Ahh” erangnya ketika puting payudaranya yang telah mengeras kujilati dan kuhisap. Tangan Novi mengangkat payudaranya, sambil tangannya yang lain menekan kepalaku ke dadanya.</div><div style="text-align: justify;">“Enak Mas.. Ahh” erangnya lebih lanjut saat mulutku dengan ganas menikmati payudara yang sangat menggoda nafsu birahiku.</div><div style="text-align: justify;">“Jilati putingnya Mas..” pintanya. Erangannya semakin menjadi dan tangannya menjambak rambutku ketika kuturuti permintaannya dengan senang hati.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Puas menikmati payudara gadis belia ini, kembali kuciumi wajahnya yang cantik. Lalu kutekan bahunya, dan diapun mengerti apa yang aku mau. Dengan berjongkok di depanku, dibukanya restleting celanaku. Tak sabar, kubantu dia membuka seluruh pakaianku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ih.. Mas, gede banget..” desahnya lirih ketika penisku mengacung tegak di depan wajahnya yang cantik. Dielusnya perlahan batang kemaluanku itu.</div><div style="text-align: justify;">“Memang kamu belum pernah liat yang besar begini?”</div><div style="text-align: justify;">“Belum Mas.. Punya cowok Novi nggak sebesar ini.” jawabnya. Tampak matanya menatap gemas ke arah kemaluanku.</div><div style="text-align: justify;">“Arghh.. Enak Nov..” erangku ketika Novi mulai mengulum kepala penisku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dijilatinya lubang kencingku, dan kemudian dikulumnya penisku dengan bernafsu. Sementara itu tangannya yang halus mengocok batang penisku. Sesekali diremasnya perlahan buah zakarku. Rasa nikmat yang tiada tara menghinggapi tubuhku, ketika gadis cantik ini memompa penisku dengan mulutnya. Kulihat kepalanya maju mundur menghisapi batang kejantananku. Kuusap-usap rambutnya dengan gemas. Karena capai berdiri, akupun pindah duduk di kursi. Novi kemudian berjongkok di depanku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Novi isap lagi ya Mas.. Novi belum puas..” katanya lirih.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kembali mulut gadis belia ini menghisapi penisku. Sambil mengelus-elus rambutnya, kuperhatikan kemaluanku menyesaki mulutnya yang mungil. Ruangan segera dipenuhi oleh eranganku, juga gumaman nikmat Novi saat menghisapi kejantananku. Saat kepalanya maju mundur, payudaranya pun bergoyang-goyang menggoda. Kuremas dengan gemas bongkahan daging kenyal itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Nov.., jepit pakai susumu Nov..” pintaku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Novi langsung meletakkan penisku di belahan payudaranya, dan kemudian kupompa penisku. Sementara itu tangan Novi menjepitkan payudaranya yang besar, sehingga gesekan daging payudaranya memberikan rasa nikmat luar biasa pada penisku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Yes.. Yes..” akupun tak kuasa menahan rasa nikmatku. Setelah beberapa lama, kusodorkan kembali penisku ke mulutnya, yang disambutnya dengan penuh nafsu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah puas menikmati mulut dan payudara gadis SMA ini, kuminta dia untuk bangkit berdiri. Kuciumi lagi bibirnya dan kuremas-remas rambutnya dengan gemas. Tanganku melepas restleting rok seragam abu-abunya, kemudian kuusap-usap vaginanya yang mulai mengeluarkan cairan membasahi celana dalamnya. Kusibak sedikit celana dalam itu dan kuusap-usap bibir vagina dan klitorisnya. Tubuh Novi menggelinjang di dalam dekapanku. Erangannya semakin menjadi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku sudah ingin menyetubuhi gadis muda ini. Kubalikkan badannya dan kuminta dia menungging bertumpu di meja rias. Kubuka celana dalamnya sehingga dia hanya tinggal mengenakan baju seragamnya yang kancingnya telah terbuka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ahh..” jeritnya panjang ketika penisku mulai menerobos vaginanya yang sempit.</div><div style="text-align: justify;">“Gila.. vaginamu enak banget Nov..” kataku ketika merasakan jepitan dinding vagina Novi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Langsung kupompa penisku di dalam vagina gadis cantik itu. Sementara itu, tanganku memegang pinggulnya, terkadang meremas pantatnya yang membulat. Novi pun menjerit-jerit nikmat saat tubuh belianya kusetubuhi dengan gaya doggy-style. Kulihat di kaca meja rias, wajah Novi tampak begitu merangsang. Wajah cantik gadis belia yang sedang menikmati persetubuhan. Payudaranya pun tampak bergoyang-goyang menggemaskan di balik baju seragamnya yang terbuka.</div><div style="text-align: justify;">Bosan dengan posisi ini, aku kembali duduk di kursi. Novi lalu duduk membelakangiku dan mengarahkan penisku ke dalam vaginanya. Kusibakkan rambutnya yang panjang indah itu dan kuciumi lehernya yang putih mulus. Sementara itu tubuh Novi bergerak naik turun menikmati kejantananku. Tanganku tak ketinggalan sibuk meremas payudaranya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ahh.. Ahh.. Ahh..” erang Novi seirama dengan goyangan badannya di atas tubuhku. Terkadang erangan itu terhenti saat kusodorkan jemariku untuk dihisapnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beberapa saat kemudian, kuhentikan goyangan badannya dan kucondongkan tubuhnya agak ke belakang, sehingga aku dapat menghisapi payudaranya. Memang enak sekali menikmati payudara kenyal gadis cantik ini. Dengan gemas kulahap bukit kembarnya dan sesekali kujilati puting payudara yang berwarna merah muda. Erangan Novi semakin keras terdengar, membuat aku menjadi semakin bergairah. Setelah selesai aku menikmati payudara ranumnya, kembali tubuh belia Novi mencari pelepasan gairah mudanya dengan memompa penisku naik turun dengan liar. Tak kusangka seorang gadis SMA dapat begini binal dalam bermain seks.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Cukup lama aku menikmati persetubuhan dengan gadis cantik ini di atas kursi. Lalu kuminta dia berdiri, dan kembali kami berciuman. Kubuka baju seragam sekolah berikut BH-nya sehingga sekarang kami berdua telah telanjang bulat. Kembali dengan gemas kuremas dan kuhisap payudara gadis 17 tahunan itu. Aku ingin segera menuntaskan permainan ini. Lalu kutuntun dia untuk merebahkan diri di atas ranjang. Aku pun kemudian mengarahkan penisku kembali ke dalam vaginanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ahh..” erang Novi kembali ketika penisku kembali menyesaki liang kewanitaannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Langsung kupompa dengan ganas tubuh anak sekolah ini. Erangan nikmat kami berdua memenuhi ruangan itu, ditambah dengan bunyi derit ranjang menambah panas suasana. Kulihat Novi yang cantik menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri menahan nikmat. Tangannya meremas-remas sprei ranjang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Mas.. Novi hampir sampai Mas.. Terus.. Ahh.. Ahh” jeritnya sambil tubuhnya mengejang dalam dekapanku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tampak dia telah mencapai orgasmenya. Kuhentikan pompaanku, dan tubuhnya pun kemudian lunglai di atas ranjang. Kuperhatikan butir keringat mengalir di wajahnya nan ayu. Payudaranya naik turun seirama dengan helaan nafasnya. Payudara belia yang indah, besar, kenyal, dan padat. Mulutku pun dengan gemas kembali menikmati payudara itu dengan bernafsu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah itu, kucabut penisku dan kembali kujepitkan di payudaranya. Kali ini aku yang menjepitkan daging payudaranya pada penisku. Novi masih tampak terkulai lemas. Lalu kupompa kembali penisku dalam belahan payudara gadis ini. Jepitan daging kenyal itu membuatku tak dapat bertahan begitu lama. Tak lama aku pun menyemburkan spermaku di atas payudara gadis SMA yang seksi ini.</div><div style="text-align: justify;">________</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kami akhirnya menginap di motel tersebut. Selama di sana, aku sangat puas menikmati tubuh sintal Novi. Berulang kali aku menyetubuhinya, baik di atas ranjang, di meja rias, di kursi, ataupun di kamar mandi sambil berendam di bathtub. Sebenarnya ingin aku menginap lebih lama lagi, tetapi hari Senin itu aku harus menemui klienku di pagi hari, sementara ada bahan yang masih perlu dipersiapkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hari Minggu malam, kami pun kembali ke Bogor. Kali ini ganti Andi yang menyetir mobilku. Lisa duduk di kursi penumpang di depan, sedangkan Novi dan aku duduk di belakang. Dalam perjalanan, melihat Novi yang cantik duduk di sebelahku, dengan rok mini yang memamerkan paha mulusnya, membuatku kembali bergairah. Akupun mulai menciuminya sambil tanganku mengusap-usap pahanya. Kusibakkan celana dalamnya, dan kumainkan vaginanya dengan jemariku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ehmm..” erangnya saat klitorisnya kuusap-usap dengan gemas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Erangannya terhenti karena mulutnya langsung kucium dengan penuh gairah. Tanganku lalu membuka baju seragam sekolahnya. Kuturunkan cup BH-nya sehingga payudaranya yang besar itu segera mencuat keluar menantang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Suka banget sih Mas.. Nyusuin Novi” ucapnya lirih.</div><div style="text-align: justify;">“Iya habis susu kamu bagus banget” bisikku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Desah Novi kembali terdengar ketika lidahku mulai menari di atas puting payudaranya yang sudah menonjol keras. Kuhisap dengan gemas gunung kembar gadis cantik ini hingga membuat tubuhnya menggelinjang nikmat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Gantian dong Nov” bisikku ketika aku sudah puas menikmati payudaranya yang ranum.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kami pun kembali berciuman sementara tangan Novi yang halus mulai membukai resleting celanaku. Diturunkannya celana dalamku, sehingga penisku yang telah membengkak mencuat keluar dengan gagahnya. Novi pun kemudian mendekatkan wajah ayunya pada kemaluanku itu, dan rasa nikmat menjalar di tubuhku ketika mulutnya mulai mengulum penisku. Sambil menghisapi penisku, Novi mengocok perlahan batangnya, membuatku tak tahan untuk menahan erangan nikmatku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ihh.. Gede banget.. Lisa juga pengen dong..”. Tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara Lisa yang ternyata entah sejak kapan memperhatikan aktifitas kami di belakang.</div><div style="text-align: justify;">“Pindah aja ke sini” kataku sambil mengelus-elus rambut Novi yang masih menghisapi penisku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lisa pun kemudian melangkah pindah ke bangku belakang. Langsung kuciumi wajahnya, yang walaupun tidak secantik Novi tetapi cukup manis. Lidahku dan lidahnya sudah saling bertaut, sementara Novi masih sibuk menikmati penisku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Di.. Bentar ya nanti gantian..” kataku pada Andi yang melotot melihat dari kaca spion.</div><div style="text-align: justify;">“Oke deh bos..” jawabnya sambil terus melotot melihat pemandangan di bangku belakang mobilku. Setelah puas berciuman, kucabut penisku dari mulut Novi.</div><div style="text-align: justify;">“Ayo Lis.. Katanya kamu suka” kataku sambil sedikit menekan kepala Lisa agar mendekat ke kemaluanku.</div><div style="text-align: justify;">“Iya.. Abis gede banget..” katanya sambil dengan imutnya menyibakkan rambut yang menutupi telinganya.</div><div style="text-align: justify;">“Ahh.. Yes..” desahku saat Lisa memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Dihisapinya batang kemaluanku seperti anak kecil sedang memakan permen lolipop. Rasa nikmat yang tak terhingga menjalari seluruh syarafku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Cukup lama juga Lisa menikmati penisku. Sementara itu Novi kembali menyodorkan payudara mudanya untuk kunikmati. Setelah beberapa lama kuhisapi payudaranya, Novi kemudian mendekatkan wajahnya ke arah kemaluanku dan menciumi buah zakarku, sementara Lisa masih sibuk mengulum batang kemaluanku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Nih gantian Nov..” katanya sambil menyorongkan penisku ke mulut Novi yang berada di dekatnya. Novi pun dengan sigap kembali mempermainkan kemaluanku dengan mulutnya. Sementara itu, kali ini gantian Lisa yang menjilati dan menciumi buah zakarku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat itu aku merasa seperti sedang berada di surga. Dua orang gadis SMA yang cantik sedang menghisapi dan menjilati penisku secara bergantian. Kuelus-elus kepala gadis-gadis ABG yang sedang menikmati kelelakianku itu. Nikmat yang kurasakan membuatku merasa tak akan tahan terlalu lama lagi. Tetapi sebelumnya aku ingin menyetubuhi Lisa. Ingin kurasakan nikmat jepitan vagina gadis hitam manis ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kuminta dia untuk duduk di pangkuan sambil membelakangiku. Kusibakkan celana dalamnya, sambil kuarahkan penisku dalam liang nikmatnya. Sengaja tak kuminta dia untuk membuka pakaiannya, karena aku tak mau menarik perhatian kendaraan yang melintas di luar sana.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ah..” desah Lisa ketika penisku mulai menyesaki vaginanya yang tak kalah sempit dengan kepunyaan Novi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lisa kemudian menaik-turunkan tubuhnya di atas pangkuanku. Novi pun tak tinggal diam, diciuminya aku ketika temannya sedang memompa penisku dalam jepitan dinding kewanitaannya. Goyangan tubuh Lisa membuatku merasa akan segera menumpahkan spermaku dalam vaginanya. Aku berusaha sekuat tenaga agar tidak ejakulasi terlebih dahulu sebelum dia orgasme. Sambil menciumi Novi, tanganku memainkan klitoris Lisa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ah.. Terus Mas.. Lisa mau sampai..” desahnya. Semakin cepat kuusap-usap klitorisnya, sedangkan tubuh Lisa pun semakin cepat memompa penisku.</div><div style="text-align: justify;">“Ahh..” erangnya nikmat saat mengalami orgasmenya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tubuhnya tampak mengejang dan kemudian terkulai lemas di atas pangkuanku. Aku pun mengerang tertahan saat aku menyemburkan ejakulasiku dalam vagina gadis manis ini. Setelah beristirahat sejenak, kami segera membersihkan diri dengan tisu yang tersedia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Mau gantian Di? ” tanyaku pada Andi yang tampak sudah tidak tenang membawa mobilku.</div><div style="text-align: justify;">“So pasti dong” jawab Andi sambil menepikan mobil di tempat yang sepi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kami pun berganti tempat. Aku yang membawa mobil, sedangkan Andi pindah duduk di jok belakang. Rencananya dia juga akan main threesome, tetapi Novi juga ikut beranjak ke bangku depan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Aku cape ah Mas..” katanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Andi tampak kecewa, tetapi apa boleh buat. Kami pun segera melanjutkan perjalanan kami. Kudengar suara lenguhan Andi di jok belakang. Lewat kaca spion kulihat Lisa sedang mengulum penisnya. Karena sudah puas, aku tak begitu mempedulikannya lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sesampainya di Bogor, kedua gadis itu kami turunkan di tempat semula, sambil kuberi uang beberapa ratus ribu serta uang taksi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Kalau ke Bogor hubungi Novi lagi ya Mas..” kata Novi manis saat kami akan berpisah. Kulihat beberapa orang memperhatikan mereka. Mungkin mereka curiga kok ada dua gadis berseragam SMA di hari Minggu, malam lagi he.. He..</div><div style="text-align: justify;">“Wan.. Gue doain lu dapat banyak proyek deh.. Biar lu traktir gue kayak tadi lagi..” kata Andi ketika aku turunkan di depan rumahnya.</div><div style="text-align: justify;">“Sip deh..” jawabku sambil pamit pulang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kukebut mobilku menyusuri jalan tol Jagorawi menuju Jakarta. Aku tersenyum puas. Yang dulu selalu menjadi obsesiku, kini bisa menjadi kenyataan. Ternyata hidup itu indah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-26281898423817270062011-04-07T02:03:00.001-07:002012-05-18T12:17:48.048-07:00Cerita Seks Aku Dibooking Om Om Yang Penuh Nafsu<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Cerita Seks</a><b> </b>Kali ini akan berbeda dengan yang lainnya, karena kali ini aku akan men cerita kan bukan tentang cerita seks diriku tapi tentang orang ketiga atau orang lain. Sebut saja namanya Ella, dia adalah seorang mahasiswi di Jakarta. Dunia gemerlap, dunia seks malam ataupun drugs sudah bukan merupakan barang aneh. Di dukung lingkungan perkuliahan yang sangat mendukung untuk melakukan hal hal yang berbau seks panas. Langsung saja aku akan men cerita kan tentang Ella sang gadis panas hot yang berumur 19 tahun, masih kecil bukan. Tapi jangan salah dia adalah pemain seks kelas tinggi. Sungguh nikmat jika kita sama-sama menikmati setiap bagian dari tubuhnya. Hehehehe</div><div style="text-align: justify;">Untuk anda semua penggemar cerita seks terbaru selalu setia pada kami karena hanya kamilah yang selalu memberikan yang terbaru untuk anda semua pencinta cerita seks panas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Umurku 19 Tahun,Dengan Wajah Cantik Khas Oriental, dan Tinggi 165 dgn berat 50 kg,..Agak Langsing memang..Tapi itu yang disukai oleh pria-pria sekarangkan…Mungkin aku sdikit aneh, aku sangat menyukai diperhatikan oleh lelaki-lelaki..Aku enyukai tatapan mereka yang seolah menginginkan sesuatu dari-ku, karena itu bagi-ku, berpakaian ketat dan agak terbuka adalah hal biasa, bahkan dengan pakaian itu aku bisa menggoda Dosen-dosen Lelaki ku..</div><div style="text-align: justify;">I like that…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Oh iya, Asal ku dari Palembang, aku tidak memiliki saudara disini, aku datang bersma 6 teman-ku, 4 cewe dan 2 cowo..Namun memasuki semester ke-3 ini aku sudah jarang kumpul dengan mereka, selain kbiasaan Dunia Malam-ku mungkin mereka tidak dapat mengimbangi kehidupan-ku yang mewah..</div><div style="text-align: justify;">Ya tentu saja, aku merupakan anak wanita 1-1 nya dari 3 bersaudara..Ayahku pun seorang pengusaha kontraktor yang cukup terkenal di Palembang..Jadi Hidup mewah adalah satu keharusan bagiku, dan itu dapat terpenuhi oleh keluarga-ku..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jadi aku melakukan SEX bukan karena uang, tapi karena didasari oleh suka-sama suka…Ya walaupun SEX pertamaku kulakukan waktu aku baru beranjak 2 SMA, Ya Crist pacar-ku waktu itu yang melakukan-nya pertama kali, SEX yangberkesan memang, apa lagi bertepatan dengan Sweet seven-teen ku, Romantis sekali..Tapi ya lelaki semua buaya..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Hey Guy’s, Lu orang mau Cabut gak tar malam?, Gw BT nh td bis Kuis jadi gw ga cabut kemaren” Tanya-ku dengan manja, pada teman-teman cowoku..</div><div style="text-align: justify;">“Ah, Gw ga bisa La, besok gw yang kuis, Jam A lagi, gmana gw mau cabut..” Jawab Bernard, Temanku ini yang paling tampang diantara 3 teman-nya yang lain loh, Karena itu aku paling dekat dengan-nya..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ah Payah lu, Tar gw cabut ma sape donk??”,”Dah lu ke Cro** aje, si Roy Ma Adhie pade mau kesana, Lu tau kan dia yang mana, kemaren ini kan kan dah gue kenalin, cuma lu ati-ati aja ma si Adhie, dia BD soal-nya” Jawab Roy..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ah gue males lah ma mereka, Sama lu aja ya Ben,Pleaze….” Minta-ku dengan nada yang lebih manja…Namun tampaknya usaha-ku sia-sia karena Bernard yang memank terancam DO itu sudah membulatkan tekad untuk Kuis besok..Akhirnya setelah ngbrol sebentar, akupun meninggalkan Bunderan itu, untuk kembali ke kost ku..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pukul 8 malam, setelah aku makan malam, aku mencoba menghubungi beberapa teman-ku untuk, menemani aktivitasku…Tapi memang saat ini menjelang UTS, sehingga kami sedang sibuk dengan kuis-kuis..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ah, BT dech gue” pikirku,”Yawdalah, gue cabut aja ke Cro**, seengak-nya disitu da yang gue kenal”..Setelah membulatkan tekad untuk memenuhi hasrat ku..Akupun berganti baju…Dan bergegas menyalahkan mobil Jazz merahku, dan meluncur kesana…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah sampai ternyata informasi dari Ben jitu, di salah satu sofa disana</div><div style="text-align: justify;">Roy dan Adhie bersama beberapa teman-nya yang tidak kukenal duduk disana, beruntung Roy melihat-ku, dan memanggil-ku kesana..Untung saja, kan malu kalau harus tiba-tiba kesana…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ma siapa lu La?” Tanya Roy, diselinggi derasnya suara dari speaker-speaker besar yang berjejer itu..”Ga gue sendiri, tadi sih janjian ma temen gue, tapi kayaknya ga jadi dateng deh,..”..Jawab-ku sedikit berbohong,..”Ya lu disini aja ma kita-kita, nanti kalo temen lu dateng ya laen cerita, lu enjoy aja dulu disini..” Sahut Adhie.akupun hanya mengangguk saja,Sebenernya aku ga terlalu suka ma Adhie, Penampilanya yang kurus hitam, dengan rambut cepaknya plus piercinganya itu, benar-benar seperti pemakai…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kami pun bersulang tequila yang sudah dipesan tadi, kami pun menikmati suasana sambil minum dan berdance…Mereka terus memaksa-ku minum, sepertinya mereka menikmati sekali melihatku minum,..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya kepalaku sudah mulai pening, namun karena mereka terus menyoraki-ku menambah keinginanku untuk terus mengak alkohol dosis tinggi itu…Namun beberapa gelas kemudian aku pun mulai muntah…Dan sangat pusing, setelah itu aku tak ingat lagi…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah tersadar, aku sangat kaget, aku tak tahu ada dimana saat itu,namun seperti di sebuah Hotel. Aku berusaha mencari Roy dan Adhie di sekeliling kamar itu, namun terdengar suara air dari arah Toilet..Mungkin Roy di Toilet pikirku..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun belum hilang rasa pusing dan kaget-ku, seorang Lelaki tua berumur 50 tahunan, dengan kulit hitam dan perut buncitnya,dengan hanya handuk hotel menutupi bagian bawah pinggangnya,melangkah keluar dari Toilet itu…Tidak apa maksud semua ini..Dimana Roy dan Adhie Jahanam itu..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Sudah bangun manis, Kali ini si Adhie itu bisa milih cewe juga” Katanya sambil tersenyum, menatap tajam kearah-ku…</div><div style="text-align: justify;">“Siapa lu..Mau ngapain, Lu pikir gue apaan…Gue mau pulang” Seru-ku sambil berusaha berdiri dan berjalan melangkahi lelaki pendek gendut itu…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Hay mau kemana lu,…Gue dah bayar mahal buat lu!!!” Teriak lelaki itu, sambil menarik dan langsung menamparku…Aku tertegun atas perlakuan-nya..Air mata mulai muncul dari ujung mata-ku..Sebelum sempat bereaksi lebih jauh..Dia sudah menjambak rambut-ku dan menindih-ku di ranjang…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia terus mencumbui-ku, perasaan ku saat itu sangat jijik sekali, namun tenaga ku tak mampu untuk mendorong tubuh besar-nya..Dia terus menciumi leher, bibir dan telinga-ku..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tangan-nya pun mulai berani menjelajahi daerah dadaku yang masih terbalut kaus putih ketat itu..Sambil terus mencumbui-ku, dia menarik baju ku keatas…”Bajingan lu pikir lu sapa…Dasar (maaf) Pribumi..” amuk-ku,..Namun lagi-lagi sebuah tamparan melayang ke pipiku..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pria itu-pun tampak dingin sambil membuka bra 36B ku yang berwarna pink itu..kini dai mulai merabahi bagian dada tubuh-ku itu…Jilatan di daerah puting-ku, dan permainan tangannya memberikan sensasi aneh yang belum pernah kurasakan sebelum-nya..Sakit namun juga nikmat..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia pun menyingkap handuk-nya, sebuah kemaluan yang cukup besar</div><div style="text-align: justify;">( kira-kira 16 cm ) menyembul, tapi ukuran diameter penis itu sangat mencengangkan..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lelaki tua itu hanya tersenyum melihat rasa takut di wajah-ku..</div><div style="text-align: justify;">Aku menelan ludahku melihat penisnya yang hitam itu, tanpa sadar dia menarik celana jeans-ku, beserta celana dalam-ku sekaligus..Bahkan saat itu aku tidak sempat bereaksi apa-pun…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kini kemaluan ku yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang tidak terlalu lebat itu terlihat oleh-nya..Aku segera bereaksi dengan menutupi kemaluanku dengan kedua tangan-ku..”Kenapa ditutupin manis??,Bis di cukur ya koq bulu-nya dikit banget..”katanya sambil tertawa..Perkataan-nya membuat wajah-ku memerah, aku menyimpan kebencian yang mendalam pada pria ini, seumur hidup-ku baru kali ini aku dipermalukan…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lelaki tua yang bahkan namanya tidak kuketahui itu, menarik lengan kanan-ku..Kumis dan jenggot-nya yang lebat itu, menambah rasa geli ku. Lelaki buncit yang mungkin sudah seumur papi-ku itu, begitu bernafsu mengerayangiku, sapuan-sapuan lidahnya diseluruh tubuh-ku, membuat sebagian tubuh-ku basah oleh ludah-nya,…Nafas dan bau badanya yang menyengat sangat menusuk hidung-ku, namun sebuah gairah terlarang malah muncul…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tangan-nya yang begitu kasar menjarahi seluruh tubuhku, bahkan terkadang lelaki itu menampar dan menarik payudara ku, tanpa sadar aku mendesah oleh perlakuan kasar-nya padaku…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tak lama kemudian, perhatiannya mulai tertuju pada daerah ‘V’ ku, tangan-nya yang bulat besar itu , mulai menggesek-gesek kemaluan-ku permainan-nya jauh berbeda dengan permainan teman-temanku, yang lembut namun pria ini betul-betul tidak menganggap ku manusia, permainan-nya sungguh kasar..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia terus mengelus-ngelus klitoris-ku, permukaan ku yang belum terlalu basah itu membuatnya menggunakan ludahnya sendiri untuk memperlancar aksinya, sungguh menjijikan,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah puas bermain dengan clitoris-ku, dia mulai menusuk-nusukan telunjuk-nya ke liang kewanitaan-ku, hal yang selama ini belum pernah kualami…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Jangan pa…saya mohon” Rintih-ku memohon belas kasihan-nya..Namun bandot tua ini hanya tertawa sambil terus berusaha memasukan jarinya ke lubang-ku yang masih sempit,…Rintihan-ku sama sekali tidak membuat-nya kasihan justru malah menambah nafsunya,…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya dia berhasil menembus benteng pertahanan-ku,..Dia semakin kesetanan, dijelajahinya seluruh ruang di dalam vagina-ku itu,..Dia semakin tak terkendali, jengutan, tamparan dan cakaran yang kulakukan sebisaku, tidak membuatnya berhenti, bahkan untuk sesaat.. Justru dia mulai menjilati dan megigiti puting susu-ku, birahi yang kurasakan semakin dahsyat..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beberapa menit kemudian, aku hanya bisa pasrah dengan perlakuan-nya, selain tubuhku yang masih lemah karena mabuk, aku-pun mulai menikmati permainan-nya…Bahkan ada sensasi aneh yang mulai muncul dalam batin-ku…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perasaan ingin meledak itu makin kuat, seluruh tubuhku mulai mengeras, menyadari hal ini bandot tua itu hanya tertawa, dan mempercepat aksinya…Tiba-tiba perasaan meledak itu tak tertahan-kan lagi..Otot-otot seluruh tubuh-ku mengelinjang sesaat, “Ooooooooo……………….” Erang-ku tak tertahankan lagi…Cairan cintaku meluncur deras tak tertahankan, ini adalah organsme pertama dalam hidupku, suara tawa bandot itu memenuhi ruang itu, tampak rasa kemenangan didalam tawa-nya itu…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Katanya ga mau manis, Tapi koq ampe muncrat gitu sich, mank mem3k cina paling mantap ya…” Ejeknya..”Bajingan, puas hah??Lepasin gue..” bentak-ku, walau dengan nafas yang tersengal-sengal, bahkan tubuhku terasa sangat letih,…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebuah tamparan kembali mendarat di pipiku dan sebuah jengutan di rambut panjang-ku pun kini melengkapi penderitaan-ku..” Enak aja lu, gw bwlom puas nich, buruan lu sepongin gw!!!” Hardiknya, “Oral sex????” pikirku, itu sama sekali belum pernah kulakukan..Berbagai alasan untuk menolaknya tidak berhasil membuatnya mengurungkan niat-nya..Bahkan dia malah menampar-ku beberapa kali..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan air mata yang sudah turun ke-pipiku aku pun terpaksa menuruti kemauan-nya…akupun menahan rasa jijik-ku dan mulai memasukan kemaluan yang gemuk itu kemulut-ku, sungguh aku tak tahu harus berbuat apa, beberapa menit hanya naik turun sebisa-ku, membuat kesabaran bajingan tua ini habis, dia mulai memperkosa mulut-ku, aku yang kaget dan tak siap berusaha untuk melepaskan diri, namun jenggutannya kembali membuatku menghentikan niat-ku..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lelaki itu terus memompa mulutku, bahkan dia tidak perduli, saat terkadang sodokan-nya menyentuh kerongkongan-ku, yang membuat-ku terbatuk-batuk, dia masih saja memperkosa mulutku, tanpa memberikan sedikit pun kesempatan untuk-ku, bahkan untuk bernafas…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">15 menit kemudian, aku merasakan penis-nya mengeras dalam mulut-ku, aku tahu dia akan segera meledak, berbagai usaha untuk melepaskan diri untuk menghindari dia meledak di mulutku gagal, dia jauh lebih kuat, dan brutal dari-ku…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia pun meledak dimulutku, sebagian sperma-nya yang bau itu, meluncur langsung ke tenggorokan-ku, dia segera berbisik padaku “Jangan dibuang ya manis, atau lu mau gua hajar”, Orang ini tidak pernah main-main dengan perlakataan-nya..Dengan rasa takut aku berusaha menelan seluruh sperman-nya yang bau dan kental itu,..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bandot tua ini kembali tertawa kemenagan, wajah-nya semakin memperlihatkan ekspresi yang meremehkan-ku, tak lama dia turun ke lantai dan melebarkan kedua kaki-ku, dia kembali mengoreki vagina-ku, bahkan kali ini dia menjilatinya, sensasi dahsyat kembali muncul, aku tak sanggup untuk menahan desahan-ku,…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hanya beberapa menit aku sanggup bertahan menghadapi sapuan lidahnya yang expert, pengalaman orang ini jauh berbeda dengan-ku,…Aku mulai menyerah pada permainan-nya, tubuhku kembali terasa ingin meledak, aku pun tak sanggup bertahan lama…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Ooooooohhhhh….” desahku panjang, namun orang ini tidak membiarkan begitu saja, dia bahkan menutup clitoris-ku dengan jempolnya, yang membuat cairan cintaku tersumbat, kesakitan yang sangat pedih melandaku, vagina-ku terasa sangat penuh…setelah beberapa saat bajingan laknat itu baru melepaskan jempolnya, dan membiarkan cairan cintaku turun…Aku hanya sanggup bernafas lega dengan nafas yang tersengal-sengal…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kini penis gemuk-nya yang tadi tertidur itu sudah kembali membesar ( bahkan mungkin lebih besar dari pertama tadi ), Bandot ini, tersenyum dan menciumku, aku hanya membalasnya dengan pandangan jijik, kembali tangannya menginvasi kemaluan-ku namus tak lama, sesaat sebelum dia menghantamkan kemaluan-nya, dia masih sempat mencium-ku..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Aaaaaaaa, ampun Tuhan…….” Kemaluan itu tak dapat masuk seluruhnya, ini kemaluan terbesar yang pernah kurasakan, namun bandot tua ini tak berhenti sampai situ..Dia terus melakukan usah-usaha brutal untuk memasukan seluruh kemaluan-nya “Sempit banget sih nih perek, padahal udah basah banget” Bisaiknya, Brengsek dia bahkan masih berpikir bahwa aku pelacur murahan..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya dengan nafsu yang tak tertahan lagi, dia menusukkan kemaluan-nya itu dalam kemaluan-ku, Jeritan yang tadi sempat tertahan dalam kerongkongan-ku tak tertahan lagi, Dengan senyum kepuasaan dia mulai mengerjaiku, goyangan-nya yang tak beraturan membuat ku menjerit kesetanan…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Belum lagi lidahnya yang terus menyapu leherku, dan permainan tangannya yang kasar kepada 2 payudara-ku membuat sensasi yang dahsyat dalam diriku, Ledakan organsme tak tertahankan, organsme-demi organsme mewarnai 20 menit bajingan ini mengerjai-ku dalam posisi standard…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bandot ini tiba-tiba menarik keluar kemaluan-nya, aku segera menutup mataku bersiap dengan semprotan air mani-nya…Namun dia ternyata masih jauh dari itu.. Dia segera menyuruh-ku untuk menungging, kini dia ingin mengerjaiku seperti anjing…Kemaluan-nya kini kembali memasuki tubuh-ku, kali ini tidak sesulit tadi namun masih terasa sangat perih…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sambil menarik rambut-ku dia terus menggenjotku, bahkan sesekali dia menampar bokongku..Aku kembali berorgansme untuk kesekian kalinya..Dia tak memberi kesempatan sedikitku untuk bernafas, seluruh tubuh kami sudah penuh oleh keringat….</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">10 menit kemudian, kurasakan tiba-tiba penisnya mengeras, aku berusaha melepaskan diri, namun bajinagan ini malah memeluk-ku erat-erat..Tangisku tak tertahan lagi, orang ini mau menembak dalam rahim-ku, dia pikir aku pelacur yang meminum obat anti hamil…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Disertai dengan lolongan keras dia memuntahkan muatan-nya dalam rahim-ku, semburan mani-nya itu memancingku untuk kembali berorgansme kecil…Kemudian dengan perasaan tidak bersalah dia melepaskan kemaluan-nya dari vagina-ku dan berdiri, meninggalkan-ku yang menangis di ranjang..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia berjalan mengambil air minum, dan membuka laci meja didekatnya,..Aku melihat dia membuka sebuah Kondom, aneh sekali kondom itu, dengan duri-duri kecil di sekelilingnya…Setelah memakai kondom itu dia kembali ke arahku…Orang ini gila pikirku, setelah menyemburkan muatan-nya dalam rahim-ku kini dia malah memakai kondom…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun pertanyaan itu tidak membutuhkan waktu lama untuk terjawab…Dia mulai mengoreki lubang duburku, bahkan dia meludahi lubang itu..Rasa takut menghinggapiku seketika… ” Tolong pak, saya mau menyepong bapak, atau bapak boleh menyetubuhi saya lagi…Tapi saya mohon jangan disitu” Mohonku dengan air mata yang menggenang…”Gue udah bayar lu untuk all-in manis, gak usah takut, lu bakal belajar menyukai-nya, Ok” Jawabanya yang bernada datar, bagaikan petir di telinga-ku…Aku pun menangi sejadi-jadinya…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku berusaha memberontak semampuku, namun tamparan demi tamparan kembali menghentikan aksi-ku,..aku hanya pasrah terkulai saat dia kembali membalik tubuhku dan kembali mengorek anus-ku, dengan menggunakan sedikit cairan vaginaku, dia mulai melancarkan aksinya untuk menyodomi ku, rintihan ku tak menyurutkan aksinya..Kembali dengan sangat brutal di mulai memperkosa anus-ku…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sungguh perlakuan yang tak bermoral, anusku pun sedikit demi sedikit terbuka, namus rasa perih karena penggunaan lubang yang tak seharusnya itu tak hilang…Dengan seluruh tenaganya, dia berhasil juga untuk memasukan penis itu ke anusku, aku merasakan perih yang tak terkira, air mata dan darah segar dari anusku, hanya terbalas oleh tawa bandot tua itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dia mulai memompa anusku dengan seluruh nafsu yang dimilikinya,..”Ooo fuck yesss….Oh my god…” desah-ku tanpa sadar, aku tak dapat menyembunyikan kenikmatan yang kurasakan lagi, dia kembali mempermainkan payudara-ku, bahkan terkadang tangan-nya mepermainkan vagina-ku, hal itu semakin menambah kenikmatan-ku,…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Organsme-demi organsme kembali melanda tubuh mulusku yang letih ini…Pantatku yang putih bersih kini berwarna kemerahan akibat tamparan-tamparannya..Tak lama kemudian dia kembali melolong panjang akhirnya dia memuntahkan amunisinya…Akupun dapat bernafas lega..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi itu bukan akhir segalanya,..Aku yang tidur terlentang menghadap bandot tua itu, dengan sengaja di mencabut kondom antiknya itu di tubuh sambil menggerakannya ke wajah-ku, kini seluruh tubuh-ku tergenangi oleh cairan mani bandot itu…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian sambil tersenyum dia memoles seluruh tubuhku dengan maninya, bahkan dia memoles wajahku juga, wajahnya begitu terpauskan melihat airmataku, dan wajah-ku yang tak berdaya…Setelah puas mempermalukanku..Dia berdiri dan menuju kamar mandi, Tak lama terdengar bunyi air, dalam keadaan masih sesengukan dan tubuh yang lemah, aku pun tertidur kelelahan…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pukul 8 pagi aku terbangun, seonggok uang 2 juta rupiah terpampang di meja rias,dengan disertai no.telp untuk menghubungi bandot tua itu lagi. Akupun mencari tasku yang untungnya berada di meja, beserta kunci mobil-ku,Ternyata aku masih berada di Hotel yang sama dengan Club-ku semalam..Setelah mandi sebersih-bersihnya untuk mengurangi rasa letih, dan rasa sakit yang teramat sangat di duburku, bayangan-bayangan perkosaan semalam kembali muncul, disertai hasrat untuk kembali mengulanginya..Tak lama aku melihat ranjang bekas pertarungan semalam yang masih berbau menyengat karan Peju, cairan cinta dan keringat kami semalam, bahkan sebercak darah diatasnya..Akupun segera berpakaian dengan tujuan segera lari dari mimpi buruk ini…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tak lama aku pun meluncur pulang kembali ke kost-ku, aku pun tertidur lemas, kemalaman harinya, tanpa rasa berdosa Adhie datang ke tempatku, memberikan “Bagianku”, Dan dia mengancamku, bahkan berencana menjual-ku..Aku pun tak kuasa untuk tidak mengiyakan-nya, demi menjaga kerahasiaan ini..Stelah dia mengambil foto-foto bugil ku untuk di jual, dia kini meminta jatah-nya.Aku tak dapat mengelak lagi dan terpaksa melayaninya..Setelah puas di meninggalkan ku tergolek lemah di ranjang-ku sendiri..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kini Sebulan 2 x, bahkan kadang 3 kali Adhie yang berhenti kuliah itu menghubungi-ku untuk memenuhi panggilan klien-nya..Kini aku mulai menyukai pekerjaan ini, bahkan kalau boleh memilih aku lebih menyukai pengusaha pribumi karena lebih perkasa dibanding pengusaha-pengusaha keturunan…</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-84663540606704922662011-04-07T02:02:00.001-07:002012-05-18T12:18:15.734-07:00Cerita Seks Aku ML Dengan Pembantuku Yang Masih Perawan<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Cerita seks</a> ini berawal ketika Kegemaranku menonton film panas porno berawal dari penemuan tidak terduga dibalik tumpukan lipatan sarung didalam lemari kamar om saya pada awal sekolah menengah atas atau SMA kelas satu. berhubung dulunya satu-satunya media pemutar vcd-vcd pono tersebut ada di TV utama ruang tengah rumah saya, setiap malam saya ‘berkeliaran’ setelah seluruh penghuni rumah tertidur pulas. dari hari kehari, saya selalu penasaran dengan setiap ‘penemuan film seks’ baru saya, dan terkadang perlu menunggu waktu lama untuk bisa menonton film-film hot baru koleksi om saya tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pada suatu hari, seluruh keluarga berpergian keluar kota, saya tidak ikut serta dalam perjalan inap 2 hari tersebut dengan alasan ada janji temu dengan teman-teman besok harinya. namun sayang, dirumah kebetulan mempekerjakan seorang ‘asisten ibu’ (untuk memperhalus kata pembokat), jadi saya tetap tidak leluasa untuk menonton film Panas Dewasa temuan saya dan tetap perlu menunggu waktu yang tepat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">haripun berganti malam, saya sangat penasaran dengan film baru ini, dan memutuskan untuk memutar film pada tengah malam seperti biasa namun tingkat kewaspadaan sedikit berkurang dari biasanya. mulailah saya memutar film demi film yang sangat membuat konak.kreeeekkk.. (pintu kamar Asisten Ibu terbuka).saya pun kaget bukan kepalang beserta panik tiada tara.berhubung kamar sang AI tepat berada disamping ruang tengah rumah saya.sial…remote VCD playernya macet..filmpun terus berputar. namun saya beruntung, sang AI sedang ngantuk berat sehingga tidak terlalu memperhatikan apa yan sedang saya tonton, dan diapun terus menuju kamar mandi untuk buang air.sekembalinya dia ke kamar, saya dapat mengatasi permasalahan pada remote tersebut. dan seolah-olah saya sedang nonton berita malam.dia pun kembali tidur dikamarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">film pun hampir selesai ditonton semua. biasanya berakhir pada membuat bersin burung.namun kali ini lain, jantung saya berdegup kencang, memiliki hasrat untuk melihat barang wanita secara langsung, berhubung belum pernah.otak iblis saya memberi sinyal untuk mencoba mengintip barang sang AI.tanpa berpikir panjangpun saya memberanikan diri untuk memasuki kamarnya yang wangi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">kreeekkk..dia terlelap pulas. jantungpun semakin tidak menentu dengan pikiran-pikiran jahat yang telah terlintas dibenak.sayapun mengendap mendekatinya. dia mengenakan pakaian tidur tipis warna coklat. dia tidur terlentang, sehingga memudahkan saya memulai aksi saya.saya mengelus wajahnya yang lumayan cantik, mulus sekali. dan tertarik untuk memegang payudaranya yang terlihat putingnya, karena dia sepertinya tidak mengenakan bra ketika tidur.saya buka perlahan kancing bajunya, dan merentagkannya lebar. tertampak lah buah dada yang kencang berisi, putingnya yang berwarna merah kecoklatan pun terlihat jelas. saya pun semakin tak karuan, nafas, detak jantung, semuanya.kemudian saya mencoba menurunkan celana pendekny, berhubung dipinggang hanya berbahan karet elasti, jadi mudah bagi saya untuk menurunkannya.wooww..saya terkejut ternyata dia tidak mengenakan pakaian dalam, nampaklah vagina dengan rambut yang sangat sangat jarang dan tampak tidak pernah dicukur itu, sangat bersih dan mulus kelihatannya. berhubung warna kulitnya adalah sangat putih, vaginanya berwana merah.itu pertama kali saya melihat vagina secara langsung, namun berkeinginan untuk meneruskan aksi saya malam itu. mumpung..sang AI pun masih terlelap, jadi kenapa tidak melanjutkan pekerjaan setengah jalan ini?saya pun mulai memegangi puting, payudara dan vagina yang saya dambakan itu secara berurutan. mulusnya.burung saya semakin berasa terbang.lama kelamaan vaginanya menjadi basah dan sangat hangat.terkagetlah saya ketika sang AI tersadar dan duduk sambil bertanya</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“mas Dani, sedang apa? kenapa saya jadi ‘begini’?…”a..aa..anu.. emm.. ” saya terbata-bata tak bisa menjelaskan.”kamu mau apa? mau memperkosa saya?” tanyanya lagi.”maaf, saya g bermaksud begitu, tadinya cuma…cuma…” jawab saya.”cuma terangsang? habis nonton film jorok khan tadi?” tanyanya.Dan sayapun terkaget, ternyata dia tahu saya tadi menonton film porno.”saya tahu kok, dan saya sering ikut lihat secara diam-diam” dia berujar.”Maaf, saya tadi cuma penasaran ingin melihat secara langsung apa yang ada di dalam film itu, cuma mau lihat vagina saja, sebab saya blum pernah” saya menyela.”ya sudah, tak apa-apa” jawabnya tanpa membetulkan pakaiannya yang terbuka.”kalau mau, saya tak apa-apa telanjang buat mas Dani, bahkan melayani lebih pun tak jadi masalah” tambahnya.”namun saya memiliki permintaan, saya ingin memberi hadiah buat keluarga saya untuk akhir tahun ini” pintanya.”apa itu?” tanya saya”saya ingin memberi uang lebih dari gaji saya untuk makan dan beli baju baru buat keluarga saya” jawabnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">dan sayapunmenyanggupi permintaannya dengan mempergunakan uang tabunganku..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">sang AI, yang bernama Sarah itu masih belia, berumur sekitar 18 tahun, berkulit putih bersih dan memiliki tubuh langsing yang sangat terawat. bersedia untuk melepaskan seluruh pakaian tanpa terkecuali dan melayani saya.sayapun meminta untk eksekusi di dalam kamar tidur saya saja. dia pun mengiyakan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">sesampainya dikamar saya, dia yang telah tidak berpakaian itu membantu saya melepaskan pakaian sepenuhnya hingga kamipun bertelanjang bulat.berbaringlah dia diatas ranjang”silahkan mas” ujarnya sembari meletakkan kedua tangannya pada selngakngannya dan membuka lubang kenikmatannya yang merah merona.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">saya pun menghampiri tanpa basa-basi, mungkin karena iblis telah merasuk dan menguasai tubuhku.saya yang belum pernah melihat vagina secara langsung, sekarang ditantang untuk melakukan ‘gulat’ layaknya spasang suami istri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Cerita Seks – Saya mengawali dengan mengecup bibirnya yang merah kecoklatmudaan. sembari meremas payudara dan mengelus putingny yang keras.kemudian turun mengecup leher, turun ke payudara dan menjilati bagian putingnya. dia pun mendesis. “ahh,, mass”ciuman saya turun keperut dan berlanjut ke pinggir vaginanya.awalnya saya ragu untuk melakukan ini, karena dalam pikir saya vagina itu bau, ternyata beda dengan barang milik Sarah.harum, mungkin sewaktu dia ke kamar mandi dia mengenakan pembersih vagina.saya mulai menciumi bibir vaginanya, sampai membuat dia menjambak rambutku. sembari mendesah keras.Ahhh..Aaahhh.. (berhubung rumah kosong, jadi tidak ada rasa khawatir pada kami bersua)saya mulai mejilat lubang vaginanya yang sudah sangat basah itu.”Aawww.. Ahhh.ahh.aaahhh..” desahnya.”mas Dani, setubuhi saya sekarang ya. saya sudah ga kuat.”tanpa ragu, sayapun mengarahkan penis saya yang berukuran 16cm ke arah vagina Sarah, saya tancapkan perlahan, namun tak muat, curiga, dia masih perawan, dan… blessss..”Arghhh…” teriaknya nikmat namun kesakitan.ternyata bernar, dia masih perawan. “bentar mas.. sakit.. aw” pintanya.sayapun mengehentikan aksi saya sejenak.”lagi mas” pintanya lagi.dan pada saat itu saya benamkan seluruh burung saya kedalam vaginanya.berayun berirama keluar masuk dinding vaginanya yang sangat becek dan semakin kencang saya mengocok terdengar sekali suara becek tersebut.”Ahhh… ahh..ahhh.. emmm.. mas Dani.. ughhhh..”desahan demi desahan tercipta dari bibir mungilnya.”saya mau ‘keluar’” saya berkata.”lepasin mas, jangan didalam, berbaring yah” pintanya.saya pun melepaskan kenikmatan pertamakali saya tersebut dan berbaring sesuai mintanya.Sarah menghampiri penis saya dan mengocoknya secara telaten, sangat nikmat.”mau keluar” kataku.diapun berbalik badan berposisi 69, membuka mulutnya dan menghisap penisku.Srott,,srottt,,srooootttttttttttttttttsperma keluar begitu nikmatnya sambil melihat vagina indah Sarah yang merekah setelah berhubungan itu persis dihadapan saya, indah sekali.”saya mau mandi dulu y mas”. katanya</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">sayapun mengiyakan namun hanya terbaring lemas seperti dikuras habis tenaga, seselesainya ‘pertandingan’ dengan AI yang memakan waktu lebih dari 20menit. sayang dia tidak mempersilahkan saya menuju ronde kedua.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">diapun beranjak dari kamar saya dan mandi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">seorang AI bisa sangat telaten berhubungan intim, padahal dia masih perawan. kok bisa yah? tanyaku dalam hati</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">ternyata menurut pengakuannya, dia sering melihat saya menonton BF dan ikut memperhatikan dan itu membuatnya sangat terangsang untuk berhubungan, dan berkeinginan untuk menirukannya pada malam itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">keperjakaan sayapun hilang seiring hilangnya keperawanan AI saya yang cantik dan langsing. namun tak disesali karena kenikmatan pertama saya sangatlah luarbiasa (menurut saya).di lain haripun kami sering melakukannya disaat rumah ditinggal para penghuni utama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-81021740930134148342011-04-01T08:27:00.001-07:002012-05-18T12:18:47.534-07:00Cerita Seks Dengan Istri Bos<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Cerita Seks</a> Sebut saja namaku HAR (nama samaran), aku sudah menikah dengan 3 orang anak dan umurku masih 34 tahun. Isteriku cantik putih dan baik sekali bahkan saking baiknya dia mau menerima aku apa adanya, walaupun gajiku pas-pasan tapi dia tetap mencintaiku. Wajahku tidaklah ganteng atau macho akan tetapi biasa-biasa saja dan aku bukan pemuda yang tinggi, tinggiku hanya 160 cm dengan berat sekitar 55 kg. Tapi walaupun demikian aku termasuk orang yang beruntung karena beberapa kali aku memiliki selingkuhan yang cantik-cantik, jadi pengalamanku cukup banyak. Semua wanita yang menjadi pacar gelapku senang bermain seks denganku karena aku dapat memuaskan mereka, karena aku bisa memberikan kepuasan kepada mereka beberapa kali, bahkan sampai 8 kali orgasme ketika aku berpacaran dengan gadis bule.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pengalamanku kali ini terjadi ketika tahun 2002 saat aku pergi ke Yogyakarta untuk urusan bisnis. Kebetulan aku bekerja di sebuah perusahaan ekspedisi penelitian dan ekowisata maka aku berangkat ke kota Yogya dalam acara pameran ekowisata. Saat itu aku pergi sendirian dengan menggunakan kereta executive. Pertama kalinya aku pergi ke Yogya sendirian jadi aku tidak begitu hapal kota yogya tapi dengan modal nekat dan keberanian akupun memberanikan diri seolah-olah aku sering datang ke kota tersebut. Tadinya aku akan pergi dengan isteri bos ku yang kebetulan sering pergi ke Yogya. Karena masih ada urusan di Jakarta maka isteri bosku tidak jadi menemaniku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Isteri bosku (bernama Mbak Wati) wajahnya cukup menarik dengan kulit yang coklat dan hitam manis dan badannya yang sintal walaupun usianya sudah menginjak 40 tahun tapi masih kelihatan sintal dan berisi, maklumlah sering aerobik dan olah raga. Pada waktu aku di Yogya Mbak Wati sering meneleponku hampir setiap hari bahkan sehari bisa lebih dari 2, pada mulanya aku sendiri tidak tahu mengapa dia sering telpon aku. Saat itu, aku tinggal di sebuh hotel yang lumayan bagus, bersih dan murah di dekat jalan Malioboro. Karena aku sendirian di kota itu aku seringkali kesepian dan aku selalu ingat anak dan isteriku. Akan tetapi itu semua hilang ketika Mbak Wati meneleponku dan aku selalu menggodanya bahwa aku kesepian dan horny di kota ini karena aku sering dengar erangan kenikmatan dari sebelah kamarku, dia hanya tertawa saja. Bahkan dia menggodaku untuk mencari wanita Yogya saja buat menemaniku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beberapa hari kemudian aku mendapat kabar bahwa bosku menyuruh Mbak Wati untuk menemaniku di Yogya, aku berfikir wah ini kesempatan yang baik buatku untuk menggodanya, memang keberuntungan masih berpihak pada diriku. Akhirnya dia bilang bahwa dia akan menyusul dengan menggunakan kereta dan minta di bookingkan satu kamar untuknya. Aku bilang pada hari itu mungkin kamar akan penuh.</div><div style="text-align: justify;">Dia sedikit kecewa lalu dia bilang, "Terus gimana dong, ..aku gak mau tinggal di hotel yang jauh dari kamu, ..ngomong-ngomong Har kamar kamu ada 2 bed apa satu?"</div><div style="text-align: justify;">"Kamarku Cuma satu bed tapi di bawah ranjang ada satu bed lagi jadi mungkin aku bisa pake, emang Mbak mau sekamar denganku?" aku menggodanya.</div><div style="text-align: justify;">"Boleh kalo nggak ada kamar lagi" aku setengah tidak percaya akan ucapannya.</div><div style="text-align: justify;">Aku berfikir inilah kesempatanya aku bisa mendekati dia dan menggodanya.</div><div style="text-align: justify;">"Tapi Mbak aku suka tidur telanjang paling Cuma pake celana dalam doang dan selimut, apa Mbak gak apa-apa? Aku sedikit meyakinkan dia akan kebiasaanku.</div><div style="text-align: justify;">"Nggak apa-apa siapa takut.. masalahnya aku juga kadang-kadang begitu juga".</div><div style="text-align: justify;">Aku semakin senang mendengarnya. Lalu aku menawarkan untuk tinggal sekamar denganku bila tidak ada kamar kosong dan dia setuju.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketika pada hari H nya, aku jemput dia di stasiun dan setelah bertemu aku ajak ke hotel tempat aku menginap, otak ngeresku mulai jalan dan aku mulai berfikir bagaimana caranya agar dia mau sekamar denganku lalu dengan akal bulusku aku berbohong bahwa kamar hotel penuh semua. Lalu aku langsung ajak Mbak Wati ke kamarku dan aku tidak menyangka ternyata dia mau sekamar denganku. Karena sebelumnya aku pikir dia hanya bercanda.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketika malam tiba, aku sengaja mengambil satu tempat tidur lagi, untuk menjaga agar dia tidak mempunyai fikiran yang jelek tentang diriku, karena aku masih takut kalau Mbak Mbak Wati akan marah dan tersinggung bila aku seranjang dengannya karena biasanya itu akan dianggap tidak sopan dan senonoh serta murahan dan perempuan akan marah sekali bila dianggap seperti itu. Sebelum tidur kami mengobrol tentang macam-macam dan pada akhirnya bicara tentang seks. Saking seriusnya bicara tentang seks, aku memberanikan diri memancing reaksinya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Mbak kalo ngomongin seks kayak gini, cewekku dulu seringkali udah basah duluan".</div><div style="text-align: justify;">Lalu dia menjawab, "Ah itu sih biasa, aku aja suka basah".</div><div style="text-align: justify;">Tak lama kemudian suasana berubah karena dia merasa perutnya agak sakit karena kembung. Aku mulai kasihan lalu aku menawarkan diri, "Biar aku refleksi dan pijit deh".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu aku pijit kaki dan betisnya. Pada mulanya dia kesakitan dengan pijitanku tersebut. Otak kotorku mulai datang dan aku coba untuk memijit pahanya dan dia meringis kesakitan. Lama aku memijit pahanya dan makin lama kau kendurkan pijitanku tetapi dia masih mengerang bahkan ketika aku elus-elus dia masih mengerang. Dengan segenap keberanianku aku coba mengelus hingga ke pangkal pahanya dan dia mengerang semakin menjadi, tentu saja penisku langsung berdiri apalagi ketika aku pijit dan elus bagian pahanya dia membuka pahanya lebar-lebar. Lalu aku singkapkan rok tidurnya dan aku elus di pangkal paha kemudian aku beranikan diri mengelus vaginanya, ternyata Mbak wati diam saja dan mengerang, tanpa pikir panjang aku masukkan jari-jemariku ke balik celana dalamnya dan memainkan klitoris dan lubang vaginanya dengan jariku. Ternyata vaginanya sudah basah sekali, lalu aku tarik celana dalamnya dan aku mulai menciumi pahanya hingga sampailah pada gundukan vaginanya yang sangat merangsang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku hisap dan jilat vaginanya yang harum, Mbak wati semakin mengerang kenikmatan.</div><div style="text-align: justify;">"Oh.. oohh.. mmhh.. ohhmm.. sayangg.. ohmm" jilatanku semakin liar dan semakin terasa kakinya mulai mengejang..aku semakin mempercepat tempo jilatan mautku dan dia mengerang semakin keras.</div><div style="text-align: justify;">"Oohh.. ehheehmm.. ohh.. aauuaa.. hhmm" ternyata dia telah mencapai orgasme yang pertama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kemudian aku lepaskan celana dalamku karena kebetulan aku selalu tidur hanya memakai celana dalam dan saat itu aku hanya memakai kain sarung. Dengan penis yang masih menegang aku beralih posisi di atasnya dan menciumi bibir dan kedua susunya dengan jemari tanganku memainkah pentilnya. Karena tidak sabar lalu aku masukkan penisku yang sudah tegang. Sewaktu penisku masuk ke lubang kenikmatan tersebut terdengar erangan keenakan Mbak Wati.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Vagina Mbak Wati serasa sempit karena tulang panggulnya yang seakan-akan mempersempit lubang kemaluannya. Akan tetapi aku merasaka kenikmatan yang luar biasa di penisku dengan lubangnya yang sempit itu. Aku keluar masukkan penisku dan Mbak Wati membuka lebar-lebar kakinya sambil menopang satu kaki ke dinding kamar. Aku semakin merasakan sensasi yang luar biasa ketika penisku keluar masuk, karena dinding lubang vagina dan tulang panggulnya yang menggesek-gesek batang kemaluanku begitu terasa sekali.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mbak Wati masih terus mengerang ketika aku menekan penisku di vaginanya dalam-dalam. Walaupun penisku tidak besar sekali tapi berukuran normal akan tetapi sensasi yang aku berikan ketika aku mengocok penisku di dalam vaginanya membuat Mbak wati mengerang, menjerit keenakan sambil matanya merem melek. Setelah hampir satu jam sejak pemanasan Mbak Wati kelihatan tegang kemudian di merapatkan kedua kakinya dan aku mengangkangkan kakiku sehingga lubang vaginanya semakin sempit. Dengan gaya seperti itu aku masih tetap terus mengocok vaginanya dan Mbak wati semakin mengerang keras.</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya dia bilang, "Ohh sayang aku mau keluaarr.. ohh enakk"..</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akhirnya Mbak Wati tidak bisa menahan gejolak yang ada dalam dirinya, maka jebollah pertahanannya dengan jeritan yang membuatku semakin bergairah. Aku masih mengocok penisku karena sampai saat itu aku masih bertahan dan aku ingin memberikan kenikmatan yang dasyat untuknya sehingga dia tidak bisa lupa dan terus ketagihan. Aku semakin mempercepat kocokanku, semakin cepat aku mengocok jeritan keenakan Mbak Wati semakin kencang dan tak tertahankan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku merasakan sensasi yang tiada taranya, sehingga aku merasakan ada sesuatu yang akan keluar dari batang kemaluanku dan akupun mempercepat irama kocokanku. Badanku semakin menegang dan Mbak Wati semakin mengerang.</div><div style="text-align: justify;">"Ohh.. Mbak aku mau keluar.. Mbak udah mau lagi nggak? aku dah nggak tahan nih"</div><div style="text-align: justify;">"Ohh sayang aku juga mau keluar.. ohh.. oohh kita bareng sayaangg.. oohh aku keluaarr"</div><div style="text-align: justify;">"Aku juga Mbak, ..oohh Mbak eeaannakk?"</div><div style="text-align: justify;">Dan bobollah pertahananku dan pertahanannya.., Crot..crot..crot..</div><div style="text-align: justify;">"Oohh.. enaak.." akhirnya kami orgasme bersama-sama.</div><div style="text-align: justify;">"Oh, kamu hebat sayang.. sampai aku orgasme tiga kali, padahal aku jarang banget loh orgasme walaupun sama suamiku. Malah aku keseringannya nggak bisa orgasme".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan peluh yang mengucur banyak sekali aku tidak segera mencabut penisku dari vaginanya, aku biarkan penisku merasakan sensasi vagina Mbak wati yang begitu nikmat. Akhirnya kamipun tertidur dengan tubuh masih telanjang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Malam itu kami lakukan lagi sampai 4 kali. Pada keesokan harinya kami lakukan lagi hingga siang hari sampai 3 kali. Begitu pula pada malam harinya hingga pagi kami lakukan lagi 3 kali. Setiap hari kami lakukan terus dan sampai kembali ke Jakarta kami masih tetap melakukannya di dalam kereta walaupun hanya sebatas permainan jari-jariku di kemaluannya dan dia mengocok penisku dengan ditutup selimut. Sesampainya di Jakarta kami masih sering melakukannya terkadang di rumahnya ketika boss dan orang-orang pergi atau di kantor saat semua orang sedang keluar. Mbak Wati termasuk wanita yang kuat sekali seperti kuda liar karena untuk membuatnya orgasme memerlukan waktu yang lama dan perlu laki-laki yang betul-betul kuat dan pandai memberikan sensasi hebat, sehingga suaminyapun tidak dapat mengimbanginya, tapi dengan aku Mbak Wati tidak bisa berbuat apa-apa karena setiap kali bersetubuh aku selalu memberikannya kepuasan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Akan tetapi sekarang kami tidak lagi, karena dia memiliki selingkuhan yang lainnya lagi. Sekarang aku kesepian lagi apalagi aku jarang sekali berhubungan dengan isteriku karena terkadang aku kasihan dia sering kecapaian.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Teman-temanku bilang bahwa aku memang jantan karena bisa memuaskan perempuan. Bahkan mereka yang merasa jantan di ranjang tidak dapat mengimbangi permainanku hingga bisa memuaskan perempuan berkali-kali. Sampai wanita bulepun kewalahan karena mereka jarang sekali mendapatkan kepuasan dengan laki-laki bule walaupun mereka memiliki penis yang besar, tapi itu bukan jaminan dan cewek-cewek bule mengakuinya ketika tahu bahwa aku bisa memuaskan mereka beberapa kali.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">*****</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Demikianlah sekelumit pengalamanku dengan isteri bosku yang sangat mengasyikkan. Apabila ada yang berminat menjadikanku sebagai kekasih gelap baik tante-tante atau bukan aku siap melayani dan memuaskan anda semua.</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-83143888427395754002011-04-01T08:26:00.001-07:002012-05-18T12:19:06.071-07:00Cerita Seks Hubungan Dengan Mertua<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Cerita Seks</a> Namaku Heri, umurku sekarang ini 26 tahun. Ini adalah pengalamanku yang benar-benar nyata dengan Ibu mertuaku. Umurnya belum terlalu tua baru sekitar 45th. Dulunya baru umur 18 tahun dia sudah kawin. Ibu mertuaku bentuk tubuhnya biasa-biasa saja malah boleh dikatakan langsing dan singset seperti perawan. Tak heran sebab hingga kini ia masih mengkonsumsi jamu untuk supaya selalu awet muda dan langsing.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Singkat cerita ketika istriku baru melahirkan anak pertama dan aku harus puasa selama sebulan lebih. Bisa dibayangkan sendiri bagaimana pusingnya aku. Hingga suatu saat aku mengantar Ibu mertuaku pulang dari menengok cucu pertamanya itu. Aku biasa mengantarnya dengan motorku. Namun kali itu turun hujan ditengah perjalanan. Karena sudah basah kuyup dan hari sudah menjelang tengah malam aku paksakan untuk menerobos hujan yang deras itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setiba dirumah aku ingin segera membersihkan badan lalu menghangatkan badan. Di rumah itu hanya ada aku dan Ibu mertuaku karena kakak iparku tinggal ditempat lain. Sedangkan adik iparku yang biasa menemani Ibu mertuaku dirumah itu untuk sementara tinggal dirumahku untuk menjaga istriku.</div><div style="text-align: justify;">"Kamu mandi aja deh sana, Her" Kata Ibu mertuaku menyuruhku mandi</div><div style="text-align: justify;">"Ah.. nggak usah.. Ibu duluan deh" Kataku menolak dan menyuruhnya agar lebih dulu</div><div style="text-align: justify;">"Udah.. Ibu disini aja" Kata Ibu mertuaku yang memilih tempat cuci baju dan cuci piring diluar kamar mandi. Karena disitu juga ada air keran.</div><div style="text-align: justify;">"Yah.. udah deh" Kataku sambil mendahuluinya masuk ke kamar mandi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suasana waktu itu agak remang-remang karena lampu penerangannya hanya lampu bohlam 5 watt. Aku iseng ingin tahu bentuk tubuh Ibu mertuaku yang sebenarnya ketika ia telanjang bulat. Maka aku singkapkan sedikit pintu kamar mandi dan menontonnya melepas satu per satu bajunya yang sudah basah kuyup karena kehujanan. Dia tidak tahu aku menontonnya karena dia membelakangiku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku perhatikania mencopot kaus T-shirt-nya ke atas melewati bahu dan lehernya. Lalu BH-nya dengan mencongkel sedikit pengaitnya lalu ia menarik tali BH-nya dan BH itupun terlepas. Adegan yang paling syur ialah ketika ia membuka celana panjang jeansnya. Sret.. celana jeans ketat itu ditariknya ke bawah sekaligus dengan CD-nya. Jreng..! Aku lihat kedua buah pantatnya yang kencang dan montok itu menantangku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku yang sudah tak merasakan sex selama satu bulan lebih dan lagi dihadapkan dengan pemandangan seperti itu. Aku nekat untuk mendekatinya dan aku peluk dia dari belakang.</div><div style="text-align: justify;">"Eh.. Her.. ini apa-apaan.. Her" hardik Ibu mertuaku.</div><div style="text-align: justify;">"Bu.. tolongin saya dong, Bu" rayuku</div><div style="text-align: justify;">"Ih.. apaan sih..?!" Katanya lagi</div><div style="text-align: justify;">"Bu, udah dua bulan ini saya nggak dapet dari Dewi.. tolong dong, Bu" bujukku lagi</div><div style="text-align: justify;">"Tapi aku inikan ibumu" Kata Ibu mertuaku</div><div style="text-align: justify;">"Bu.. tolong, Bu.. please banget" rayuku sambil tanganku mulai beraksi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tanganku meremas-remas buah dadanya yang ukurannya sekitar 34b sambil jariku memelintir puting susunya. bibir dan lidahku menjilati tengkuk lehernya. Tanganku yang satu lagi memainkan klentit-nya dengan memelintir daging kecil itu dengan jariku. Batang penisku aku tekan dilubang pantatnya tapi tidak aku masukkan. Ibu mertuaku mulai bereaksi. Tangannya yang tadi berusaha meronta dan menahanku kini sudah mengendor. Dia membiarkanku memulai dan memainkan ini semua. Nafasnya memburu dan mulai mendesah-desah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Dikamar aja yuk, Bu" bisikku</div><div style="text-align: justify;">Aku papah Ibu mertuaku menuju kamarnya. Aku baringkan dia tempat tidur. Aku buka kedua kakinya lebar-lebar dan sepertinya Ibu mertuaku sudah siap dengan batang penisku. Tapi aku belum mau memulai semua itu.</div><div style="text-align: justify;">"Tenang aja dulu, Bu. Rileks aja, Ok?" Kataku.</div><div style="text-align: justify;">Aku mengarahkan mukaku ke liang vaginanya dan aku mulai dengan sedikit jilatan dengan ujung lidahku pada klentitnya.</div><div style="text-align: justify;">"Ough.. sshhtt.. ough.. hmpf.. hh.. ooghh" Ibu mertuaku mendesah dan mengerang menahan kenikmatan jilatan lidahku.</div><div style="text-align: justify;">Dia sepertinya belum pernah merasakan oral sex dan baru kali ini saja ia merasakannya. Terlihat reaksi seperti kaget dengan kenikmatan yang satu ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Enak kan, Bu..?" Kataku</div><div style="text-align: justify;">"Hmh.. kamu.. sshtt.. kamu.. koq.. gak jijik.. sih, Her?" Tanyanya ditengah-tengah desah dan deru nafasnya.</div><div style="text-align: justify;">"Enggak, Bu.. enak koq.. gimana enak gak?"</div><div style="text-align: justify;">"Hmh.. iyahh.. aduh.. sshhtt.. eenak.. banget.. Her.. sshhtt" jawab Ibu mertuaku sambil terus merintih dan mendesah.</div><div style="text-align: justify;">"Itu baru awalnya, Bu" Kataku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kali ini aku kulum-kulum klentitnya dengan bibirku dan memainkan klentit itu dengan lidahku. Aku lihat sekujur tubuh Ibu mertuaku seperti tersetrum dan mengejang. Ia lebih mengangkat lagi pinggulnya ketika aku hisap dalam-dalam klentitnya. Tak sampai disitu aku terobos liang vaginanya dengan ujung lidahku dan aku masukkan lidahku dalam-dalam ke liang vaginanya itu lalu aku mainkan liukkan lidahku didalam liang vaginanya. Seiring dengan liukanku pinggul Ibu mertuaku ikut juga bergoyang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Ough.. sshhtt.. ough.. sshhtt.. oughh.. hmh.. ough.. shhtt.. ough.. hmh.. oufghh.. sshhtt" suara itu terus keluar dari mulut Ibu mertuaku menikmati kenikmatan oral sex yang aku berikan.</div><div style="text-align: justify;">Aku sudahi oral sex ku lalu aku bangun dan berlutut dihadapan liang vaginanya. Baru aku arahkan batang penisku ke liang vaginanya tiba-tiba tangan halus Ibu mertuaku memegang batang penisku dan meremas-remasnya.</div><div style="text-align: justify;">"Auw.. diapain, Bu..?" Tanyaku</div><div style="text-align: justify;">"Enggak.. ini supaya bisa lebih tahan lama" Kata Ibuku sambil mengurut batang penisku.</div><div style="text-align: justify;">Rasanya geli-geli nikmat bercamput sakit sedikit. Sepertinya hanya diremas-remas saja tetapi tidak ternyata ujung-ujung jarinya mengurut urat-urat yang ada dibatang penis untuk memperlancar aliran darah sehingga bisa lebih tegang dan kencang dan tahan lama.</div><div style="text-align: justify;">"Guedhe.. juga.. punya kamu, Her" Kata Ibu mertuaku sambil terus mengurut batang penisku.</div><div style="text-align: justify;">"Iya dong, Bu" Kataku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kali ini kedua tangan Ibu mertuaku beraksi mengurut batang penisku. Tangan yang satunya lagi mengurut-urut buah pelirku dan yang satu lagi seperti mengocok namun tidak terlalu ditekan dengan jari jempol dan telunjuknya. Tak lama kemudian..</div><div style="text-align: justify;">"Egh.. yah.sudah.. pelan-pelan.. yah sayang" Kata Ibu mertuaku sambil menyudahi pijatan-pijatan kecilnya itu dan mewanti-wantiku supaya tidak terlalu terburu-buru menerobos liang vaginanya.</div><div style="text-align: justify;">Aku angkat kedua kaki Ibu mertuaku dan aku letakkan dikedua bahuku sambil mencoba menerobos liang vaginanya dengan batang penisku yang sedari tadi sudah keras dan kencang.</div><div style="text-align: justify;">"Ouh.. hgh.. ogh.. pelan-pelan, Her" Kata Ibu mertuaku ditengah-tengah deru nafasnya.</div><div style="text-align: justify;">"Iya, Bu.. sayang.. egh.. aku pelan-pelan koq" Kataku sambil perlahan-lahan mendorong penisku masuk ke liang vaginanya.</div><div style="text-align: justify;">"Ih.. punya kamu guedhe banget, sayang.. ini sih.. gak normal"Katanya</div><div style="text-align: justify;">"Kan tadi udah diurut, Bu" Kataku.</div><div style="text-align: justify;">Aku teruskan aksiku penetrasiku menerobos liang vaginanya yang kering. Aku tidak merasa istimewa dengan batang penisku yang panjangnya hanya 15cm dengan diameter sekitar 3 cm.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan sedikit usaha.. tiba-tiba.. SLEB-SLEB-BLESS! Batang penisku sudah masuk semua dengan perkasanya kedalam liang vagina Ibu mertuaku.</div><div style="text-align: justify;">"Ough.. egh.. iya.. sshh.. pelan-pelan aja yah, sayang" Kata Ibu mertuaku yang mewantiku supaya aku tidak terlalu terburu-buru.</div><div style="text-align: justify;">Aku mulai meliukkan pinggulku sambil naik turun dan pinggul Ibu mertuaku berputar-putar seperti penyanyi dang-dut.</div><div style="text-align: justify;">"Ough.. gilaa, Bu.. asyik.. banget..!" Kataku sambil merasakan nikmatnya batang penisku diputar oleh pinggulnya.</div><div style="text-align: justify;">"Ough.. sshtt.. egh.. sshh.. hmh.. ffhh.. sshhtt.. ough.. sshhtt.. oughh" Ibu mertuaku tidak menjawab hanya memejamkan mata sambil mulutnya terus mendesah dan merintih menikmati kenikmatan sexual.</div><div style="text-align: justify;">Baru sekitar 30 menit aku sudah bosan dengan posisi ini dan ingin berganti posisi. Ketika itu kami masih dalam posisi konvensional. Aku mau menawarkan variasi lain pada Ibu mertuaku..</div><div style="text-align: justify;">"Eh.. Ibu yang di atas deh" Kataku.</div><div style="text-align: justify;">"Kenapa, sayang.. kamu capek.. yah..?" Tanyanya.</div><div style="text-align: justify;">"Gak" jawabku singkat.</div><div style="text-align: justify;">"Mo keluar yah.. hi.. hi.. hi..?" Godanya sambil mencubit pantatku.</div><div style="text-align: justify;">"Gak.. ih.. aku gak bakalan keluar duluan deh" Kataku sesumbar.</div><div style="text-align: justify;">"Awas.. yah.. kalo keluar duluan" Goda Ibu mertuaku sambil meremas-remas buah pantatku.</div><div style="text-align: justify;">"Enggak.. deh.. Ibu yang bakalan kalah sama aku"Kataku sombong sambil balas mencubit buah dadanya</div><div style="text-align: justify;">"Auw.. hi.. hi.. hi" Ibu mertuaku memekik kecil sambil tertawa kecil yang membuatku semakin horny.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dengan berguling ke samping kini Ibu mertuaku sudah berada di atas tubuhku. Sambil menyesuaikan posisi sebentar ia lalu duduk di atas pinggulku. Aku bisa melihat keindahan tubuhnya perutnya yang rata dan ramping. Tak ada seonggok lemakpun yang menumpuk diperutnya. Buah dadanya juga masih kencang dengan puting susu yang mengacung ke atas menantangku. Aku juga duduk dan meraih puting susu itu lalu ku jilat dan ku kulum. Ibu mertuaku mendorongku dan menyuruhku tetap berbaring seolah-olah kali ini cukup ia yang pegan kendali. Ibu mertuaku kembali meliuk-liukkan pinggulnya memutar-mutar seperti Inul Daratista.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Egh.. sshhtt.. ough.. sshhtt.. ough.. egh.. hmf" desah Ibu mertuaku.</div><div style="text-align: justify;">"Gila, Bu.. enak banget..!"</div><div style="text-align: justify;">"Ough.. sshhtt.. ough.. sshtt.. ough" Ibu mertuaku mendesah dan merintih sambil terus meliuk-liukkan pinggulnya memainkan batang penisku yang berada didalam liang vaginanya.</div><div style="text-align: justify;">Tanganku meremas buah dadanya yang tak terlalu besar tapi pas dengan telapak tangan. Tanganku yang satunya lagi meremas buah pantatnya. Batang penisku yang kencang dan keras terasa lebih keras dan kencang lagi. Ini berkat pijatan dari Ibu mertuaku tadi itu. Bisa dibayangkan jika tidak aku sudah lama orgasme dari tadi.</div><div style="text-align: justify;">"Ough.. sshtt.. emh.. enagh.. egh.. sshhtt.. ough.. iyaahh.. eeghh.. enak.. ough" liukan pinggul Ibu mertuaku yang tadinya teratur kini berubah semakin liar naik turun maju mundur tak karuan.</div><div style="text-align: justify;">"Ough.. iiyyaahh.. egghh.. eghmmhhff.. sshhtt.. ough.. aku udah mo nyampe" Kata Ibu mertuaku.</div><div style="text-align: justify;">"Bu.. aku juga pengen, Bu.. egh" Kataku sambil ikut menggoyang naik turun pinggulku.</div><div style="text-align: justify;">"Egh.. iyah.. bagusshh.. sayangg.. ough.. sshhtt.. ough.. sshtt.. ough" Ibu mertuaku merespons gerakanku untuk membantunya orgasme.</div><div style="text-align: justify;">Aku mempercepat goyanganku karena seperti ada yang mendesak dibatang penisku untuk keluar juga.</div><div style="text-align: justify;">"Hmfh.. terusshh.. iyah.. ough.. oughh.. AAUGHH.. OUGH.. OUGH.. OUGH" Ibu mertuaku telah sampai pada orgasmenya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pada batang penisku terasa seperti ada cairan hangat mengucur deras membasahi batang penisku. Ibu mertuaku menggelepar dan diakhiri dengan menggelinjang liar dan nafasnya yang tersengal. Ibu mertuaku telah berhenti melakukan liukan pinggulnya. Hanya denyutan-denyutan kencang didalam liang vaginanya. Aku merasakan denyutan-denyutan itu seperti menyedot-nyedot batang penisku Dan.. CROT.. CROTT.. CROTT..! muncrat semua air maniku diliang vagina Ibu mertuaku.</div><div style="text-align: justify;">"Bu, kerasa nggak air mani saya muncratnya..?" Tanyaku</div><div style="text-align: justify;">"Eh.. iya, Heri sayang.. Ibu udah lama pengen beginian" Kata Ibu mertuaku</div><div style="text-align: justify;">"Iya.. sekarang kqn udah, Bu" Kataku sambil mengecup keningnya</div><div style="text-align: justify;">"Oh.. kamu.. hebat banget deh, Her" Kata Ibu mertuaku sambil membelai-belai rambutku.</div><div style="text-align: justify;">"Itu semua kan karena Ibu" Kataku memujinya</div><div style="text-align: justify;">"Ih.. bisa aja.. kamu" sahut Ibu mertuaku sambil mencubit pinggulku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ibu mertuaku masih di atas tubuhku ketika HP-ku berbunyi ternyata dari istriku yang menyuruhku supaya menginap saja dirumah Ibu mertuaku. Setelah telepon di tutup aku memekik kegirangan. Setelah itu kami melakukan pemanasan lagi dan melakukannya sepanjang malam hingga menjelang subuh kami sama-sama kelelahan dan tidur. Entah sudah berapa kali kami bersenggama dalam berbagai posisi. Pagi harinya kami masih melakukannya lagi dikamar mandi untuk yang terakhir lalu setelah itu aku sarapan dan pulang.<span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4112578438506368112.post-71505599838257047152011-04-01T08:25:00.001-07:002012-05-18T12:19:24.618-07:00Cerita Seks Ngentot Dengan Ibu Kost<div style="text-align: justify;"><a href="http://hotsex-dewasa.blogspot.com/">Cerita Seks</a> Saya ingin menceritakan pengalaman saya waktu masih kuliah semester lima di Bandung sekitar 4 tahun yang lalu. Nama saya sebut saja Iwan dan berasal dari Jakarta dan waktu itu saya kos di dekat daerah Dago. Tempat kosnya lumayan bagus dan ibu kos saya waktu itu berumur sekitar 28 tahun. Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan lalu lintas dan dia belum sempat dikaruniai anak. Untuk membiayai kehidupan sehari-harinya dia bekerja di salah satu bank swasta di Bandung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebelumnya saya kos di daerah Cihampelas dan karena ribut dengan salah satu anak kos, saya coba cari tempat kos lain. Rumah kos baru ini saya ketahui dari salah seorang teman yang masih saudara sepupu ibu kos saya. Waktu pertama kali saya datang ke tempat kos, ibu kos saya (sebut saja namanya Rita) agak ragu-ragu karena dia sebenarnya berencana untuk menerima wanita. Maklum karena dia hanya tinggal sendiri ditemani seorang pembantu. Untung akhirnya Mbak Rita mau menerima saya karena tahu saya adalah teman dekat saudara sepupunya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebagai gambaran, Mbak Rita tingginya 163 cm dengan wajah yang cantik. Kulitnya putih dan badannya juga sangat seksi dengan ukuran dada yang lebih besar dari umumnya wanita Indonesia. Belum lama saya tinggal di sana saya mulai tahu kalau Mbak Rita dibalik penampilan luarnya yang cukup alim, ternyata mempunyai libido seks yang cukup tinggi. Waktu itu saya sedang di rumah sendiri dan saya suruh pembantu untuk membelikan makanan di luar. Saya iseng dan masuk ke kamarnya serta membuka lemari pakaiannya. Di lacinya, di bawah tumpukan pakaian dalamnya ternyata terdapat dua buah vibrator yang mungkin sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Mbak Rita juga mempunyai beberapa pakaian dalam dan baju tidur yang sangat seksi. Hal ini sebenarnya sudah saya ketahui dengan memperhatikan pakaian-pakaian dalamnya bila dijemur di halaman belakang rumah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di rumaHPun Mbak Rita cukup bebas, dia hampir tidak pernah menggunakan bra bila di rumah walaupun dia tahu saya ada di rumah. Di balik baju kaos ketat atau baju tidur yang dikenakannya seringkali putingnya terlihat menonjol dan saya sendiri yang kadang-kadang risih untuk melihatnya. Kalau keluar kamar mandipun Mbak Rita biasanya hanya mengenakan handuk yang tidak terlalu besar dan dililitkan di badannya sehingga kemontokan buah dadanya dan kemulusan pahanya terlihat jelas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suatu pagi waktu saya sedang sarapan Mbak Rita masuk ke ruang makan sehabis melakukan senam aerobik di halaman belakang. Dia mengenakan baju senam berwarna merah muda dengan bahan yang cukup tipis tanpa lapisan dalam lagi. Karena bajunya basah oleh keringat, waktu dia masuk saya cukup kaget, karena buah dada dan putingnya terlihat jelas sekali di balik baju senamnya. Saya yakin dia sadar akan hal itu dan sengaja mengenakan baju senam itu untuk menggoda saya. Waktu saya menoleh ke dadanya, Mbak Rita langsung bertanya, "Hayo, lihat apa kamu?" Saya sendiri hanya tersenyum dan berkata, "Ngga lihat apa-apa kok, lagian Mbak pakai baju kok transparan betul sih?" Mbak Rita balik bertanya, "Memangnya kamu nggak suka lihat yang begini?". "Ya suka dong Mbak, namanya juga laki-laki". Waktu itu saya malu sekali dan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan ke hal lainnya. Tetapi sepanjang sarapan harus diakui kalau saya berkali-kali mencoba untuk mencuri pandang ke arah dadanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Malam harinya ketika saya sedang nonton TV di ruang depan Mbak Rita menghampiri saya dengan menggunakan baju tidurnya yang berwarna putih. Dia ikut nonton TV, dan selang beberapa lama dia berkata kepada saya. "Wan, aku pegal-pegal semua nih badannya, mungkin karena aerobik tadi pagi. Bantu pijitin Mbak yah?" Dengan spontan saya berkata, "Boleh Mbak. Di mana?" "Ke kamar Mbak aja deh", katanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya saya sudah menunggu kesempatan ini sejak lama, tetapi memang karena saya orangnya pemalu, saya tidak pernah berani untuk mencoba-coba mengutarakan hal ini ke Mbak Rita. Saya mengikuti Mbak Rita ke kamarnya dan dia menyuruh saya duduk di tempat tidurnya. Mbak Rita kemudian mengambil baby oil dari laci sebelah tempat tidurnya dan memberikannya ke saya. Saya bilang kalau bajunya nanti kotor bila pakai baby oil. Tujuan saya sebenarnya adalah supaya Mbak Rita mau melepaskan baju tidurnya. Mbak Rita langsung mengangkat baju tidurnya di hadapan saya dan yang mengejutkan, dia hanya mengenakan celana dalam G-string berwarna putih yang tidak cukup untuk menutupi bulu kemaluannya yang lebat. Di kiri kanan celananya masih tampak bulu kemaluannya, Tubuhnya indah sekali, payudaranya besar dengan bentuk yang indah dan puting yang berwarna coklat kemerahan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Bagaimana Wan, menurut kamu badanku bagus?" Sayapun mengangguk sambil menelan ludah. Baru pertama kali ini saya melihat tubuh wanita dalam keadaan yang hampir telanjang bulat. Biasanya saya hanya melihat di film atau majalah saja (waktu itu belum ada internet seperti sekarang). Mbak Rita kemudian merebahkan badannya dan saya mulai memijitnya dari belakang setelah terlebih dulu mengoleskan baby oil. Luar biasa, kulitnya mulus sekali dan sekujur tubuhnya ditumbuhi oleh bulu-bulu halus yang menambah keseksiannya. Pada waktu saya memijit kaki dan pahanya, Mbak Rita membuka kakinya lebih lebar, dan saya dapat melihat kemaluannya yang tercetak jelas pada celana dalamnya yang kecil itu. Belum lagi bulu kemaluannya yang keluar dan menambah indah pemandangan itu. Saya terus memijiti paha bagian dalamnya dan saya sengaja untuk tidak sampai ke selangkangannya agar dia terangsang secara perlahan-lahan. Mbak Rita mengeluarkan lenguhan-lenguhan lembut dan saya tahu dia menikmati pijitan saya. Kakinya juga dibuka lebih lebar dan mengharapkan tangan saya menyentuh kemaluannya. Tetap saja saya sengaja untuk tidak menyentuh kemaluannya. Dari kemaluannya sudah mulai keluar sedikit cairan yang membasahi celana dalamnya. Saya tahu kalau dia sudah terangsang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya minta Mbak Rita membalikkan badannya. Dia langsung menurut dan saya usapkan baby oil di dada dan perutnya. Payudaranya cukup kenyal dan waktu saya memainkan jari-jari saya di putingnya dia menutup matanya dan terlihat benar-benar menikmati apa yang saya lakukan. Kemudian Mbak Rita bangun dan meminta saya membuka pakaian saya. Dia berkata kalau dia sudah benar-benar terangsang dan sejak kematian suaminya dia tidak pernah tidur dengan seorang priapun. Aku minta Mbak Rita yang melucuti pakaianku. Dengan cepat Mbak Rita membuka baju kaos yang aku kenakan dan kemudian celana pendek dan celana dalamku. "Kamu juga sudah terangsang yah Wan?". "Iya dong Mbak, dari tadi juga sudah berdiri begini", kataku sambil tertawa. Mbak Rita kemudian memegang kemaluanku dan mulai melakukan oral seks kepadaku. Terus terang itu adalah pertama kali seorang perempuan melakukan hal itu kepada saya. Waktu SMA saya pernah punya pacar tapi kami tidak pernah melakukan hal-hal sejauh itu. Paling-paling juga kami hanya berpegangan tangan dan berciuman. Mbak Rita ternyata ahli sekali dan saya merasakan kenikmatan yang luar biasa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Selang beberapa lama kemudian, Mbak Rita melepaskan celana dalamnya dan menyuruhku tiduran di ranjang dan dia naik di atasku. Kakinya dibuka lebar di atas kepalaku sambil lidahnya menjilati kemaluanku. Pinggulnya diturunkan dan kemaluannya hanya beberapa senti di atas mukaku. Sungguh pemandangan yang sangat indah. Langsung saja aku menjilati kemaluan dan clitorisnya dari bawah. Ternyata rasanya tidak jijik seperti yang aku bayangkan sebelumnya. Cairannya sedikit asin dan tidak berbau. Aku tahu kalau dari kesehariannya yang resik, Mbak Rita pasti juga rajin menjaga kebersihan kemaluannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku terus menjilati kemaluannya dan mulai memberanikan diri menjilati bagian dalamnya dengan membuka kemaluannya dengan jariku lebih lebar. Mbak Rita sangat menikmati dan dia juga menjilati kemaluanku dengan lebih ganas lagi. Kemudian dia bangun dan memintaku memasukkan kemaluanku ke dalam punyanya. "Ayo dong Wan, aku sudah tidak tahan lagi nih". Aku bilang kalau aku belum pernah melakukan hal ini dan Mbak Rita berkata, "Kamu tiduran saja, nanti Mbak akan mengajari kamu." Kemudian Mbak Rita duduk di atasku dan dengan perlahan memasukkan kemaluanku. Rasanya nikmat sekali dan Mbak Rita mulai menggoyangkan pinggulnya. Aku memejamkan mataku dan berpikir kalau beginilah rasanya berhubungan dengan wanita. Kalau sebelumnya hanya imajinasi semata, sekarang aku merasakan bagaimana nikmatnya berhubungan dengan wanita secantik Mbak Rita.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Malam itu kami berhubungan badan dua kali. Setelah kami selesai yang pertama, Mbak Rita mengajak saya mandi dan kemudian mengganti sprei dengan yang baru karena kotor oleh keringat dan baby oil yang digunakan tadi. Kemudian kita lanjut lagi dan mencoba melakukan gaya-gaya lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah kejadian malam itu, Mbak Rita sering mengajak saya tidur di kamarnya dan hubungan seks di antara kami menjadi hal yang rutin kami lakukan. Mbak Rita juga suka mengajak saya melakukannya di seluruh bagian rumah, dari ruang tamu sampai halaman belakang. Biasanya bila melakukan di luar kamar, kami melakukannya malam hari setelah pembantu tidur. Pernah sekali pembantu rumah memergoki kami di ruang tengah waktu dia mau mengambil minuman di dapur. Cepat-cepat dia memalingkan muka dan balik ke kamarnya. Setelah itu dia tidak pernah lagi keluar malam-malam dan itu lebih membuat kami lebih bebas melakukannya di rumah. Sewaktu pembantu mudik pada saat lebaran kami menghabiskan waktu di rumah tanpa mengenakan pakaian selembarpun. Mbak Rita yang mengusulkan hal itu dan begitu sampai di rumah Mbak Rita langsung melucuti semua pakaian yang dikenakannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saya juga mulai sering pergi dengan Mbak Rita dan waktu itu hubungan kami sudah layaknya seperti orang pacaran. Diapun sudah tidak mau lagi disapa dengan Mbak dan dia minta saya memanggilnya dengan nama depannya sendiri. Dia juga tidak mau lagi menerima uang kos dari saya dan uang kiriman orang tua dapat saya gunakan untuk bepergian dengan dia. Satu hal yang saya ingin ceritakan, dia jarang sekali mengenakan celana dalam bila pergi keluar rumah, kecuali kalau ke kantor. Pernah juga beberapa kali saya minta dia ke kantor dengan tidak mengenakan celana dalam di balik roknya dan dia menuruti. Kalau saja karyawan laki-laki di bank tempat dia bekerja tahu kalau di balik roknya yang lumayan pendek itu tidak ada apa-apa lagi.. Kalau bra, biasanya dia kenakan karena bila tidak akan terlihat jelas dan dia risih bila banyak mata lelaki yang memandang ke arah dadanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hubungan kami masih berlangsung sampai sekarang walaupun orang tuaku tidak menyetujui karena usianya yang jauh lebih tua dan statusnya yang janda. Saya sekarang bekerja di Jakarta dan bila akhir pekan saya selalu menghabiskan waktu saya di Bandung. Rencananya akhir tahun ini kami akan menikah walaupun orang tua saya tidak menyetujui.<span class="fullpost"> </span></div>lobentohttp://www.blogger.com/profile/08832368457547993516noreply@blogger.com1